tirto.id - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menilai proyeksi pertumbuhan ekonomi sebesar 5,3 persen pada 2019 masih tergolong realistis. Angka tersebut merupakan target yang ditetapkan pemerintah dalam RAPBN (Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara) 2019.
Kendati demikian, Sri Mulyani mengatakan bahwa pemerintah akan terus mewaspadai gejolak perekonomian, baik dari faktor internal maupun eksternal. Berbagai ketidakpastian global diprediksi bakal terus berlangsung sampai dengan akhir tahun ini.
“Kita tetap pada pemikiran pertumbuhan ekonominya [di angka] 5,3 persen. Kita akan menjaga seluruh komponennya, baik dari sisi agregat permintaan maupun agregat ketersediaannya,” kata Sri Mulyani di Kompleks Parlemen, Jakarta pada Kamis (13/9/2018).
Lebih lanjut, Sri Mulyani mengatakan, target tersebut bisa tercapai apabila pertumbuhan investasi terjaga di atas kisaran 7 persen. Ia lantas mengatakan bahwa laju impor yang menurun dengan disertai peningkatan laju ekspor dapat membuat target pertumbuhan ekonomi pada tahun depan semakin terwujud.
Akan tetapi Sri Mulyani tak menampik potensi munculnya dinamika yang malah menyebabkan laju impor dan ekspor tidak seimbang. Apabila hal itu terjadi, maka pertumbuhan ekonomi pun bisa merosot sampai di kisaran 5,15 sampai 5,17 persen.
“Turut disampaikan pula beberapa dinamika terkait nilai tukar. Sementara itu kalau terlihat adanya perubahan pada proyeksi impor, maka itu akan berpengaruh, baik dari sisi investasi maupun konsumsi,” ujar Sri Mulyani.
Masih dalam kesempatan yang sama, Sri Mulyani mengatakan bahwa tetap optimistis dalam menjaga inflasi pada tahun depan. Mengacu pada capaian inflasi sampai dengan Agustus 2018, Sri Mulyani yakin inflasi pada 2019 yang dipatok sebesar 3,5 plus minus 1 persen masih tergolong realistis.
Sri Mulyani mengatakan perlu adanya antisipasi terhadap faktor cuaca agar inflasi tetap terjaga. Salah satu yang dinilai dapat memberi pengaruh ialah bahan pangan dengan harga yang mudah bergejolak akibat faktor cuaca.
“Pengendalian inflasi akan tetap dilakukan dengan baik, yakni lewat kerja sama antara Bank Indonesia dengan pemerintah daerah dalam rangka koordinasi dan pengawasan,” ucap Sri Mulyani.
Penulis: Damianus Andreas
Editor: Alexander Haryanto