Menuju konten utama
Tekan Produk Impor

Menkop Ingin Bea Naik dan Barang Impor Masuk Lewat Papua

Teten Masduki menginginkan ada kenaikan bea impor dan produk masuk dari jalur wilayah timur Indonesia. 

Menkop Ingin Bea Naik dan Barang Impor Masuk Lewat Papua
Menteri Koperasi dan UMKM Teten Masduki mengikuti rapat kerja dengan Komisi VI DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (6/9/2022). ANTARA FOTO/Galih Pradipta/wsj.

tirto.id - Menteri Koperasi dan UKM (MenKopUKM) Teten Masduki menginginkan ada kenaikan bea masuk produk impor untuk menjaga keberlangsungan penjualan produk dalam negeri. Tidak hanya itu, Kemenkop UKM juga mengusulkan agar produk impor masuk dari jalur wilayah timur Indonesia.

Teten pun sudah menyampaikan kepada Menteri Perdagangan Indonesia Zulkifli Hasan tentang masukan atau usulan tersebut.

Menurutnya, produk impor dari luar yang datang ke Indonesia harus didatangkan melalui pelabuhan paling jauh di Indonesia seperti Sorong, Papua Barat. Sehingga produk yang masuk dikenakan ongkos lagi dari tempat terjauh, dengan begitu produk di dalam negeri masih bisa kompetitif.

“Hal itu berkaitan dengan usulan kami yang kedua, yaitu tol laut yang juga menjadi proyek Presiden Joko Widodo yang bisa menjadi jalan. Karena selama ini muatan hanya dari barang, sehingga biaya logistik selalu dikenakan untuk produk-produk yang di jual di Indonesia Timur, sehingga Indonesia Timur lemah,” ujar Teten, ditulis Selasa (15/8/2023).

Lebih lanjut, secara komprehensif keluar masuk barang itu memang harus betul-betul diproteksi sedemikian rupa. Jangan sampai produk lokal kalah bersaing dari produk luar negeri.

“Pada dasarnya negara manapun juga sama memperlakukan seperti itu. Mereka melindungi produk dalam negerinya sendiri. Karena kalau kita terus menerus beri karpet merah untuk produk-produk impor, tanpa memperhitungkan persaingan yang tidak fair dari dalam negeri, bisa habis produk UMKM,” imbuhnya.

Sebelumnya, Peredaran produk impor hingga kini masih menjadi momok menakutkan bagi Usaha Menengah Kecil dan Mikro (UMKM). Apalagi barang impor kini banyak ditemukan di toko online atau e-commerce dengan harga murah.

Ekonom dari Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Nailul Huda mengatakan, perlu ada kenaikan tarif bea masuk untuk produk impor tertentu. Hal itu agar Indonesia tidak kebanjiran produk impor.

Menurut Huda, langkah ini diharapkan akan menjadikan harga produk impor sebanding dengan produk lokal. Dengan demikian, konsumen akan lebih cenderung memilih produk-produk dalam negeri.

"Makanya butuh strategi-strategi yang bisa menaikkan harga yang harus dibayarkan oleh konsumen seperti bea masuk, ataupun administrasi yang lebih tinggi," ucap Huda saat dihubungi Tirto, Jakarta, Selasa (15/8/2023).

Huda mengakui bahwa ada banyak barang-barang impor yang dijual lebih murah dibandingkan dengan produk lokal. Namun, menurutnya hal tersebut tidak bijak, jika pemerintah secara terus menerus membiarkan produk impor datang untuk menguasai pasar domestik.

"Saya ingin mengerucut kepada produk di online commerce, walaupun memang harga barang impor jauh lebih murah, namun saya rasa tidak bijak apabila pemerintah me-loss-kan barang impor ini untuk masuk ke pasar domestik begitu saja," jelasnya.

Huda menuturkan, peredaran produk impor tak bisa dimaklumi tetapi harus diatur agar tidak mematikan produk lokal.

"Maka dari itu, saya rasa penting untuk pemerintah mempunyai strategi meminimalisir produk impor, bisa melalui bea masuk atau strategi non tarif lainnya seperti pemberlakukan persyaratan dan sebagainya," ungkapnya.

Baca juga artikel terkait TARIF BEA MASUK atau tulisan lainnya dari Hanif Reyhan Ghifari

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Hanif Reyhan Ghifari
Penulis: Hanif Reyhan Ghifari
Editor: Anggun P Situmorang