tirto.id - Menteri Sosial, Juliari P Batubara menyinggung ada kepala daerah yang memanfaatkan momentum pemberian bansos untuk memopulerkan dirinya sendiri.
Menurut Juliari, pemerintah Indonesia tidak salah sasaran dalam memberikan bansos yang dikemas dalam tas bertulis bantuan Presiden Jokowi.
Ia Justru bertanya balik ketika ada bansos pemerintah memasang foto kepala daerah atau bantuan memakai nama presiden.
"Apa ada foto presiden di kantongnya?" tanya Juliari sambil menunjukkan kantong bantuan presiden dengan logo Kementerian Sosial, Rabu (29/4/2020).
Sebelumnya, bantuan Kementerian Sosial yang disalurkan ke daerah telah ditempeli foto kepala daerah setempat. Salah satunya ada di Kabupaten Klaten, Jawa Tengah. Bupati Klaten, Sri Mulyani sudah meminta maaf atas penempelan fotonya pada hand sanitizer bantuan dari Kemensos.
Dalam distribusi bantuan, Juliari juga mengeluhkan adanya keterbatasan stok kemasan.
"Awalnya iya karena ternyata pemasok-pemasok sebelumnya kesulitan bahan baku yang harus impor. Sekarang supply kantong sudah lancar," imbuh Juliari.
Juliari mengatakan, permasalahan kemasan sudah ditangani. Ia bekerja sama dengan perusahaan tekstil berbasis di Solo, Sritex. Perusahaan tersebut sudah memproduksi dan menyediakan kantong sejak Rabu pekan lalu.
Pemerintah Indonesia telah menganggarkan dana senilai Rp405,1 triliun untuk meredam dampak COVID-19. Di antaranya anggaran untuk bantuan sosial senilai Rp110 triliun. Pemerintah daerah yang memberlakukan pembatasan sosial skala besar (PSBB) juga memberikan bansos berupa sembako kepada warganya.
Bantuan lain dari realokasi anggaran Dana Desa dari Kementerian Desa untuk keluarga yang rentan selama April-Juni. Setiap keluarga menerima Rp600 ribu per bulan.
Penulis: Andrian Pratama Taher
Editor: Zakki Amali