Menuju konten utama

OJK: Pertumbuhan Kredit Melambat, Bukan Karena Likuiditas

Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso menyebut pertumbuhan kredit hingga September 2019 di angka 7,9 persen year on year (yoy).

OJK: Pertumbuhan Kredit Melambat, Bukan Karena Likuiditas
Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso didampingi anggota Dewan Komisioner OJK Ahmad Hidayat dan Riswinandi menghadiri rapat kerja dengan Komisi XI DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (23/5/2018). ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto

tirto.id -

Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso menyebut pertumbuhan kredit September 2019 mengalami perlambatan dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

OJK mencatat, pertumbuhan penyaluran kredit hingga September 2019 di angka 7,9 persen year on year (yoy). "Kalau kita benchmark tahun lalu, itu hampir 12 persen," ucapnya.

Meski demikain, kata wimboh, hal tersebut bukan disebabkan oleh seretnya likuiditas perbankan. Sebab, funding gap atau selisih pertumbuhan kredit dan DPK makin menipis dengan rasio likuiditas di atas treshold.

"Jadi ini memang kelihatan demand kredit sangat terbatas akhir-akhir ini," imbuhnya.

Wimboh melanjutkan, pertumbuhan kredit Januari-September 2019 ditopang oleh kredit investasi dengan pertumbuhan sebesar 12,8 persen yoy. "Ini bagus karena ini akan menjadi triger untuk peningkatan kredit modal kerja," imbuhnya.

Meski demikian, kredit modal kerja sendiri masih mengalami pertumbuhan yang rendah yakni 5,9 persen, sementara kredit konsumsi hanya tumbuh 6,8 persen.

"Ini makanya ke depan harus kita dorong bagaimana meng-create domestic demand dan kredit modal kerja untuk investasi yang sudah dilakukan," imbuhnya.

Sementara secara sektoral, kredit infrastruktur masih mencatatkan pertumbuhan cukup tinggi yakni sebesar 26,5 persen lebih tinggi ketimbang posisi September 2018 yang berada di posisi 17,2 persen.

Peningkatan tersebut ditopang oleh penyaluran kredit konstruksi pemerintah yang tumbuh 26,3 persen. Sementara kredit untuk sektor pertanian sebesar tumbuh 9,6 persen, melambat ketimbang periode sama tahun sebelumnya yang tumbuh 11,3 persen.

Kredit industri pengolahan juga masih tumbuh 8,8 persen, naik tipis ketimbang peride sama tahun sebelumnya yang berada di angka 8,7 persen. Adapun pertumbuhan kredit pertambangan anjlok ke angka 5,44 persen dari posisi 24,5 persen di September 2018.

Baca juga artikel terkait PERTUMBUHAN KREDIT PERBANKAN atau tulisan lainnya dari Hendra Friana

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Selfie Miftahul Jannah
Penulis: Hendra Friana
Editor: Hendra Friana