tirto.id - Cina mengumumkan akan menetapkan target kenaikan pertumbuhan ekonomi tahunan 6-6,5 persen dan kenaikan 7,5 persen untuk pendanaan militer.
Wacana ini disampaikan Selasa (5/3/2019) dalam rangka mengimbangi kenaikan tarif pajak AS terhadap barang impor Cina.
Melansir Associated Press, Li Keqiang, perdana menteri Cina menyampaikan dalam pidatonya di Kongres Rakyat Nasional (National People’s Congress) bahwa perusahaan asing akan diperlakukan sama dengan perusahaan domestik.
Li menargetkan pertumbuhan ekonomi 6 sampai 6,5 persen, yang merupakan tekad Cina untuk mengimbangi kebijakan AS tentang kenaikan pajak barang ekspor Cina yang dapat mengakibatkan turunnya permintaan global dan akan berimbas pada pemecatan tenaga kerja.
Target ini lebih rendah dari pencapaian tahun lalu, yaitu 6,6 persen, dan terendah selama 3 dekade terakhir. Namun, apabila hal tersebut tercapai, angka 6,5 persen tersebut akan menjadi angka pertumbuhan terkuat di dunia.
Masih menurut AP News, Presiden Xi Jinping turut pula menyampaikan, dalam rangka menargetkan pertumbuhan ekonomi maka diperlukan adanya dukungan terhadap pengusaha termasuk pemotongan pajak dan bentuk dukungan lainnya.
Selain itu, dilansir Xinhua, Cina menetapkan target inflasi konsumen pada kisaran 3 persen dan berupaya menciptakan 11 juta pekerjaan baru.
Pengangguran di perkotaan masih sekitar 5,5 persen, sedangkan pengangguran terdaftar sebesar 4,5 persen. Hal tersebut disampaikan Xi pada sesi kedua Kongres Nasional ke-13.
“Penetapan target dari pimpinan ambisius tapi realistis, mereka merepresentasikan tujuan kami untuk pengembangan berkualits tinggi, sejajar dengan realita Cina, dan selaras dengan tujuan untuk memakmurkan rakyat Cina dalam segala aspek,” katanya seperti dikutip Xinhua.
Pada tahun 2018, Cina menargetkan pertumbuhan ekonomi 6,5 dan berhasil terlampaui hingga 6,6 persen. Pada momen perayaan ke-70 Republik Rakyat Cina menjadi momen krusial bagi Cina untuk meraih kemakmuran rakyat selama 100 tahun terakhir.
Cina masih dalam peluang strategis untuk memajukan perekonomian rakyat Cina, ditambah dengan keinginan kuat rakyat Cina untuk bisa hidup lebih baik.
Melansir Financial Post, Perdana Menteri Li menyatakan akan meningkatkan fokus terhadap pengembangan teknologi termasuk Artificial Intelligence (AI, kecerdasan buatan), mobil elektrik, bioteknologi, dan penemuan baru di bidang elektronik.
Cina memantapkan langkah menjadi kompetitor di bidang smartphone, teknologi berbasis tenaga surya, dan teknologi mutakhir yang sudah ada dengan tujuan menurunkan harga pasar. Hal tersebut mengguncang pasar global, terutama industri dan tenaga kerja AS.
Untuk target peningkatan anggaran belanja Militer Cina, Partai Komunis akan meningkatkan target anggaran belanja hingga 1,2 triliun yuan (178 miliar dolar AS.
Anggaran belanja Cina adalah yang terbesar kedua setelah AS. Dalam setahun total anggaran militer Cina dapat mencapai 220 miliar dolar AS.
Editor: Yantina Debora
