tirto.id - Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati, melaporkan nilai tukar rupiah terdepresiasi atau melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) sebesar 5,02 persen.
Pelemahan kurs tersebut, kata dia, masih lebih baik dibandingkan dengan Yen Jepang atau Won Korea Selatan.
Sri Mulyani mencatat indeks dolar AS menguat tajam sejak April 2024 akibat eskalasi geopolitik. Pada catatan 16 April 2024, dolar AS mengalami apresiasi 4,86 persen dibandingkan level pada Desember 2023. Perkembangan tersebut memberikan tekanan terhadap mata uang diseluruh dunia, termasuk rupiah.
"Pada penutupan pasar tanggal 26 April, Yen dari mata uang Jepang dan Won mata uang ke Korea Selatan, masing-masing mengalami, bahkan mengalami perlemahan yang sangat tajam," kata Sri Mulyani pada paparan Hasil Rapat Berkala KSSK II Tahun 2024, Jumat (3/5/3024).
Yen Jepang mengalami pelemahan hingga 10,92 persen secara year to date (ytd) dan Won Korea Selatan mengalami pelemahan 6,34 persen ytd.
Sedangkan mata uang Bath Thailand melemah 7,63 persen ytd dan rupiah juga mengalami pelemahan yakni 5,02 persen ytd.
"Rupiah juga mengalami pelemahan yaitu 5,02 persen ytd masih relatif lebih rendah," kata Sri Mulyani.
Perkembangan kurs rupiah yang lebih baik, ujarnya, didukung dari respons Bank Indonesia yang terus memperkuat kebijakan stabilisasi nilai tukar rupiah dengan mengoptimalkan instrumen moneter.
Dari sisi pemerintah, juga terus bekerja sama dengan Bank Indonesia untuk memperkuat koordinasi dan implementasi instrumen penempatan valas kepada devisa hasil ekspor (DHE) dan sumber daya alam (SDA) yang sejalan dengan Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 2023.
"Dari sisi inflasi, terjaga di kisaran sasaran 2,5 plus minus 1 persen, Indeks Harga Konsumen Maret 2024 tercatat 3,05 persen year-on-year (yoy)," tuturnya.
Di samping itu, inflasi inti juga tetap rendah berkisar 1,77 persen yoy serta inflasi volatile food yang meningkat tipis menjadi 10,3 persen dari 8,47 persen yoy dari bulan sebelumnya.
"Hal ini karena periode hari-hari besar keagamaan nasional dan pergeseran musim tanam karena el nino," ujarnya.
Penulis: Faesal Mubarok
Editor: Irfan Teguh Pribadi