tirto.id - Neraca perdagangan Indonesia pada bulan Maret 2022 kembali mengalami surplus cukup besar yakni mencapai 4,53 miliar dolar AS. Surplus ini sekaligus melanjutkan tren surplus sejak Mei 2020 lalu, atau telah terjadi dalam kurun waktu 23 bulan berturut-turut.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto mengatakan, meskipun surplus neraca perdagangan terus berlanjut, pemerintah akan tetap waspada dan terus responsif dalam menghadapi berbagai tantangan yang mungkin muncul.
Berbagai tantangan tersebut seperti melambatnya laju pemulihan ekonomi Zona Euro akibat perang Rusia-Ukraina, serta penerapan lockdown yang baru saja kembali dilakukan di Tiongkok.
"Kondisi ini diperkirakan berpengaruh pada performa ekspor ke depan," kata Airlangga dalam pernyataannya, Selasa (19/4/2022).
Di sisi lain, kenaikan harga komoditas energi dan bahan pangan juga berpotensi mendorong inflasi global. Harga minyak mentah tercatat terus meningkat, di mana per Maret 2022 naik sebesar 18,58 persen (mtm).
Di saat yang sama, kata Airlangga beberapa harga bahan pangan global juga mengalami peningkatan, seperti harga kedelai yang naik 8,91 persen (mtm) dan harga gandum dengan peningkatan sebesar 24,53 persen (mtm).
"Untuk itu, guna memitigasi dampak transmisi kenaikan harga komoditas global ke domestik, pemerintah akan terus mengoptimalkan peran Tim Pengendali Inflasi Nasional dalam menjaga stabilitas inflasi," kata Airlangga.
Untuk menjaga stabilitas inflasi, pemerintah akan menerapkan strategi 4K, yakni menjaga keterjangkauan harga, ketersediaan pasokan, kelancaran distribusi, dan komunikasi yang efektif.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca perdagangan Indonesia pada Maret 2022 surplus sebesar 4,53 miliar dolar AS. Surplus ini terjadi akibat nilai ekspor lebih tinggi dibandingkan posisi impornya.
Kepala BPS, Margo Yuwono mengatakan, pada Maret 2022 ekspor Indonesia menyentuh 26,50 miliar dolar AS, atau naik 29,42 persen secara month to month. Sementara posisi impor Indonesia 21,97 miliar dolar AS.
"Ini kalau dari catatan kami bahwa neraca perdagangan ini adalah surplus secara beruntun selama 23 bulan terakhir," kata dia dalam rilis BPS di Kantornya, Jakarta, Senin 18 April 2022.
Penulis: Dwi Aditya Putra
Editor: Fahreza Rizky