Menuju konten utama
Kesehatan Perempuan

Benarkah Olahraga Bisa Pengaruhi Siklus Menstruasi?

Apakah benar rajin berolahraga bisa memengaruhi siklus menstruasi? Berikut penjelasannya.

Benarkah Olahraga Bisa Pengaruhi Siklus Menstruasi?
Ilustrasi Olahraga. foto/istockphoto

tirto.id - Menstruasi merupakan proses meluruhnya sel telur atau ovum yang tidak berhasil dibuahi. Proses ini terjadi bersamaan dengan menebalnya lapisan dinding rahim.

Menurut NHS, panjang siklus menstruasi perempuan bervariasi pada masing-masing perempuan. Namun, rata-rata perempuan mengalami menstruasi setiap 28 hari.

American Congress of Obstetricians and Gynecologist (2010) mengatakan, lama siklus menstruasi yang normal berlangsung antara 21 hingga 35 hari.

Siklus haid atau menstruasi adalah waktu yang dihitung dari hari pertama haid seorang perempuan, sampai sehari sebelum haid berikutnya.

Anak perempuan dapat memulai menstruasi mereka mulai dari usia 8 tahun ke atas. Namun, rata-rata anak perempuan akan mendapatkan menstruasi pada usia 12 tahun.

Sementara itu, usia rata-rata saat perempuan berhenti menstruasi atau menopause adalah 51 tahun.

Terdapat tiga fase siklus menstruasi, yaitu:

  1. Fase folikuler: dimulai sejak hari pertama menstruasi, dan fase ini berakhir dengan ovulasi
  2. Fase ovulasi: fase ini terjadi selama 12 hingga 16 hari. Ovulasi berarti adanya proses pembentukan sel telur yang telah matang dari salah satu ovarium
  3. Fase luteal: fase ini terjadi setelah ovulasi sel granulasa membesar dan membentuk vakuola. Vakuola ini akan menumpuk bersama dengan pigmen kuning atau lutein. Akhirnya, folikel akan menjadi korpus luteum.
Korpus luteum akan mengeluarkan ovum. Jika konsepsi dan implementasi tidak terjadi, maka korpus luteum akan mengalami regresi dan terjadilah menstruasi.

ilustrasi menstruasi

ilustrasi menstruasi. FOTO/iStockphoto

Pengaruh Olahraga Terhadap Siklus Menstruasi

Menurut Healthline, olahraga tidak berpengaruh langsung terhadap siklus menstruasi perempuan.

Yang memengaruhi siklus menstruasi perempuan menjadi tidak teratur, bahkan menjadi berhenti sama sekali adalah ketidakseimbangan energi yang dikonsumsi dengan energi yang dikeluarkan dan ini disebut sebagai ketersediaan energi yang sangat rendah.

Ketersediaan energi yang rendah ini dapat terjadi karena berbagai alasan, seperti perubahan atau pembatasan pola makan, olahraga yang terlalu berat dan tidak seimbang, stres, atau kombinasi dari faktor-faktor ini.

Banyak perempuan yang giat berolahraga dan sangat memperhatikan bentuk tubuhnya, lupa untuk memberi asupan nutrisi yang cukup kepada tubuhnya.

Para perempuan ini lebih mementingkan berolahraga, dan lupa bahwa untuk berolahraga, tubuh membutuhkan asupan energi yang besar.

Salah satu cara terbaik dan utama untuk memberi asupan energi itu adalah dengan mengonsumsi nutrisi seimbang.

Asupan nutrisi yang seimbang itu harus dapat memberikan asupan energi, sehingga ketersediaan energi benar-benar memadai, dan tubuh tidak dipaksa bekerja tanpa bahan bakar yang cukup.

Jika perempuan yang rutin berolahraga tidak memperhatikan asupan nutrisi yang seimbang, maka mereka bisa terkena amenorrhea atau hilangnya siklus menstruasi pada perempuan.

Walaupun demikian, sayangnya tidak ada standar yang sama tentang bagaimana pola makan dan pola olahraga seseorang dapat memengaruhi siklus menstruasi seorang perempuan.

Setiap perempuan, ternyata memiliki standar dan batasnya masing-masing. Jadi, bisa jadi ada pola makan dan pola berolahraga yang membuat siklus menstruasi seorang perempuan tidak teratur, namun bagi perempuan yang lain, justru tidak berpengaruh apapun.

Baca juga artikel terkait SIKLUS MENSTRUASI atau tulisan lainnya dari Lucia Dianawuri

tirto.id - Kesehatan
Kontributor: Lucia Dianawuri
Penulis: Lucia Dianawuri
Editor: Dhita Koesno