tirto.id - Minyak makan merah atau minyak kelapa sawit merah adalah salah satu jenis minyak nabati untuk konsumsi. Minyak makan merah terbuat dari ekstraksi buah pohon kelapa sawit dan memiliki ciri khas warna merah gelap.
Minyak makan merah menjadi pilihan umum dalam industri makanan dan kosmetik. Hal ini karena minyak makan merah stabil pada suhu tinggi dan kandungan nutrisinya yang kompleks.
Kandungan gizi yang terkandung dalam minyak makan merah termasuk vitamin E dan karotenoid. Sebagai salah satu bahan pangan, minyak makan merah punya beragam manfaat sekaligus risiko kesehatan jika dikonsumsi berlebihan.
Konsumen tentu perlu mengetahui seluk beluk mengenai minyak makan merah untuk menggunakannya secara bijak. Beberapa hal yang perlu dipahami soal minyak makan merah termasuk bahan pembuatannya, proses pengolahan, kandungan gizi, hingga manfaat dan risikonya.
Proses Pengolahan Minyak Makan Merah
Minyak makan merah atau refined palm oil (RPO) terbuat dari minyak kelapa sawit mentah atau crude palm oil (CPO). CPO adalah produk olahan dari buah kelapa sawit.
Proses pembuatan minyak kelapa sawit mentah atau CPO dimulai dari buah kelapa sawit yang berasal dari pohon kelapa sawit. Kelapa sawit merupakan sebuah tanaman tropis asli Afrika Barat.
Deny Sumarna, dkk. dalam penelitian berjudul Processing of Olein Fraction Red Palm Oil with Minimal Refining Method and Optimization of Deodorization Process (2021) produksi minyak kelapa sawit melalui proses penyulingan.
Proses ini dilakukan dengan memeras buah kelapa sawit menggunakan alat press untuk mengekstrak minyak dari bagian dalam buah. Hasil dari proses ekstraksi buah kelapa sawit adalah minyak sawit mentah atau CPO.
Setelah itu, CPO harus melalui proses penyulingan agar bisa digunakan sebagai minyak makan. Proses ini meliputi beberapa tahap. Tahap pertama adalah degumming.
Tahap degumming dilakukan untuk menghilangkan zat-zat yang tidak diinginkan dari minyak menggunakan asam fosfat atau air panas.
Tahap berikutnya adalah netralisasi atau pemurnian. Tahap ini untuk menghilangkan asam bebas dan zat asam lainnya menggunakan larutan natrium hidroksida (NaOH).
Tahap terakhir adalah penghilangan bau. Pada tahap ini minyak akan dipanaskan pada suhu tinggi untuk menghilangkan bau dan rasa yang tidak diinginkan.
Selama rangkaian proses penyulingan ini sebagian karoten yang terkandung dalam CPO dapat hilang. Karoten minyak akan luntur selama proses pemutihan (bleaching) dan deodorisasi pada suhu tinggi.
Namun, mengutip Indonesiabaik.id, produksi minyak makan merah umumnya melewatkan proses bleaching. Hal ini yang menyebabkan minyak makan merah berwarna lebih pekat dari pada minyak goreng biasa karena kandungan karotennya lebih tinggi.
Kandungan Minyak Makan Merah
Dilansir dari situs Indonesiabaik.id, Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) menyebutkan bahwa minyak kelapa sawit merah masih mengandung senyawa fitonutrien yang penting. Komponen tersebut meliputi karoten sebagai sumber vitamin A, tokoferol, dan tokotrienol sebagai vitamin E, serta squalene.
Sejumlah kandungan tersebut menjadikan minyak kelapa sawit merah memiliki potensi sebagai pangan fungsional. Minyak makan merah ini juga disebut-sebut dapat menjadi upaya pencegahan stunting.
Asam oleat dan asam linoleat yang terdapat dalam minyak kelapa sawit merah memiliki peran penting dalam pembentukan dan perkembangan otak. Nutrisi tersebut juga berperan penting dalam proses transportasi dan metabolisme pada anak-anak.
Manfaat Minyak Makan Merah
Minyak makan merah atau minyak kelapa sawit merah memiliki potensi memberikan manfaat kesehatan karena kandungan nutrisi dan antioksidannya. Mengutip WebMD berikut beberapa manfaat mengonsumsi minyak makan merah:
1. Mendukung kesehatan mata
Minyak kelapa sawit merah dapat membantu penyerapan vitamin A dan vitamin larut lemak lainnya dengan lebih efektif dalam tubuh. Vitamin A adalah nutrisi untuk mendukung kesehatan mata.
Berkat kemampuannya itu, minyak makan merah dinilai dapat mengurangi risiko masalah penglihatan.
2. Meningkatkan kesehatan jantung
Minyak makan merah juga dipercaya bermanfaat bagi kesehatan jantung. Hal ini karena kandungan antioksidan dari vitamin E dan karotenoid yang ada di dalamnya.
Antioksidan minyak makan merah dapat membantu mencegah penyempitan pembuluh darah (aterosklerosis). Namun, masih diperlukan penelitian lebih lanjut untuk mengkonfirmasi efek tersebut.
3. Meningkatkan kesehatan otak
Kandungan vitamin E dalam minyak kelapa sawit merah diyakini dapat melindungi otak dari kerusakan. Vitamin E juga berfungsi untuk mengurangi risiko perkembangan demensia serta penyakit Alzheimer.
Vitamin E bekerja dengan cara melawan radikal bebas yang dapat merusak sel-sel saraf di otak.
Risiko Kesehatan Minyak Makan Merah
Minyak makan merah memang memiliki manfaat yang beragam. Kendati demikian, bukan berarti minyak makan merah boleh dikonsumsi berlebihan.
Hal ini karena minyak makan merah juga memiliki risiko kesehatan. Masih mengutip WebMD, beberapa risiko kesehatan dari konsumsi minyak makan merah secara berlebihan, antara lain:
1. Meningkatkan kolesterol
Minyak makan merah dapat meningkatkan kolesterol, terlepas dari kandungan vitamin E di dalamnya yang baik untuk jantung. Bahkan menurut studi, minyak makan merah kurang efektif dalam menurunkan kolesterol dibanding minyak nabati lainnya.
Minyak makan merah cenderung dapat meningkatkan kadar kolesterol jahat alias Low Density Lipoprotein (LDL). Beberapa penelitian menunjukkan bahwa minyak kelapa sawit dapat meningkatkan kadar kolesterol pada individu yang sehat dibandingkan dengan minyak zaitun.
2. Risiko penyakit yang lebih tinggi
Minyak kelapa sawit merah memiliki kelemahan karena kandungannya yang tinggi lemak jenuh jika dibandingkan dengan minyak nabati lainnya. Minyak zaitun yang sering dianggap mengandung lemak sehat, memiliki jumlah lemak jenuh yang jauh lebih sedikit daripada minyak kelapa sawit merah.
Lemak jenuh telah diketahui meningkatkan risiko penyakit jantung. Oleh karena itu, minyak kelapa sawit merah dianggap kurang menguntungkan bagi kesehatan dibandingkan dengan minyak nabati lainnya.
Penulis: Umi Zuhriyah
Editor: Iswara N Raditya & Yonada Nancy