tirto.id - Keluarga Besar Sopir Indonesia (KBSI) menggelar unjuk rasa terkait penerapan sistem di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, Selasa (11/2/2025). Unjuk rasa digelar di depan New Priok Container Terminal One (NPCT 1), Cilincing, Jakarta Utara.
Koordinator KBSI, Nuratmo, menyebutkan, pihaknya menuntut penghapusan pungutan liar untuk memasuki Pelabuhan Tanjung Priok. Pungutan liar terhadap sopir truk kembali marak terjadi usai sempat berhenti.
"Meminta dihapuskannya pungutan masuk pelabuhan. Jadi, yang awalnya kita tidak bayar, sekarang dibayar," ucapnya kepada awak media, Selasa (11/2/2025).
"Masih ada maraknya pungli yang dilakukan oleh oknum-oknum di dalam pelabuhan," lanjut Nurmanto.
Tuntutan lain adalah mengatasi kemacetan yang terjadi di kawasan Pelabuhan Tanjung Priok. Nurmanto tidak menampik bahwa kemacetan memang menjadi pekerjaan rumah (PR) di banyak ruas jalan se-Jakarta.
Akan tetapi, akibat kemacetan tersebut, para sopir truk kerap mendapatkan intimidasi dari preman di sekitar kawasan Pelabuhan Tanjung Priok.
Lalu, mereka juga mengeluhkan proses bongkar muat. Menurut Nurmanto, proses bongkar muat untuk satu truk dapat mencapai belasan jam. Padahal, Pelabuhan Tanjung Priok berstatus pelabuhan internasional. Akibat proses bongkar muat yang lama, sopir truk menjadi pelampiasan klien.
"Bayangkan, sekelas pelabuhan internasional, bongkar muatnya itu sampai 15 jam kita di dalam, sampai 15 jam menunggu. Ini kan berdampak kepada kami dan pastinya kepada customer-customer di sana," urainya.
Di satu sisi, lambatnya proses bongkar muat membuat kehidupan pribadi para sopir truk ikut terganggu. Sopir truk seharusnya dapat menikmati sisa waktu dalam satu hari bersama keluarga, tetapi justru waktu habis untuk proses bongkar muat tersebut.
"Cuman kan dampaknya ke kita. Kita harusnya bisa pulang dengan keluarga, kumpul dengan anak istri. Akhirnya masih nungguin di dalam atau bisa narik lagi," ucap dia.
Nurmanto melanjutkan, KBSI menuntut adanya fasilitas mandi cuci kakus (MCK) untuk sopir truk. Pasalnya, kenihilan fasilitas MCK membuat sopir truk terpaksa buang air sembarang.
Pengelola Pelabuhan Tanjung Priok padahal pernah menjanjikan untuk mendirikan fasilitas kamar mandi untuk sopir truk. Akan tetapi, janji tersebut tak pernah direalisasikan.
"Kami punya bukti, dan banyak bukti terkait MCK. Kita pun punya bukti, ya mohon maaf, ada BAB yang sembarangan. Karena kita memang enggak ada MCK di dalam sana," ujar Nurmanto.
KSBI disebut akan melakukan unjuk rasa lebih besar jika tuntutan mereka tidak kunjung direalisasikan. Unjuk rasa disebut akan berlangsung sebelum bulan Ramadhan 2025.
"Intinya sebelum puasa, apabila belum disetujui tuntutan kita, kita akan melakukan aksi jilid kedua. Pastinya akan lebih besar dan herois," tutur Nurmanto.
Penulis: Muhammad Naufal
Editor: Andrian Pratama Taher