tirto.id - Menteri PUPR Basuki Hadimuljono menegaskan pemindahan ibukota perlu dilakukan di 2024. Ia beralasan, Jakarta sudah diperbaiki, bahkan biaya perbaikan daya dukung Jakarta sebagai ibukota diperkirakan lebih mahal daripada membangun ibukota baru.
Basuki menuturkan, Jakarta sudah tidak mampu ditangani dengan metode National Capital Integrated Coastal Development (NCICD).
"Kalau kami di PU, kita sadar bahwa Jakarta ini daya dukungnya sudah enggak mungkin lagi dikembangkan seperti halnya NCICD bukan untuk banjir, tapi untuk environmental remediation," kata Basuki di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin.
Basuki mencontohkan, 13 sungai yang mengalir di Jakarta diprediksi tidak akan mengalir ke laut. Hal itu terjadi karena penurunan tanah sehingga Jakarta harus membangun tanggul tinggi. Ia bahkan menilai, biaya perbaikan Jakarta bisa lebih mahal daripada membangun ibukota baru.
"Jadi daya dukung Jakarta ini sudah berat, memperbaikinya pun mungkin lebih mahal kalau kita bikin baru. Jadi saya dari Kementerian PUPR dan eselon 1 bersepakat untuk itu," kata Basuki.
Basuki mengatakan, masalah banjir belum selesai ditangani sementara masalah air minum lagi ditangani. Hal ini menjadi sulit karena publik terus menyedot air tanah sementara air tanah menjadi faktor penurunan tanah. Oleh karena itu, pemerintah membangun waduk Jatiluhur 1 dan Jatiluhur 2 yang selesai 2030 nanti.
Namun, secara garis besar, Basuki menegaskan bahwa ibukota harus pindah. "Kalau kami berdasarkan kajian itu harus pindah," kata Basuki.
Basuki menuturkan, Jokowi menargetkan pembangunan selesai Desember 2024. Ia pun mengaku, Jokowi akan berupaya mampir demi mendorong pemindahan ibukota negara.
"Mungkin 3 bulan sekali beliau akan ke sana, untuk beri semangat dan menghangatkan terus supaya orang yakin kita mau pindah," tutur Basuki.
Penulis: Andrian Pratama Taher
Editor: Restu Diantina Putri