tirto.id - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengklaim Indonesia memiliki ketahanan ekonomi lebih baik daripada negara tetangga. Menurut Airlangga hal itu tampak dari prediksi lembaga keuangan dunia kalau Indonesia masih memiliki pertumbuhan yang lebih baik dari negara yang terancam resesi pada 2020.
“Kita punya resiliensi lebih kuat dari negara lain. 3 negara yang masih positif: Cina, India, Indonesia ini kuncinya daya beli domestik/ domestic demand, sehingga dalam situasi ini domestic demand itu aset nasional,” ucap Airlangga dalam diskusi virtual, Senin (15/6/2020).
Airlangga mengutip prediksi Bank Dunia yang menyampaikan pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa bertahan setidaknya di nol persen dan International Monetary Fund (IMF) yang memprediksi 0,5 persen selama tahun 2020.
Menurut Airlangga angka ini masih lebih baik dari sederet negara yang diprediksi bakal menyentuh posisi negatif alias kontraksi.
“Berbagai negara masuk zona merah artinya masuk periode resesi kecuali Indonesia,” ucap Airlangga.
Selain faktor konsumsi, Airlangga juga menilai posisi Indonesia selama 2020 bisa tetap bertahan karena perekonomian global sudah mulai membaik sejak awal Juni 2020. Baik Indonesia dan negara dunia katanya melonggarkan pembatasan dan melangkah ke kelaziman baru atau new normal. Belum lagi pemerintah juga menyiapkan aneka paket dalam Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN).
Ia mencontohkan IHSG kini berada di angka 4.800-5.000 setelah sempat jatuh di bawah 4.000. Nilai tukar juga saat ini berada di kisaran Rp14.000-an per dolar AS setelah sempat melemah di kiasran Rp15-16 ribu per dolar AS.
Airlangga juga berharap kalau posisi Indonesia bisa tetap lebih baik dalam perkiraan peningkatan angka pengangguran dan kemiskinan. Setiap negara kata Airlangga diprediksi akan mengalami peningkatan tetapi ia yakin kenaikan Indonesia tidak separah negara lainnya sekalipun tetap lebih tinggi dari negara-negara di ASEAN.
“Oleh karena itu akselerasi new normal dengan (memperhatikan) kesehatan ini penting,” ucap Airlangga.
Penulis: Vincent Fabian Thomas
Editor: Abdul Aziz