tirto.id - Sekretaris Jenderal Partai Nasdem, Johnny G. Plate mengatakan, tak ada manfaat yang bisa didapat saat PDIP memutuskan untuk mengajak gerbong oposisi Gerindra ke dalam Koalisi Indonesia Kerja (KIK).
"Saya belum tau, apa manfaatnya coba. Coba kasih tau dong apa manfaatnya oposisi gabung," jelas dia di Gedung Nusantara III Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta Pusat, Selasa (23/7/2019).
Ia menjelaskan, Nasdem tak ingin ada koalisi pura-pura di masa pemerintahan kedua Joko Widodo ini.
Dalam proses berkoalisi, Plate mengatakan, perlu ada riwayat kerja sama yang baik antarsesama anggota koalisi agar memudahkan jalanya pemerintahan.
"Kita kan harus ada manfaat kalau mau koalisi. Koalisi itu harus yang terjaga dengan baik. Berkoalisi itu harus dibentuk dari rasa percaya yang kuat. Riwayat kerja sama politik yang kuat kita ingin koalisi itu betul-betul. Kerja sama politik, bukan koalisi pura-pura kerja sama politik," ujar dia.
Hal tersebut dibicarakan Johny usai empat Ketua Umum Partai Koalisi Joko Widodo-Ma'ruf Amin bertemu, Senin (22/7/2019) malam. Johny juga menyebut agar koalisi Jokowi-Ma'ruf tak ditambah lagi, karena sudah gemuk.
Keempatnya yakni Ketum PKB, Muhaimin Iskandar (Cak Imin), Ketum Golkar Airlangga Hartarto, Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh, Plt Ketum PPP Suharso Monoarfa. Namun tanpa melibatkan wakil dari PDIP.
Pertemuan 4 ketum partai koalisi Jokowi-Ma'ruf digelar di tengah rencana pertemuan Ketum PDIP, Megawati dan Ketum Gerindra, Prabowo Subianto yang rencananya digelar Rabu (24/7/2019) besok.
Jokowi dan Prabowo bertemu kali pertama usai pencoblosan Pilpres di Stasiun MRT Lebak Bulus dan berlanjut menaiki MRT hingga Stasiun MRT Senayan, Sabtu (13/7/2019).
Jokowi mengatakan pertemuan dengan Prabowo adalah pertemuan antara sahabat, kawan dan tentunya saudara setanah air.
Diketahui, Jokowi telah menginisiasi pertemuan usai Pilpres 2019, namun Prabowo enggan menanggapi. Namun setelah gugatan hasil Pilpres Prabowo ditolak oleh Mahkamah Konstitusi, rencana pertemuan kembali menguat.
Jokowi dan Prabowo bakal bertemu lagi, namun disertai dengan Ketum PDIP, Megawati. Hubungan Megawati dan Prabowo pernah mesra saat keduanya maju sebagai Capres dan Cawapres 2009.
Namun, kalah oleh Paslon Susilo Bambang Yudhoyono dan Boediono. Hubungan dua politikus senior ini berseberangan kembali dalam Pilpres 2014 dan Pilpres 2019. Prabowo menantang Joko Widodo, calon yang diusung Ketum PDIP.
Penulis: Selfie Miftahul Jannah
Editor: Zakki Amali