Menuju konten utama

Motif 4 Hacker Remaja Meretas Situs Instansi Pemerintah di Sultra

Empat pelaku peretasan situs instansi pemerintah di Sultra masih berusia belasan tahun. Mereka melakukan peretasan dengan motif membuktikan kemampuannya.

Motif 4 Hacker Remaja Meretas Situs Instansi Pemerintah di Sultra
Ilustrasi Hacker mencuri data. iStockphoto/Getty Images.

tirto.id - Polisi menangkap 4 pelaku peretasan situs instansi pemerintah di Sulawesi Tenggara (Sultra). Berdasar keterangan kepolisian, empat orang yang berusia belasan tahun itu melakukan peretasan usai mendapat tantangan dari pengelola grup whatsapp yang beranggotakan para peretas (hacker).

Kasubdit II Direktorat Tindak Pidana Siber Bareskrim Polri Kombes Rickynaldo Chairul mengatakan keempat pelaku peretasan tersebut ialah LYC (19), MSR (14), JBKE (16), dan HEC (13). Empat hacker belia itu berasal dari sejumlah kota berbeda meski saling bekerja sama meretas situs yang sama.

LYC ditangkap di Kediri pada 26 September 2018 dan MSR di Cirebon pada 3 Oktober 2018. Sementara JBKE ditangkap di Mojokerto pada 18 Oktober 2018, dan yang teranyar adalah HEC yang tertangkap di Sarolangun, Jambi pada 25 Oktober 2018.

Menurut Ricky, empat remaja itu bergabung dalam grup whatsapp bernama Official Black Hat. Istilah Black Hat adalah sebutan lumrah bagi peretas atau orang yang mengakses data internet tanpa izin.

“Grup whatsapp ini yang dikuasai atau dikendalikan oleh beberapa orang tutor. Kemudian mereka dilatih, kalau yang sudah pintar dites, dites dengan caya yang sudah dipersiapkan […] Mereka diberi target jika sudah berhasil menjebol situs, mereka akan upload ke grup tersebut,” tegas Ricky di Gedung Bareskrim Siber, Cideng, Jakarta, Jumat (9/11/2018).

Menurut Ricky, umumnya mereka yang tergabung dalam grup whatsapp Official Black Hat sudah berpengalaman dalam meretas sehingga pelatihan yang diberikan tutor tidak betul-betul dari nol.

Ricky mengatakan admin dari grup tersebut biasanya menyebut salah satu situs yang kemudian diikuti dengan pertanyaan, “Bisa enggak kalian bobol ini?”

“Anak-anak ini tidak tahu mereka dites dengan maksud tertentu,” ucap Ricky.

Bagi anak-anak tersebut, kata dia, yang mereka tahu hanyalah membuktikan kemampuan. Menurut Ricky, tujuan dari admin tersebut juga masih dalam pendalaman karena belum berhasil ditangkap.

Dia admin grup Official Black Hat itu memiliki kemampuan peretasan yang tidak bisa dianggap remeh sebab anggota grup yang masih belia saja sudah berhasil membobol situs.

“Jadi tujuan mereka ini dengan grup whatsapp Black Hat merekrut cybertroop muda. Saat ini ketiga anak ini sudah ada penetapan, baik di Jambi, Cirebon, maupun Surabaya [dikembalikan ke keluarga],” jelas Ricky.

Berdasarkan penelusuran kepolisian, meski keempat orang ini bekerja sama meretas situs yang sama, tetapi mereka tidak pernah bertemu muka satu sama lain. Mereka juga tidak mendapat bayaran atas keberhasilannya melakukan peretasan.

Baca juga artikel terkait PERETASAN SITUS atau tulisan lainnya dari Felix Nathaniel

tirto.id - Hukum
Reporter: Felix Nathaniel
Penulis: Felix Nathaniel
Editor: Addi M Idhom