Menuju konten utama

Nevada Store, Trik Matahari Tetap Bersinar di Bisnis Retail

Tahun ini paling dinamis bagi Matahari Department Store, setelah menutup beberapa gerai, Matahari membuka gerai baru khusus brand Nevada.

Nevada Store, Trik Matahari Tetap Bersinar di Bisnis Retail
Sejumlah pengunjung memilih koper yang dijual di Matahari Department Store, Mal Taman Anggrek, Jakarta, Kamis (23/11/2017). ANTARA FOTO/Aprillio Akbar

tirto.id - Matahari, yang melekat sebagai gurita bisnis department store dahulu hanya sebuah toko pakaian anak-anak di Pasar Baru Jakarta pada 60 tahun silam. Ia lalu melakukan transformasi bisnis dengan membuka department store modern pertama di Indonesia sejak 1972.

Berselang lebih dari empat dekade, Matahari Department Store (www.mataharistore.com) masuk era digital, dengan menjadi bagian dari toko di MatahariMall.com, keduanya bagian dari Grup Lippo.

Namun, beberapa bulan lalu, kabar tak sedap menimpa Matahari, gerai yang baru dibuka pada 2015 justru ditutup. Corporate Secretary PT Matahari Department Store Tbk, Miranti Hadisusilo mengatakan gerai di Pasaraya Manggarai dan Blok M dinilai sudah tidak memberikan kontribusi yang besar pada perusahaan. Pendapatan Matahari dalam beberapa tahun terakhir memang mengalami tren perlambatan pertumbuhan.

“Industri ritel sedang slowing down (melambat) sehingga (pendapatan dari) kedua gerai tersebut tidak sesuai dengan target manajemen,” ujar Miranti kepada Tirto September lalu.

CEO dan Vice President Director Matahari Department Store Richard Gibson dalam laporan keuangan kuartal III-2017 menegaskan perseroan sedang berada pada tahapan evolusi penting bisnis mereka antara lain "dengan memperkenalkan berbagai cara inovatif untuk semakin meningkatkan pengalaman berbelanja pelanggan kami baik melalui peningkatan pada gerai dan juga pada produk merchandise yang ditawarkan,” katanya.

Kini, Matahari mencoba mencari strategi baru dengan membuka gerai khusus (Specialty Store) dengan brand Nevada. Nevada Store dibuka di Plaza Semanggi Jakarta, lalu disusul di Pakuwon Mall Surabaya. Pembukaan Nevada store ini dianggap manajemen sebagai salah satu inovasi perseroan. Gerai ini akan menghadirkan beragam produk Nevada yang menyasar segmen anak muda.

“Gerai ini secara khusus menghadirkan berbagai macam produk Nevada, merek eksklusif Matahari yang kerap kali mendapatkan penghargaan sebagai salah satu merek pilihan konsumen,” kata Miranti dalam keterangan resmi yang diterima Tirto.

Matahari mencoba memaksimalkan potensi yang mereka bisa garap dengan mengusung brand yang sudah kuat. Nevada menjadi jalan baru bagi Matahari.

Infografik Matahari Departement Store

Nevada Store di Tengah Kelesuan Retail

Nevada merupakan brand unggulan yang dimiliki Matahari. Keputusan Matahari membuka gerai khusus untuk Nevada cukup beralasan. Nevada memang sudah banjir penghargaan antara lain netizen Brand Choice Award 2017 versi Warta Ekonomi.

Pada 2015, Nevada juga pernah meraih penghargaan Top Brand Award 2015 untuk kategori pakaian dalam wanita. Setahun sebelumnya, merek ini diganjar Top Brand Award 2014 untuk kategori yang sama. Riset ini dilakukan oleh Frontier Consulting Group di delapan kota besar terhadap 5.200 responden.

Di Surabaya, Nevada Store berada di lantai 1 Pakuwon Mall dan menempati area seluas lebih dari 200 m2. Di sana, gerai akan dikhususkan menjual barang-barang brand Nevada, mulai dari beragam pakaian hingga parfum. Produk Nevada pun akan menyasar konsumen anak muda.

Apakah strategi ini bakal sukses?

Tantangan Nevada untuk menjadi pengungkit kinerja Matahari memang tak mudah, karena sektor ritel secara umum sedang melambat.

Catatan Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) yang dirilis September lalu, industri ritel hanya mampu tumbuh 3,9 persen pada Kuartal I dan 3,7 persen pada kuartal II. Padahal pada 2016 sektor ini masih tumbuh mencapai 11,3 persen.

Faktor penyebab lambatnya pertumbuhan industri ritel antara lain karena; usia produktivitas masyarakat yang lebih cepat, berubahnya pola belanja ke online, adanya sikap menahan belanja karena adanya situasi tidak kondusif, lebih gemar berplesiran, dan juga time deposit.

Menurut Guru Besar Ekonomi Universitas Indonesia Rhenald Kasali, tren konsumen dan gaya hidup saat ini terus berubah. Hal itu memaksa pengusaha untuk terus melakukan inovasi. Caranya dengan mendahului konsumen dan mendikte gaya hidup konsumen itu sendiri, atau mengikuti tren yang sudah ada.

"Yang pertama itu sudah dikuasai dan dilakukan anak-anak muda berbasiskan teknologi seperti Google, Amazon, Gojek, Bukalapak, Lazada dan lain-lain. Nah, bagi pemain lama ini jadi serba salah karena jika pun ingin jadi yang pertama, SDM mereka terdiri dari orang yang relatif sudah agak tua dan basisnya adalah logika pasar riil,” kata Rhenald kepada Tirto.

Nevada akan menjadi pembuktian bagi Matahari, agar “sinarnya” tak meredup di pasar yang sedang bergerak dinamis.

Baca juga artikel terkait RETAIL atau tulisan lainnya dari Dano Akbar M Daeng

tirto.id - Marketing
Reporter: Dano Akbar M Daeng
Penulis: Dano Akbar M Daeng
Editor: Suhendra