Menuju konten utama

Mobilitas Mulai Pulih, Ekonomi Kuartal III Bakal Tembus 5,5 %

Sri Mulyani memperkirakan pertumbuhan ekonomi kuartal III-2022 tembus di atas 5,5 persen. Salah satunya didukung mobilitas yang mulai normal.

Mobilitas Mulai Pulih, Ekonomi Kuartal III Bakal Tembus 5,5 %
Ilustrasi Mobilitas Sosial. foto/Istockphoto

tirto.id - Menteri Keuangan Sri Mulyani memperkirakan, pertumbuhan ekonomi kuartal III-2022 tembus di atas 5,5 persen secara year on year (yoy). Proyeksi pertumbuhan itu bahkan lebih tinggi dibandingkan realisasi pertumbuhan ekonomi kuartal I dan kuartal II masing-masing 5,01 persen (yoy) dan 5,44 persen (yoy).

"Pertumbuhan ekonomi kuartal III masih akan tumbuh sangat kuat di area di atas 5,5 persen (yoy) perkiraan dari Kementerian Keuangan," kata Sri Mulyani dalam Konferensi Pers APBN Kita edisi Oktober, di Jakarta, Jumat (21/10/2022).

Dia menjelaskan, pertumbuhan ekonomi yang masih kuat di kuartal III didukung oleh beberapa indikator dini yakni, mobilitas masyarakat yang berada di atas level pandemi.

Meskipun sedikit melambat pada Oktober, indeks penjualan ritel masih cukup kuat, belanja masyarakat yang dilihat dari Mandiri Spending Index masih terus terjaga.

Lebih lanjut, faktor kinerja manufaktur Indonesia yang terus mengalami ekspansi selama 13 bulan berturut-turut atau masuk zona ekspansif. Begitu pula dengan konsumsi listrik untuk sektor industri dan bisnis yang mengalami pertumbuhan positif masing masing 8,1 persen (yoy) dan 17,3 persen (yoy).

"Sisi manufaktur kami lihat industri pengolahan kapasitas produksi juga alami kenaikan ini semua gambarkan pertumbuhan ekonomi kuartal III mungkin masih sangat kuat, meski kami melakukan kenaikan harga BBM tetapi tidak pengaruhi pertumbuhan ekonomi yang masih relatif terjaga," ucapnya.

Dengan kondisi yang cukup baik ditengah meningkatnya gejolak global, Bendahara Negara itu memproyeksi, pertumbuhan ekonomi tahun ini mencapai 5 persen hingga 5,3 persen (yoy).

Sri Mulyani menambahkan, pertumbuhan ekonomi yang relatif baik ini harus menjadi bekal untuk menghadapi tantangan global di tahun depan yang akan meningkat.

"2023 harus diwaspadai karena gelombang pelemahan ekonomi dunia dan ketidakpastian global dan kecenderungan suku bunga naik akan pengaruhi berbagai indikator dan faktor pedorong pertumbuhan ekonomi. Jadi harus sangat hati hati meski saat ini momentum pertumbuhan ekonomi masih sangat sehat dan kuat," pungkasnya.

Baca juga artikel terkait PERTUMBUHAN EKONOMI atau tulisan lainnya dari Dwi Aditya Putra

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Dwi Aditya Putra
Penulis: Dwi Aditya Putra
Editor: Anggun P Situmorang