tirto.id - Menteri Keuangan Sri Mulyani masih optimistis dengan proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 5,3-5,6 persen di tengah ekonomi global yang diprediksi melambat pada 2019.
Sebab, kata dia, perlambatan ekonomi global sudah diprediksi sejak akhir 2018 lalu. Oleh karena itu, kebijakan yang diambil oleh pemerintah saat ini menjaga iklim investasi tetap menarik.
"Itu artinya untuk Indonesia, kalau kita ingin mencapai pertumbuhan yang tetap tinggi di atas 5 persen kita harus meyakinkan bahwa pusat-pusat atau sumber-sumber pertumbuhan dalam negeri itu mampu memberikan dorongan," ujar dia, di Green Office Park 9, BSD, Tangerang Selatan, Selasa (12/3/2019).
Mantan direktur pelaksana Bank Dunia itu juga mengatakan, pemerintah masih memperhatikan dampak perlambatan ekonomi global terhadap kinerja perdagangan Indonesia.
Sebab, lanjut dia, Cina yang menjadi salah satu mitra dagang terbesar Indonesia tengah menghadapi perlambatan ekonomi akibat dampak dari perang dagang.
Meski demikian, lanjut Sri, optimistis ekspor Indonesia masih bisa menopang neraca perdagangan agar tetap positif.
Mengingat, kata dia, negara-negara tujuan ekspor lain seperti Bangladesh hingga Pakistan mengalami pertumbuhan ekonomi yang cukup baik, sehingga masih ada pasar yang bisa jadi sasaran ekspor.
"Jadi Indonesia harus tetap mampu untuk menjaga momentum untuk pendorong ekonomi, kita juga akan tetap menjaga agar ekspor meningkat. Kalau untuk impor kita bisa menahan dengan kebijakan B20, maka dari sisi eksternal balance negatifnya jadi lebih kecil," jelas dia.
Di samping itu, lanjut Sri, kondisi ekonomi Indonesia pada kuartal I tahun ini juga diprediksi cukup baik dengan inflasi yang terkendali.
Hal itu dapat dilihat pada indikator indeks harga konsumen (IHK) serta konsumsi rumah tangga, sehingga pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap terjaga pada kisaran 5 persen.
Dari pengalaman 2018, Sri mengakui, pertumbuhan investasi meleset dari target dan masih di bawah 7 persen. Namun, ia optimistis pertumbuhan tahun ini bisa tetap tumbuh meski menghadapi tahun politik.
"Investasi 2018 sedikit di bawah 7 persen. Kita harapkan momentumnya tetap timbuh tinggi. Perbankan membukukan keuntungan cukup baik. Ini membuktikan mereka mampu untuk tetap menjaga realisasi growth untuk kreditnya positif di atas double digit. Di atas 10 atau bahkan 12 persen. Dan capital market tetap akan jadi tempat yang cukup stabil," ungkap dia.
Penulis: Hendra Friana
Editor: Zakki Amali