tirto.id - Starlink adalah proyek dari perusahaan ruang angkasa SpaceX yang bertujuan untuk menyediakan akses internet global menggunakan jaringan satelit. Jaringan ini terdiri dari ribuan satelit kecil yang ditempatkan dalam Low Earth Orbit (LEO).
Starlink bertujuan untuk menyediakan koneksi internet cepat dan andal di daerah-daerah yang sulit dijangkau oleh infrastruktur internet tradisional, seperti daerah pedesaan atau terpencil.
Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Budi Arie Setiadi meyakini bahwa kehadiran Starlink di Indonesia tidak akan mengganggu ekosistem Penyelenggara Jasa Internet (PJI) lokal yang sudah ada.
Budi menjelaskan bahwa Starlink akan lebih fokus pada pelayanan di daerah 3T, yaitu daerah tertinggal, terdepan, dan terluar, di mana PJI lokal umumnya kesulitan menjangkau karena kendala geografis.
Teknologi satelit LEO yang digunakan Starlink memungkinkan mereka untuk menjangkau daerah terpencil dengan lebih mudah dan efisien dibandingkan infrastruktur kabel optik yang digunakan PJI lokal.
"Ga usah khawatir, harganya ga beradu lah sama yang dari Indonesia, gak beradu. Dia (Starlink) kan lebih cocok di 3T (tertinggal,terdepan,terluar), kalau di kota enggak. Harganya gak akan kompetitif kalau di perkotaan, dia (Starlink) kalah," kata Budi di Kantor Kementerian Kominfo, Jakarta Pusat, Selasa (30/4/2024), dikutip Antara News.
Lebih lanjut, Budi menambahkan bahwa harga layanan Starlink kemungkinan tidak akan bersaing dengan harga internet dari PJI lokal di perkotaan. Hal ini dikarenakan biaya operasional Starlink yang lebih tinggi dan fokus mereka pada area 3T.
Oleh karena itu, Budi menyimpulkan bahwa Starlink dan PJI lokal saling melengkapi dalam menyediakan akses internet di Indonesia. Starlink akan fokus pada area 3T yang sulit dijangkau PJI lokal, sedangkan PJI lokal akan terus melayani pelanggan di perkotaan dengan harga yang lebih kompetitif.
Perbedaan Starlink dan Internet Fiber
Starlink menawarkan beberapa keunggulan dibandingkan internet satelit tradisional dan fiber optik, termasuk kecepatan yang lebih tinggi, latensi yang lebih rendah, dan ketersediaan yang lebih luas.
Starlink adalah internet satelit yang menggunakan satelit di orbit rendah bumi (LEO) untuk menyediakan layanan internet.
Hal ini berbeda dengan internet satelit tradisional yang menggunakan satelit di orbit geostasioner (GEO) yang jauh lebih tinggi. Perbedaan ketinggian ini memberikan beberapa keuntungan bagi Starlink, di antaranya:
1. Kecepatan yang Lebih Tinggi
Satelit LEO Starlink lebih dekat ke bumi, sehingga sinyal internetnya dapat melakukan perjalanan dengan lebih cepat. Hal ini memungkinkan Starlink untuk menawarkan kecepatan internet rata-rata 1 Gbps, dan bahkan menjanjikan kecepatan di atas 1 Gbps di masa depan. Internet satelit tradisional umumnya hanya menawarkan kecepatan hingga 25 Mbps.2. Latensi yang Lebih Rendah
Latensi adalah waktu yang dibutuhkan sinyal untuk melakukan perjalanan dari perangkat pengguna ke server dan kembali. Latensi yang rendah penting untuk kegiatan seperti bermain game online dan streaming video.Starlink diprediksi memiliki latensi di bawah 20 ms, dan bahkan mungkin di bawah 10 ms. Latensi internet satelit tradisional umumnya sekitar 250 ms.
3. Ketersediaan yang Lebih Luas
Satelit LEO Starlink dapat menjangkau daerah terpencil yang tidak terjangkau oleh internet kabel atau satelit tradisional.Apakah Starlink Sudah Masuk Indonesia?
Starlink telah lulus uji laik operasi (ULO) di Indonesia. Hal ini berarti bahwa Starlink telah memenuhi semua persyaratan yang diperlukan untuk beroperasi di Indonesia dan dapat mulai menawarkan layanan internetnya kepada pelanggan.
Aju Widya Sari, Direktur Telekomunikasi di Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo), menjelaskan bahwa Starlink harus melalui dua tahap penting sebelum dapat beroperasi secara resmi di Indonesia.
"Starlink sudah punya izin penyelenggaraan telekomunikasi. Itu sudah selesai semua. Sudah selesai dua minggu lalu. Waktunya saya harus cek, tapi yang jelas sudah selesai," kata Aju di Jakarta, Senin, mengenai uji laik operasi (ULO) Starlink.
ULO merupakan proses untuk memastikan bahwa Starlink memenuhi semua persyaratan teknis dan regulasi yang berlaku di Indonesia. Uji ini meliputi berbagai aspek, seperti kualitas layanan, keamanan jaringan, dan kepatuhan terhadap standar emisi elektromagnetik.
Starlink telah menyelesaikan ULO pada pertengahan April 2024 dan dinyatakan lulus. Hal ini berarti bahwa Starlink telah memenuhi semua persyaratan yang diperlukan untuk beroperasi di Indonesia.
Selain ULO, Starlink juga melakukan uji coba layanan di Karawang, Jawa Barat. Uji coba ini bertujuan untuk memastikan bahwa Starlink dapat memberikan layanan internet yang berkualitas dan stabil kepada pelanggan di Indonesia.
Penulis: Ruhma Syifwatul Jinan
Editor: Dipna Videlia Putsanra