tirto.id - Pembatasan Pemberlakukan Kegiatan Masyarakat (PPKM) akan berakhir pada 9 Agustus atau Senin pekan depan. Penurunan bed occupancy rate (BOR) rumah sakit dan positivity rate di sebuah daerah tidak serta merta akan menurunkan level PPKM.
"Itu salah satu indikator ya. Masih banyak indikator yang lain. Ada lima indikator yang jadi pertimbangan. Jadi tidak serta merta satu indikator, itu begitu mudah untuk mengubah sebuah kebijakan," kata Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko saat peninjauan di RS Wisma Atlet, Jakarta, Jumat (6/8/2021).
Moeldoko menyatakan, kelima indikator menjadi pertimbangan pemerintah pusat menentukan level daerah baik level 1 hingga level 4.
Moeldoko mengatakan, kondisi BOR nasional turun ke 56,81 persen secara nasional. Kemudian BOR di Jawa Bali turun menjadi 57,4 persen, BOR untuk daerah di luar Pulau Jawa-Bali turun menjadi 56 persen. BPR Wisma Atlet juga mengalami penurunan menjadi 25 persen dari 90 persen pada 30 Juni lalu.
Selain itu, kasus baru harian yang semakin menurun. Dua minggu lalu, kata Moeldoko, kasus harian nasional masih di atas 40.000 kasus per hari, tapi sudah menurun lagi menjadi 35.764 kasus per Kamis (5/8/2021).
Ia menambahkan, kasus harian di Pulau Jawa juga semakin menurun. Namun sekarang ini sedang siaga bahwa terjadi peningkatan di luar Pulau Jawa-Bali karena mencapai 13 ribu-16 ribu kasus terkonfirmasi per hari.
"Kondisi COVID ini dinamis. Kalau kita mau melihat seperti balon begitu, tekan di sini muncul lagi di sana, nanti muncul lagi di sini. Itulah situasinya. Kondisi sama yang terjadi di luar ya. Tadinya sudah tenang, tau-tau muncul serangan baru. Selalu seperti itu. Untuk itu, pola-pola musuh yang seperti ini harus dikenali dengan baik oleh kita semuanya," kata Moeldoko.
Penulis: Andrian Pratama Taher
Editor: Zakki Amali