Menuju konten utama

Alasan Menko Luhut Pangkas Target Biodiesel Jadi Maksimal B50

Revisi target biodiesel yang disampaikan Luhut Binsar Padjaitan ini berbeda jauh dari yang kerap digembor-gemborkan pemerintah terutama Presiden Joko Widodo.

Alasan Menko Luhut Pangkas Target Biodiesel Jadi Maksimal B50
Menko Maritim Luhut Binsar Panjaitan mendengarkan penjelasan dari petugas saat melakukan kunjungan kerja di Oxbow Bojongsoang, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Rabu (28/8/2019). ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi/hp.

tirto.id - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan memasang target pesimistis mengenai pengembangan biodiesel Indonesia. Ia bilang program biodiesel kemungkinan besar akan berhenti di B50 yang notabene adalah campuran 50 persen minyak diesel dan sawit dalam bentuk Fatty Acid Methyl Esther (FAME).

"Kami masuk Januari 2020 B30 semua sudah siap dan akhir tahun depan B40, tapi kayaknya kami berhenti di B50 karena enggak cukup suplainya," ucap Luhut kepada wartawan saat ditemui di kantornya, Selasa (10/12/2019).

Revisi target yang disampaikan Luhut ini memang berbeda jauh dari yang kerap digembor-gemborkan pemerintah terutama Presiden Joko Widodo.

Jokowi dalam pidato-pidatonya selalu menggaungkan rencana Indonesia memproduksi B100 alias minyak sawit murni dalam bentuk FAME yang jadi bahan bakar seperti diesel.

Saat ini Indonesia sudah menjalankan mandatori B20. Lalu per Januari 2020 akan berlaku ketentuan wajib B30 dan B40 pada akhir 2020.

Luhut menjelaskan alasan penghentian ini selain karena keterbatasan suplai juga terkait kenaikan harga crude palm oil (CPO) yang sudah terjadi. Menurutnya pada kondisi ini target pemerintah menjaga nasib petani sawit saat nilai ekspor sawit menurun sudah tercapai.

"Harga CPO sudah naik karena B20, B30 naik lagi, petani kita menikmati harga itu," ucap Luhut.

Kendati demikian, Luhut tetap merasa puas karena kebijakan ini sanggup menghemat devisa. Ia mencontohkan dari B30 pemerintah bisa menghemat 3 miliar dolar AS sampai 5 miliar dolar AS.

Belum lagi saat ini harga sawit juga sudah mengalami perbaikan dari sebelumnya sempat menyentuh di bawah 500 dolar AS per ton.

Menariknya, jauh sebelum Luhut memangkas target, mantan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Ignasius Jonan pernah mewanti-wanti pelaku usaha terutama Asosiasi Produsen Biofuel Indonesia (Aprobi).

Jonan pernah meminta Aprobi berkomitmen pada program biodiesel. Bila ada perbaikan harga sawit, pasokan FAME tetap harus terjaga.

“(Aprobi) mesti konsisten. Jangan sampai harga minyak kelapa sawit naik, FAME ilang. Gak boleh hit and run. Sekali commit ya commit. Kalau mentalitasnya hit and run saya akan lapor presiden untuk dibikin peraturan DMO seperti batu bara,” ucap Jonan saat sambutan pada peluncuran uji coba B30 di Gedung Kementerian ESDM, Jakarta, Kamis (13/6/2019).

“Ini long term commitment dari semua (pihak). Kalau sekali jalan (uji coba) ya harus tersedia (pasokannya). Kecuali lahan kelapa sawit berkurang. Tapi kalau sawit budi dayanya luar biasa kan,” tambah Jonan.

Baca juga artikel terkait BIODIESEL atau tulisan lainnya dari Vincent Fabian Thomas

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Vincent Fabian Thomas
Penulis: Vincent Fabian Thomas
Editor: Abdul Aziz