tirto.id - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan menargetkan Indonesia sudah dapat menggunakan biodiesel dengan kandungan 100 persen Fatty Acid Methyl Esther (FAME) yang bersumber dari tanaman sawit per 2023.
Luhut mengatakan hal ini dimungkinkan karena proses pengembangan biodiesel Indonesia cukup cepat.
Ia mencontohkan pada tahun 2020 nanti, B30 (30 persen FAME dan 70 persen diesel) sudah dapat digunakan. Selang setahun berikutnya, ia mengatakan B50 (50 persen FAME dan diesel) sudah dapat digunakan.
“Kita masuk B30 Januari tahun depan [2020]. 2021 sudah B50. Lalu tahun 2023-2024 masuk B100,” ucap Luhut dalam paparannya di JCC Senayan dalam acara bertajuk "Indonesianisme Summit 2019" pada Selasa (13/8/2019).
Luhut menjelaskan bila rencana ini berhasil ia yakin Indonesia tidak perlu khawatir dengan pembatasan ekspor ke Eropa yang saat ini dipersulit karena berbagai alasan seperti lingkungan.
Di samping itu, ia juga yakin melalui kebijakan biodiesel ini, penyerapan sawit di dalam negeri dapat semakin meningkat sampai-sampai dapat memperbaiki harga sawit di angka 600-700 dolar AS per ton.
“Nanti kita liat kelapa sawit kita akan kita gunakan sendiri. Ekspor ke Eropa itu tidak tergantung lagi. Saya berharap harga sawit bisa sentuh 600-700 dolar AS lagi,” ucap Luhut.
Luhut juga meminta agar lembaga pendidikan turut melakukan riset terutama agar katalis untuk memproses biodiesel dapat diproduksi dalam negeri. Hal ini, katanya, sebaiknya dilakukan agar Indonesia tidak bergantung impor katalis dari luar negeri.
Penulis: Vincent Fabian Thomas
Editor: Maya Saputri