tirto.id - Menstruasi adalah proses meluruhnya ovum atau sel telur yang gagal dibuahi, bersama dengan menebalnya lapisan dinding uterus atau rahim. Perempuan memiliki siklus menstruasi sekitar 28 hari hingga satu bulan.
Istilah "mens" diambil dari bahasa Yunani, yang berarti satu bulan. Dilansir dari modul tema 10 berjudul Reproduksi dan Hidup Sehat milik Ir. Muhamad Noval, M.Pd, menstruasi atau haid sendiri dapat terjadi selama dua sampai tujuh hari.
Menurut American Congress of Obstetricians and Gynecologists (2010), lama siklus menstruasi normalnya adalah 21-35 hari, atau biasanya 28 hari. Siklus ini menetap, dan teratur pada usia 18 hingga 40 tahun.
Rata-rata perempuan akan kehilangan darah sebanyak 40 hingga 50 ml. Kemudian, 70 persennya akan hilang pada 48 jam pertama, dan kontraksi terkuat terjadi pada 24 sampai 48 jam pertama.
Sementara masa subur biasanya terjadi selama dua minggu, sebelum hari pertama terjadinya menstruasi. Umunya apabila perempuan melakukan hubungan seksual pada masa subur, bisa jadi terjadi pembuahan atau ovulasi di dalam rahim.
Menstruasi biasanya dialami oleh perempuan pada usia 10 hingga 15 tahun. Siklus menstruasi merupakan sebuah proses yang dikontrol oleh hormon. Selama siklus ini berlangsung, sel telur akan dilepaskan dari rahim.
Kemudian, lapisan rahim (endometrium) akan mengental karena siap untuk dibuahi. Terdapat tiga fase siklus menstruasi yaitu:
Fase Folikuler
Dikutip dari jurnal Ministry of Health, fase folikuler dimulai sejak hari pertama menstruasi. Kemudian, fase ini berakhir dengan ovulasi.
Selama fase folikuler berlangsung, kelenjar pituitari yang terletak di dasar otak akan melepaskan hormon perangsang folikel atau kista. Hormon ini akan menghasilkan 10 hingga 20 folikel di ovarium. Setiap folikel menampung telur yang belum matang.
Folikel tersebut, akan memproduksi hormon estrogen. Pada gilirannya, hormon tersebut akan menebalkan lapisan rahim. Penebalan ini disebabkan karena, sel telur sudah siap untuk dibuahi.
Biasanya hanya terdapat satu folikel yang disimpan, dan dapat tumbuh bergerak ke permukaan ovarium. Sementara sisa dari folikel, secara bertahap akan memudar dan diseram kembali ke dalam tubuh.
Fase Ovulasi
Ovulasi terjadi selama 12 sampai 16 hari. Istilah dari ovulasi menunjukkan pembentukan sel telur yang telah matang dari salah satu ovarium.
Sesaat sebelum ovulasi, dinding luar folikel yang menonjol akan membengkak dengan cepat. Kemudian, daerah kecil pada bagian tengah kapsul yang disebut stigma, akan menonjol layaknya puting.
Kemudian, dalam waktu 30 menit cairan mulai mengalir dari folikel melalui stigma. Sekitar dua menit kemudian, maka folikel akan berubah menjadi lebih kecil karena kehilangan cariannya.
Selanjutnya, stigma akan robek dengan cukup besar. Tidak hanya itu, cairan kental yang terdapat di bagian tengah folikel mengalami evaginasi. Evaginasi adalah pelipatan lapisan sel dari luar kedalam.
Cairan kental tersebut akan membawa ovum bersamanya, dan dikelilingi oleh beratus-ratus sel granulosa kecil. Sel granulosa kecil ini disebut dengan korona radiata atau sel kumulus.
Fase Luteal
Fase luteal terjadi setelah ovulasi sel granulasa membesar, dan membentuk vakuola. Vakuola tersebut akan bertumpuk dengan pigmen kuning atau lutein. Kemudian, folikel akan menjadi korbus luteum.
Selain itu, dalam fase ini juga akan terjadi vaskularisasi. Vaskularisasi terjadi pada lapisan granulose. Lapisan ini akan mencapai puncaknya pada hari kedelapan hingga kesembilan setelah terjadinya ovulasi.
Pada fase ini, juga terjadi Luteinized granulose cells. Luteinized granulose cells dalam korpus luteum akan membuat lebih banyak progesteron, dan estrogen.
Sehingga, dua hormon tersebut akan meningkat pada fase luteal. Selama fase ini, kadar gonadotropin akan berada pada tingkat yang rendah.
Kadar gonadotropin akan kembali meningkat akan terjadi pada hari ke-26 hingga ke-28 sampai regresi korpus luteum berlangsung. Korpus luteum merupakan massa jaringan kuning di dalam ovarium. Korpus luteum dibentuk oleh sebuah folikel yang telah matang, dan mengeluarkan ovumnya
Jika konsepsi dan implementasi tidak terjadi, maka korpus luteum akan mengalami regresi, dan terjadilah menstruasi.
Penulis: Ega Krisnawati
Editor: Yulaika Ramadhani