tirto.id - Kementerian Perhubungan mengupayakan agar layanan kapal dan barang berbasis teknologi informatika dapat segera diterapkan secara luas.
Menurut Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi, sistem layanan kapal dan barang berbasis online yang disebut dengan Inaportnet telah direncanakan sejak 2 tahun terakhir melalui proyek Port Electronic Data Interchange Enhancement.
Berdasarkan rencana, Inaportnet bakal mulai diterapkan di sejumlah pelabuhan yang berada di kawasan barat Indonesia pada tahun ini. Meski begitu, Budi Karya sempat menyampaikan fokusnya agar sistem Inaportnet dapat mulai diberlakukan di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta.
“Priok harus ikut itu. Ini satu yang mudah dikatakan, tapi tidak mudah dilaksanakan,” ucap Budi Karya di Hotel Sari Pan Pacific, Jakarta pada Rabu (24/1/2018) pagi.
Terkait fokus di Pelabuhan Tanjung Priok itu, Budi Karya pun telah meminta kepada Direktur Jenderal (Dirjen) Perhubungan Laut Agus Purnomo untuk mengimplementasikan dalam kurun waktu 2 bulan ke depan. Tak hanya itu, Budi Karya mengaku telah bersinergi dengan sejumlah kementerian/lembaga lain, seperti Kementerian Keuangan dan Kementerian Perdagangan.
“Kami berkomitmen mengubah Priok jadi satu port yang kompetitif. Priok itu 50 persen dari transaksi yang ada di seluruh Indonesia. Kami ingin Priok jadi salah satu real hub di sini, sehingga sub-hub lain datang ke sini,” jelas Budi Karya.
“Tahun lalu, sudah berhasil ada kapal-kapal besar datang ke sini. Ini menunjukkan mereka mulai percaya. Jangan disia-siakan,” tambahnya.
Adapun dari waktu selama dua bulan yang diberikan itu, Budi Karya mengingatkan agar implementasi dapat mencakup tiga hal, yakni lebih murah, lebih mudah, dan lebih transparan. Budi Karya juga memastikan bahwa dampaknya harus bisa dirasakan masyarakat.
“Kalau nggak, kritik Dirjennya. Dirjen baru sapu bersih,” ujar Budi Karya.
Sampai dengan saat ini, Inaportnet sudah berjalan di 16 pelabuhan. Dengan Inaportnet, layanan kapal bisa dilakukan selama 30 sampai dengan 60 menit saja. Pada layanan tersebut sudah mencakup saat kapal datang hingga keluar dari pelabuhan.
Kendati demikian, Budi Karya tidak menampik apabila masyarakat belum sepenuhnya siap untuk menerima penerapan dari Inaportnet tersebut.
“Ada mungkin sebagian yang resistant, maunya dengan cara lama. Sementara pemerintah pusat ada INSW (Indonesia National Single Window),” kata Budi.
Maka dari itu, Budi Karya menekankan pentingnya perubahan pola pikir dan budaya yang berkembang di tengah masyarakat. Ia meminta agar sistem baru yang telah dicanangkan dapat dilakukan secara konsisten dan mendukung INSW yang ada.
Penulis: Damianus Andreas
Editor: Yantina Debora