tirto.id - Menteri Pendidikan, Kebudayaan dan Perguruan Tinggi, Nadiem Makarim resmi membatalkan program organisasi penggerak (POP) tahun 2020. Dana POP dialihkan untuk membantu guru yang terkena dampak pandemi. Total dana POP mencapai Rp595 miliar pada 2020.
"Dana [POP] tahun ini direaloaksi untuk membantu guru dalam bentuk pulsa dalam. Tahun ini anggaran POP kita dedikasikan untuk guru," kata dia saat rapat dengan Komisi X DPR RI, Kamis (27/8/2020).
Penundaan POP, kata Nadiem, didasari masukan dari Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) agar dana dialihkan untuk penanganan dampak pandemi.
Sebelumnya, POP menuai kritik karena Kemendikbud meloloskan organisasi bentukan perusahaan swasta. Hal itu memicu PGRI, Muhammadiyah dan PBNU mundur dari POP kendati program yang diajukan telah mendapat persetujuan. Penolakan tiga organisasi besar saat itu terkait dengan isu transparansi pengelolaan POP.
"Saya ingin sampaikan satu dari tiga organisasi yang menolak sudah setuju kembali ke POP. PBNU sudah menyetujui. PGRI dan Muhammadiyah kami harapkan kembali ke POP," ujar dia.
Nadiem mengakui terus mendekati PGRI dan Muhammadiyah, dua organisasi besar yang bergerak di bidang pendidikan, untuk kembali gabung POP.
"Kami telah mengikuti rekomendasi PGRI dan mengalihkan dananya. Kami mohon secara resmi PGRI kembali ke POP," imbuhnya.
Penulis: Zakki Amali
Editor: Abdul Aziz