tirto.id - Mudah lelah, kurang berenergi, pegal-pegal, sensasi kembung dan mual, nyeri yang konsisten di bagian perut bawah—apa lagi yang kamu rasakan saat menjalani menstruasi, terutama pada hari pertama?
Kondisi tersebut terjadi karena fluktuasi hormon di tubuh perempuan yang berlangsung beberapa hari sebelum menstruasi dimulai.
Menurut Cleveland Clinic, sesaat sebelum menstruasi, produksi hormon prostaglandin meningkat. Akibatnya, rahim berkontraksi lebih intens saat meluruhkan lapisan jaringan di dindingnya.
Kontraksi inilah yang membikin perut bagian bawah menjadi kram dan nyeri. Sementara rasa cepat lelah dan tak berenergi kemungkinan disebabkan oleh produksi hormon estrogen dan progesteron yang rendah pada hari pertama menstruasi.
Proses tersebut umumnya tidak berlangsung lama. Beberapa hari setelah menstruasi dimulai, ketidaknyamanan ini akan berkurang. Penyebabnya adalah produksi prostaglandin yang menurun, dan sebaliknya, produksi estrogen dan progesteron meningkat.
Olahraga, Sebuah Pilihan Baik?
Nah, saat tubuh terasa tidak nyaman karena menstruasi, kamu mungkin ingin berbaring saja di sofa atau kasur, mengompres perut dengan air hangat untuk membantu meredakan rasa sakit.
Aktivitas bergerak, dalam hal ini olahraga, bisa jadi opsi ke sekian karena kita sudah telanjur khawatir tidak akan optimal melakukannya. Misalnya saja, durasi jadi lebih pendek, pace menjadi lebih lambat, fokus berkurang, dan energi lebih cepat terkuras.
Anggapan bahwa menstruasi berdampak pada performa olahraga juga datang dari atlet-atlet perempuan, seperti pemain sepak bola dari dua klub di Women’s Super League, Inggris.
Menurut mereka, seperti dipaparkan dalam studi di jurnal Science and Medicine in Football (2021), siklus menstruasi sudah memberikan dampak negatif pada performa olahraga.
Wujudnya bervariasi, mulai dari sulit tidur, nafsu makan turun, tenaga berkurang, dan mudah lelah. Selain itu, masa pemulihan setelah pertandingan juga terganggu jika mengalami menstruasi.
Lalu, apakah olahraga sebaiknya ditinggalkan saja saat kita menstruasi?
Menurut dr. Bram Pradipta, Sp.OG, Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi di RSUD Koja, RS Gading Pluit, dan Klinik Kehamilan Sehat Duren Sawit di Jakarta, jawabannya tergantung dari apakah olahraga merupakan bagian dari aktivitas rutin yang kamu lakukan sehari-hari atau tidak.
Mengapa demikian?
Penyebabnya berkaitan dengan kebiasaan. Kalau kamu rutin berolahraga, kamu memiliki metabolisme tubuh yang lebih tinggi. Maka tubuhmu tidak akan terlalu terpengaruh oleh fluktuasi hormon yang berlangsung saat menstruasi.
Apabila kamu jarang berolahraga, metabolisme tubuh cenderung rendah karena otot-ototmu tidak terlatih. Kondisi inilah yang membuat dampak fluktuasi hormon menjadi signifikan.
Bagaimana dengan olahraga yang sebaiknya dihindari saat menstruasi? Terkait hal ini, dr. Bram menuturkan, sebenarnya tidak ada jenis olahraga yang sampai perlu dilarang.
“Namun,” dr. Bram menekankan, “Saya tidak menyarankan melakukan latihan angkat beban dan latihan otot perut yang terlalu berat di hari-hari awal menstruasi, apalagi kalau kondisinya sudah lelah dan terasa nyeri. Tunggu sampai volume darah yang keluar sudah berkurang, maka kamu bisa kembali berolahraga seperti biasa.”
Manfaat Berolahraga di Kala Menstruasi
Menurut dr. Bram, tetap berolahraga saat menstruasi, meskipun gerakan-gerakannya ringan, dapat membawa dampak baik bagi tubuh.
Dikutip dari Healthline, berolahraga dapat membantu mengurangi gejala-gejala PMS (pre-menstrual syndrome), seperti mudah lelah dan mood swings.
Selain itu, karena olahraga mendorong produksi hormon endorfin—pereda nyeri alami di dalam tubuh—rasa nyeri seperti kram perut, sakit kepala, dan sakit pinggang saat menstruasi berpotensi untuk berkurang.
Kamu tidak perlu khawatir bahwa aktivitas olahraga saat menstruasi akan membuat volume darah yang keluar menjadi lebih banyak. Menurut dr. Bram, itu mitos.
Manfaat lain dari olahraga secara rutin adalah membantu menstruasi lebih teratur. Sebab, tubuh menjadi lebih bugar dan risiko obesitas berkurang sehingga produksi hormon estrogen menjadi lebih teratur.
Siklus menstruasi umumnya berlangsung selama 28 hari, meskipun normalnya bisa bervariasi antara 21 sampai 35 hari. Pada remaja, siklus menstruasi bisa berlangsung lebih panjang dan durasinya pun lebih lama. Semakin usia bertambah, siklus menstruasi dan durasinya menjadi lebih pendek dan stabil.
Memang betul, pada kasus-kasus tertentu, olahraga malah dapat membuat siklus menstruasi tidak teratur. Lazim ditemui pada kalangan atlet, hal ini terjadi karena mereka berolahraga secara rutin dengan intensitas tinggi.
Akibatnya, kadar lemak di tubuh berkurang. Ditambah dengan diet yang ketat, produksi hormon pun jadi semakin rendah. Siklus menstruasi pun jadi tidak teratur, atau bahkan tidak terjadi menstruasi.
Tips Berolahraga dengan Nyaman
Setelah memahami sederet manfaat berolahraga saat menstruasi, yang sekarang perlu kita perhatikan adalah bagaimana cara melakukannya dengan nyaman.
Pertama, pastikan kamu mengenakan pakaian olahraga yang nyaman. Bahannya tidak terlalu ketat dan mampu menyerap keringat.
Kemudian, agar tubuhmu tetap bersih dan segar, pilihlah produk menstruasi yang membuatmu nyaman, jangan lupa perhatikan daya tampung yang cukup sesuai volume darah menstruasi.
Usai berolahraga, segeralah mandi dan keringkan badan. Jika tidak memungkinkan, paling tidak ganti produk menstruasi dengan yang baru serta ganti pakaian yang basah oleh keringat dengan yang kering, termasuk celana dalam.
Pada akhirnya, dr. Bram berpesan, olahraga tidak perlu dipaksakan saat menstruasi.
“Setiap orang memiliki tingkat kebugaran yang berbeda-beda, serta kondisi saat menstruasi yang juga berbeda-beda. Karena itu, hal yang paling penting adalah mendengarkan tubuhmu sendiri. Jangan memaksakan diri bila kamu merasa tidak mampu atau sudah mencapai batasan,” pungkas dr. Bram.
Setuju!
Penulis: Yunita Lianingtyas
Editor: Sekar Kinasih