Menuju konten utama

Nama Bung Karno dan Janji 'Kami Akan' dalam Pidato Prabowo

Menganalisis apa saja yang paling menarik dari 5.068 kata yang diucapkan Prabowo saat menyampaikan pidato kebangsaan.

Nama Bung Karno dan Janji 'Kami Akan' dalam Pidato Prabowo
Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno menyampaikan pidato kebangsaan di Jakarta Convention Center, Jakarta, Senin (14/1/2019). Pidato mereka menyampaikan visi dan misi Pilpres 2019. tirto.id/Andrey Gromico

tirto.id - Diawali bismillah dan diakhiri takbir, pidato kebangsaan bertajuk 'Indonesia Menang' yang disampaikan calon presiden Prabowo Subianto di depan ribuan pendukung di Jakarta Conventional Center, Senin malam lalu, berlangsung selama 1 jam 23 menit dan 5 detik.

Sepanjang itu, kami menghitung Prabowo berucap 5.068 kata, dengan 1.374 diksi berbeda. Teks pidatonya lebih pendek: 3.362 kata, dengan 1.064 diksi berbeda.

Ucapannya di atas podium lebih panjang karena Prabowo berimprovisasi di luar teks: mengurangi dan menambahkan di sana-sini, mengesankan diri tak memihak satu kelompok, menonjolkan kesan lunak, menghilangkan diksi-diksi militer.

Ada 55 janji "Kami Akan"

Penggunaan kata ganti orang atau pronomina persona yang dipakai Prabowo didominasi kata ganti orang pertama jamak seperti "kami" dan "kita", bukan kata ganti orang pertama tunggal "saya".

Prabowo ingin menyampaikan bahwa pidatonya sebagai "milik bersama" dengan pasangannya, Sandiaga Uno, yang menemani dia di atas panggung.

Dari 5.078 kata, kata ganti "kita" berisi 3,9 persen yang diulang lebih dari 197 kali. Ada kata hubung "yang" dengan repetisi 195 kali, "dan" 145 kali, lalu "kami" 120 kali, dan "akan" 90 kali. Sedangkan kata ganti "saya" hanya ia ucapkan 51 kali.

Pada kenyataannya, mantan Danjen Kopassus ini selalu menggunakan kata ganti "kami" untuk beretorika janji-janji kampanye. Komposisi kata "kami akan" jadi yang paling sering diucapkannya.

Tercatat, frasa "kami akan" ia ucapkan 55 kali. Dan dari 55 kali kesempatan itu, 40 di antaranya ia paparkan saat menyampaikan fokus visi-misi pasangan capres-cawapres nomor urut 02 ini.

Sebagaimana kampanye mereka yang menyerang Jokowi dari sektor ekonomi, janji-janji "kami akan" dari Prabowo-Sandiaga diutarakan saat menyampaikan visi fokus pertama mereka soal "kemandirian ekonomi."

Kami mencatat ada janji 15 "kami akan" yang diucapkan Prabowo pada sesi ini.

Jargon itu merentang dari janji menciptakan lapangan kerja, meningkatkan daya beli masyarakat, menghentikan kebocoran uang ke luar negeri, utang yang membengkak, sampai janji memberi subsidi, bansos, dan insentif pada UKM.

Retorika itu menyasar petani, nelayan, pengemudi ojek online, hingga prajurit dan polisi yang ditugaskan di daerah terpencil.

Pada fokus kedua soal kesejahteraan sosial, layanan kesehatan, dan kualitas pendidikan, Prabowo hanya menyisipkan 9 frasa "kami akan": memerangi kemiskinan, peningkatan layanan kesehatan, upaya mengurangi jarak ketimpangan si kaya dan si miskin, perbaikan tata kelola BPJS, menyediakan susu gratis, infrastruktur untuk kaum difabel, fasilitas sekolah, dan membangun lembaga tabungan haji.

Ada 10 kali "kami akan" saat Prabowo memaparkan visi-misi soal keadilan hukum dan demokrasi. Meski begitu, poin ini dipakai Prabowo-Sandiaga buat menyerang kubu pemerintah. Misalnya:

"Kami akan hentikan ancaman persekusi terhadap individu, organisasi yang bisa saja berseberangan pendapat dengan pemerintah."

"Kami akan menerima kritik sebagai upaya mengendalikan diri agar kita tidak salah jalan."

"Kami akan pastikan bahwa semua pemuka agama dari semua agama terutama ulama-ulama kita dihormati."

"Kami akan pastikan tidak boleh ada organisasi yang sudah taat pada Pancasila dan UUD 1945, yang terus distigma dan dihakimi tanpa pengadilan."

"Kami akan pastikan hukum di negeri ini tidak pandang bulu dan tidak tebang pilih."

Pada isu korupsi, Prabowo menjanjikan penguatan instansi penegak hukum: "Untuk memberantas korupsi sampai ke akar-akarnya, kami akan perkuat KPK, kepolisian, kejaksaan dan kehakiman."

Selanjutnya: "Kami akan pastikan tidak ada intervensi dan politisasi penegakan hukum dan pemberantasan korupsi di tanah air."

Berbeda dari fokus-fokus sebelumnya, janji-janji pada visi-misi poin keempat dan kelima relatif sedikit dan lunak.

Pada poin mereka ingin menjadikan Indonesia sebagai rumah yang aman, nyaman bagi seluruh rakyat Indonesia, pidato Prabowo menjanjikan:

"Kami akan pastikan TNI menjadi angkatan pertahanan yang kuat dan dihormati dunia lain."

"Kami akan tingkatkan kemampuan kepolisian agar mampu menjadi polisi yang unggul yang mampu mengantisipasi dan mengatasi kejahatan-kejahatan baru."

"Kami akan tingkatkan kemampuan negara dalam melakukan pencegahan, deteksi dini, penanganan cepat, terhadap bencana alam."

Pada poin terakhir soal "penguatan karakter dan kepribadian bangsa," Prabowo memakai diksi yang abstrak. Misalnya:

"Kami akan tanamkan dan menjalankan sikap-sikap dan filosofi-filosofi terbaik dari leluhur bangsa."

"Kami akan mengajak mereka semua, bekerja untuk rakyat."

"Kami akan pilih putra-putri Indonesia yang cerdas, tapi juga harus memiliki integritas hati yang bersih, yang jujur, yang bersih harus bekerja karena cinta kepada rakyat Indonesia."

Diksi Patriotik dan Bung Karno

Analisis teks lazim memakai metode stopword removal guna menemukan informasi penting. Metode ini membuang kata hubung (seperti "yang" dan "di"), menyingkirkan pronomina persona (seperti "saya" dan "kami"), dan menapis numeria (seperti "banyak", "beberapa", dan "sebagian").

Lewat cara itu, diksi paling sering diucapkan Prabowo dalam pidatonya adalah "Indonesia" (87 kali), "saudara" (80 kali), "rakyat" (55 kali), "bangsa" (54 kali), "negara" (40 kali), dan "republik" (16 kali).

Imajinasi lawan bicara dan subjek yang disorot dalam pidatonya menyebut instrumen negara seperti "presiden" (10 kali), "polisi" (10 kali), dan "tentara" (8 kali); baru kemudian "nelayan", "ulama", "dokter", "petani"--diucapkan 6 kali--serta "pengusaha" (5 kali) dan "buruh" (2 kali).

Individu yang paling banyak dia singgung--mungkin mengejutkan mungkin tidak--adalah Bung Karno. Ia menyebut 11 kali nama "Bung Karno"--teratas di antara nama-nama pahlawan nasional yang dia ucapkan saat menyebut para pendiri bangsa.

Soal upayanya menggamit nama 'Bung Karno', Prabowo sudah mewanti-wanti tindakannya bakal membikin panas kubu lawan. Sebab, Bung Karno selalu dilekatkan sebagai ikon PDI Perjuangan dan ketum umumnya adalah putri Sukarno.

"Saya harus sisipkan di sini, Bung Karno milik kita semua, bukan milik satu golongan. Di sini ada putri proklamator kita, anak biologis Bung Karno," katanya merujuk Rachmawati Soekarnoputri, adik Megawati, yang menjabat Wakil Ketua Umum Partai Gerindra.

Soal relasi dengan partai rival, Prabowo sekali menyinggung PDIP dan Golkar--dua parpol pendukung Jokowi. Sebaliknya, ia tak berucap satu kata pun "Gerindra" dan "Demokrat".

Prabowo memang menyinggung tiga partai koalisi--PKS, PAN dan Partai Berkarya--tapi hal ini saat basa-basi dalam pembukaan pidato. Alih-alih menyebut partai, Prabowo lebih suka memilih diksi "Koalisi Indonesia Adil Makmur"--yang ia sebut sebanyak tiga kali selama pidatonya.

Baca juga artikel terkait PILPRES 2019 atau tulisan lainnya dari Aqwam Fiazmi Hanifan

tirto.id - Politik
Reporter: Aqwam Fiazmi Hanifan
Penulis: Aqwam Fiazmi Hanifan
Editor: Fahri Salam