Menuju konten utama
I Gusti Putu Suryawirawan:

Meski Jalanan Sudah Macet, Pemerintah Terus Menambah Mobil

“Mengurai kemacetan di Jakarta bukan berarti membatasi kepemilikan kendaraan bermotor,” klaim Kementerian Perindustrian.

Meski Jalanan Sudah Macet, Pemerintah Terus Menambah Mobil
Avatar I Gusti Putu tirto.id/Sabit

tirto.id - Jakarta menjadi pasar terbesar kendaraan bermotor di Indonesia. Sebaliknya, ibu kota juga jadi tempat orang membakar uang di jalan. Penambahan jumlah kendaraan mobil dan motor tak sebanding dengan pembangunan infrastruktur jalan. Berdasarkan survei Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat pada 2015, perbandingan jalan di Jakarta sudah mencapai 2.077 unit kendaraan per satu kilometer jalan.

Pada saat bersamaan, pemerintah masih terus menggenjot produksi mobil untuk pasar dalam negeri. Salah satunya dengan program bernama Kendaraan Bermotor Roda Empat yang Hemat Energi dan Harga Terjangkau. Pemerintah membebaskan Pajak Penambahan Nilai Barang Mewah untuk kendaraan tersebut, tujuannya agar produksi meningkat dan pasar menggeliat.

Direktur Jendral Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika Kementerian Perindustrian, I Gusti Putu Suryawirawan, memperlihatkan data target produksi mobil di Indonesia pada 2020 mencapai 1.500.00 unit dengan komposisi 1.250.000 untuk pasar dalam negeri dan 250.000 unit untuk ekspor.

“Sehingga terjadi peningkatan investasi, penambahan tenaga kerja, bahkan ekspor produk otomotif, utamanya untuk pasar ASEAN. Dengan begitu berkontribusi pada pendapatan negara pun cukup besar,” kata Putu Suryawirawan kepada Mawa Kresna dari Tirto via surat elektronik, 5 September lalu.

Jika produksi terus meningkat dan penjualan mobil terus digenjot, bagaimana dengan kapasitas jalan? Bukankah bakal memperparah kemacetan? Serius tidak sih pemerintah berniat mengatasi kemacetan? Berikut wawancaranya.

Berapa produksi mobil di Indonesia? Untuk kebutuhan dalam negeri berapa? Untuk ekspor berapa?

Tahun 2015, produksi mobil 1.098.780 unit. Penjualan 1.013.291 unit, ekspor CBU 207.691 unit, ekspor CKD 108.770 unit, dan impor CBU 82.306 unit.

Tahun 2016, produksi mobil 1.177.797 unit, penjualan 1.062.729 unit, ekspor CBU 194.397 unit, ekspor CKD 202.626 unit, dan impor CBU 75.571 unit.

Tahun 2017 semester 1 (Januari-Juni), produksi mobil 597.522 unit, penjualan 533.570 unit, ekspor CBU 113.269 unit, ekspor CKD 42,008 unit, dan impor CBU 44.771 unit.

[Keterangan: CBU (Completely Built Up) atau kendaraan bermotor secara utuh; CKD (Complete Knock Down) atau komponen kendaraan.]

Bagaimana pasar Indonesia, apakah masih bergairah? Adakah pertumbuhan pasar?

Pada Januari–Juni 2016, penjualan mobil di dalam negeri 532.127 unit. Januari–Juni 2017 533.570 unit, variance 0,3 persen. Ekspor mobil pada periode yang sama 93.998 unit, meningkat menjadi 113.269 unit, variance 20,5 persen.

Berdasarkan perbandingan data di atas, penjualan mobil semester I 2017 masih memiliki pertumbuhan positif dibandingkan semester I 2016, meski lebih ke arah stagnan (kecil), sedangkan untuk pertumbuhan ekspor mobil di periode yang sama masih cukup menjanjikan.

Sekarang ini daya beli masyarakat menurun, apakah juga ada kelesuan di industri otomotif?

Menurunnya daya beli masyarakat saat ini sedikit banyak berpengaruh terhadap penjualan kendaraan bermotor di Indonesia. Namun demikian, perkembangan industri otomotif di Indonesia pada 2017 masih cukup menjanjikan.

Hal ini dapat dilihat dari pembukaan pabrik baru oleh PT. Mitsubishi Motors Krama Yudha Indonesia dan PT. SGMW Motor Indonesia pada 2017. Disamping itu, fokus pemerintah terkait pengembangan infrastruktur di luar Pulau Jawa akan mendorong peningkatan pasar otomotif dalam negeri, khususnya di luar Pulau Jawa.

Daerah mana yang jadi pasar besar mobil di Indonesia? Lima kota dengan pasar besar?

Data Kepolisian Republik Indonesia: lima daerah dengan jumlah kendaraan bermotor paling tinggi pada 2015:

1. DKI Jakarta: 13,9 juta motor, 3,5 juta mobil, 983,9 ribu mobil barang, 537,6 ribu bus;

2. Jawa Tengah: 12,9 juta motor,1 juta mobil, 605,8 ribu mobil barang, 85,9 ribu bus;

3. Jawa Timur: 12,7 juta motor, 1,3 juta mobil, 586,7 ribu mobil barang, 66,7 ribu bus;

4. Jawa Barat: 7,9 juta motor, 1,3 juta mobil, 728 ribu mobil barang, 183,5 ribu bus;

5. Sumatera Utara: 5,2 juta motor, 499 ribu mobil, 283,3 ribu mobil barang, 43,2 ribu bus.

Pemerintah berkomitmen untuk mengurangi kendaraan pribadi, khususnya di Jakarta, apakah artinya akan menurunkan produksi mobil?

Langkah pemerintah untuk mengurai kemacetan di Jakarta bukan berarti membatasi kepemilikan kendaraan bermotor, tetapi lebih mendorong ke arah pengaturan waktu operasional kendaraan bermotor, dan mempromosikan penggunaan kendaraan umum berskala besar.

Industri otomotif adalah salah satu industri prioritas dalam Rencana Induk Pembangunan Industri Nasional 2015-2035. Industri ini memiliki kontribusi cukup signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi nasional, dan telah menarik investasi dan penyerapan tenaga kerja yang cukup besar.

Ke depan, pengembangan pasar industri otomotif akan didorong ke pusat–pusat pertumbuhan industri baru di wilayah Indonesia serta peningkatan pasar ekspor.

Baca juga: Sadar Darurat Macet, tapi Penjualan Mobil Terus Digenjot

Bagaimana rasio produksi mobil dan infrastruktur jalan? Jalanan makin padat, produksi mobil jalan terus, lalu mobil akan jalan di mana kalau jalanan sudah macet parah?

Fokus pemerintah untuk mempercepat pembangunan infrastruktur jalan, jalan tol, dan jembatan dalam beberapa tahun terakhir akan dapat mengurangi rasio pertumbuhan mobil dan infrastruktur jalan, serta dapat meningkatkan pemerataan distribusi kendaraan bermotor di Indonesia.

Apa kebijakan pemerintah soal produksi mobil?

Saat ini pemerintah memiliki kebijakan untuk meningkatkan produksi kendaraan bermotor di Indonesia, antara lain melalui program seperti Kendaraan Bermotor Roda Empat yang Hemat Energi dan Harga Murah, termasuk peningkatan penggunaan komponen dalam negeri.

Peningkatan produksi kendaraan bermotor antara lain dapat dilakukan dengan pemberian fasilitas kebijakan fiskal. Saat ini, sebagai salah satu bentuk komitmen mengurangi emisi gas rumah kaca dan menciptakan kendaraan ramah lingkungan, pemerintah juga sedang mendorong pengembangan kendaraan emisi karbon rendah termasuk kendaraan listrik.

Soal jumlah produksi mobil, berapa target pemerintah Indonesia? Target produksi dan pemasukan untuk negara dari pajak? Bagaimana strateginya? Kebijakan apa saja yang dibuat pemerintah untuk mendorong ini?

Rinciannya bisa dilihat pada tabel di bawah:

Infografik HL Indepth Mobil

Terkait program mobil hemat energi dan harga murah, tujuan yang ingin dicapai adalah mendorong peningkatan kapasitas produksi, sehingga terjadi peningkatan investasi, penambahan tenaga kerja, bahkan ekspor produk otomotif, utamanya untuk pasar ASEAN. Sehingga memberi kontribusi pendapatan negara yang cukup besar.

Adapun kebijakan yang akan didorong tentu menciptakan kondisi iklim usaha yang semakin kondusif, yaitu melakukan deregulasi yang memudahkan dan memperlancar dunia usaha dalam menjalankan bisnisnya, melakukan link and match antara dunia pendidikan industri dan dunia industri, serta memastikan industri dalam negeri dapat terus bertumbuh seiring semakin tinggi persaingan otomotif dunia di tingkat global.

Apa upaya atau strategi pemerintah untuk distribusi mobil di daerah luar Pulau Jawa?

Distribusi mobil akan berhubungan dengan pemerataan pembangunan. Dengan fokus pemerataan pembangunan, infrastruktur ke daerah di luar Jawa, khususnya ke wilayah Indonesia timur, diharapkan akan tersebar pusat-pusat kegiatan ekonomi di daerah yang secara tidak langsung diikuti distribusi kendaraan ke daerah-daerah.

Bagaimana kelanjutan nasib proyek mobil hemat energi dan harga murah di Indonesia?‎

Program ini dimulai sejak 2013 dan telah mendatangkan banyak kontribusi positif di sektor industri otomotif. Ini dapat dilihat dari indikator meningkatnya share produksi mobil murah terhadap total produksi otomotif nasional dari 2013 hingga 2016, saat ini telah mencapai sekitar 20 persen.

Program produksi ini telah berdampak pada meningkatnya investasi di sektor otomotif, meningkatnya penyerapan tenaga kerja, meningkatnya kemampuan industri komponen karena munculnya industri komponen baru, serta meningkatnya ekspor kendaraan dalam bentuk CBU maupun CKD ke negara tetangga.

Program ini akan dilanjutkan dan terus dikembangkan, sesuai minat pasar dan kemampuan industri otomotif dalam negeri.

Program ini merupakan platform kendaraan global yang irit bahan bakar (20 km/liter), langkah awal dalam rangka mendorong pengembangan produk kendaraan ramah lingkungan lanjutan, yaitu kendaraan emisi karbon rendah (low carbon emission vehicle/LCEV) dan kendaraan nol emisi seperti listrik dan fuel cell.

Baca juga artikel terkait KENDARAAN BERMOTOR atau tulisan lainnya dari Mawa Kresna

tirto.id - Otomotif
Reporter: Mawa Kresna
Penulis: Mawa Kresna
Editor: Fahri Salam