tirto.id - Menteri Pertanian, Amran Sulaiman mencanangkan realisasi B100 dapat merambah kendaraan pejabat di pemerintahan. Ia menyebutkan mulai dari setiap eselon hingga menterinya juga sebisa mungkin menggunakan bahan bakar ini.
B100 di sini merupakan pengembangan bahan bakar yang sepenuhnya mengandalkan minyak nabati seperti sawit. Saat ini pemerintah melalui ESDM masih melakukan pengembangan B20 ke B30 yang masih mengandalkan campuran bahan bakar nabati dan solar.
"Kalau bisa nanti para pejabat pakai B100, mulai eselon satu sampai empat termasuk menterinya. Mobil jemputan juga termasuk," ucap Amran kepada wartawan dalam pemaparan uji coba perdana B100 di Kementan pada Senin (15/4/2019).
Amran mengklaim bahwa B100 memiliki sejumlah keunggulan. Saat ini, katanya, 1 liter B100 dapat menjangkau 13,1 km, lebih jauh dari 1 liter solar yang hanya 9,6 km.
Lalu ongkos per kmnya juga diklaim lebih rendah dari solar. Sebagai perbandingan, kata Amran, B100 hanya memerlukan Rp732 per km lebih murah dari solar yang harganya mencapai Rp1.000 per km.
"Artinya apa, kita bisa hemat dan nilai lebih murah. Artinya kita hemat 28-30 persen," ucap Amran.
Kendati demikian, Amran mengatakan bahwa realisasi B100 ini masih berada dalam tahap uji coba. Tepatnya pada 5 kendaraan. Meskipun demikian, kini jumlah itu sudah ditambah hingga 50 kendaraan.
Pengembangannya pun diperkirakan masih membutuhkan lebih dari 1-2 tahun. Terutama untuk menyesuaikan sejumlah komponen mesin yang membutuhkan koordinasi dengan produsen mobil.
Karena itu, Amran mengklaim akan meminta produsen menyesuaikan dengan program ini. Terutama tidak menutup kemungkinan bila pada masa uji coba ini, memang didapati ada komponen mesin yang rusak karena penggunaan B100 yang berada dalam tahap perdana ini.
"Juga kami minta, tugaskan orang untuk mengikuti 50 unit ini, termasuk traktor roda dua dan roda empat. Bagaimana seal traktor dan mobil cepat rusak, dsb. Nanti kami minta produsen menyesuaikan," ucap Amran.
Penulis: Vincent Fabian Thomas
Editor: Maya Saputri