Menuju konten utama

Mensos Ingin Indonesia Bebas Pasung

Mensos Ingin Indonesia Bebas Pasung

tirto.id -

Menteri Sosial (Mensos) Khofifah Indar Parawansa terus mengupayakan realisasi dari program Indonesia Bebas Pasung 2017 melalui Kartu Indonesia Sehat (KIS). Hal tersebut diungkapkan Mensos di Jakarta, Jumat (1/4/2016).

Dalam kesempatan itu, Mensos berharap dengan bantuan KIS, masyarakat bisa menebus obat, sehingga Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) terkontrol penyakitnya dan tidak perlu dipasung.

"KIS ini realisasinya. Saya minta disisir di lapangan, diberi KIS dan didampingi satu orang satu sehingga pengobatannya bisa berjalan," kata Mensos.

Dia mengatakan, pemasungan yang terjadi biasanya pada keluarga dengan kondisi ekonomi yang sangat miskin sehingga sulit mengakses pelayanan kesehatan. Fenomena ini memunculkan kebutuhan akan adanya pihak yang melakukan pendampingan.

"Kalau di pasung itu biasanya keluarga yang ingin menutupi sebab layanan kesehatan seharusnya sudah disiapkan oleh pemerintah," kata Khofifah.

Mensos mencontohkan upaya sukses penanganan ODGJ di salah satu desa di Muara Enim Sumatera Selatan yang saat ini sudah bebas pasung.

"Di Muara Enim setelah mereka mendapat KIS, pemda beserta kader posyandu mereka berbagi satu orang satu, satu kader menangani satu ODGJ. Setelah dilakukan pendampingan mereka bisa sembuh," katanya.

Para kader posyandu mengambil obat dan diserahkan kepada keluarga diminta untuk memberikan sesuai dosis dan frekuensinya.

"Ternyata desa itu bebas pasung. Ini bisa menjadi contoh keberhasilan bagi upaya Indonesia Bebas Pasung dengan pelayanan yang anggarannya sudah disiapkan pemerintah lewat KIS. Saya katakan ini bukan mimpi," tegas Khofifah.

Dia juga mengatakan bahwa tidak ada panti yang melakukan pemasungan, sebab jika sudah dibawa ke panti maka ODGJ telah otomatis berada dalam proses rehabilitasi sosial. (ANT)

Baca juga artikel terkait KHOFIFAH INDAR PARAWANSA atau tulisan lainnya

Reporter: Rima Suliastini