Menuju konten utama

Mengenal Sistem Kekerabatan Patrilineal dan Contohnya

Sistem kekerabatan patrilineal dan matrilineal masih berlaku di beberapa suku di Indonesia. Untuk memahami lebih lanjut, baca artikel di bawah ini.

Mengenal Sistem Kekerabatan Patrilineal dan Contohnya
Ilustrasi sistem kekerabatan patrilineal, sistem kekerabatan yang menarik garis keturunan dari ayah. FOTO/

tirto.id - Ada beberapa daerah di Indonesia yang masih kuat menganut sistem kekerabatan tertentu. Di antaranya sistem kekerabatan patrilineal, matrilineal, dan bilateral.

Sistem kekerabatan patrilineal adalah sistem yang menarik garis keturunan, misalnya penyematan marga, berdasarkan garis keturunan laki-laki atau ayah. Hal ini berimpak pada pewarisan harta yang dibagi secara paternalistis, pihak lelaki punya jatah lebih banyak.

Secara konsep, jenis sistem kekerabatan patrilineal sama dengan matrilineal. Keduanya sama-sama menarik garis keturunan berdasarkan salah satu pihak, ayah atau ibu.

Namun, pada prinsipnya, ada perbedaan antara patrilineal dan matrilineal. Sistem patrilineal menarik garis keturunan dari ayah sedangkan matrilineal sebaliknya, dari pihak ibu.

Lantas, apa saja contoh sistem kekerabatan patrilineal?

Contoh Sistem Kekerabatan Patrilineal

Sistem kekerabatan yang menarik garis keturunan dari pihak laki-laki ditemui dalam masyarakat Suku Batak. Selain itu, Suku Dani di Papua, juga dapat menjadi contoh sistem kekerabatan patrilineal.

Selengkapnya, berikut contoh sistem kekerabatan patrilineal di masyarakat Indonesia:

1. Suku Batak

Masyarakat Suku Batak menerapkan sistem kekerabatan patrilineal. Artinya, mereka menarik garis keturunan dari pihak ayah, yang terwujud dalam sistem marga. Hal ini kemudian berimpak juga ke budaya pernikahan dan sistem pembagian warisan.

2. Suku Ambon

Contoh sistem kekerabatan patrilineal juga dapat ditemukan dalam masyarakat Ambon. Suku yang berasal dari Pulau Sulawesi ini menganggap bahwa generasi penerus orang tuanya adalah anak laki-laki.

3. Suku Bali

Suku Bali juga termasuk salah satu suku yang menganut sistem kekerabatan patrilineal.

Dikutip dari Jurnal Hukum Hindu STAHN Mpu Kuturan Singaraja Vol. 2 No. 2 (2020), sistem kekerabatan patrilineal di Bali terlihat sejak perkawinan. Setelah menikah, pihak istri akan mengikuti kedudukan dan kediaman suami.

4. Suku Asmat

Suku Asmat, Papua, juga termasuk sebagai suku yang menganut sistem kekerabatan patrilineal. Hal ini salah satunya terlihat dalam adat virilokal, bahwa istri harus tinggal di kediaman suaminya setelah menikah.

Adapun tiga sistem kekerabatan tersebut adalah parental (bilateral), patrilineal, dan matrilineal. Sistem kekerabatan yang berbeda-beda dalam setiap suku di struktur sosial ini masih dianut di masyarakat Indonesia.

Perbedaan Sistem Kekerabatan Patrilineal dan Matrilineal

Perbedaan sistem kekerabatan patrilineal dan matrilineal secara prinsip terletak pada penarikan garis keturunan di keluarga. Berikut akan dijelaskan perbedaan patrilineal dan matrilineal.

Sistem kekerabatan patrilineal Sistem kekerabatan matrilineal
Sistem kekerabatan ini menarik keturunan hanya dari satu pihak yaitu sang ayah saja Sistem kekerabatan ini menarik garis keturunan dari pihak ibu saja
Anak akan terhubung dengan kerabat ayah berdasarkan garis keturunan laki-laki secara unilateral Anak akan terhubung dengan ibunya, termasuk terhubung dengan kerabat ibu, berdasarkan garis keturunan perempuan secara unilateral
Keturunan dari pihak bapak (lelaki) memiliki kedudukan lebih tinggi Keturunan dari garis ibu dipandang sangat penting
Hak yang diterima pihak laki-laki juga lebih banyak Hak-hak lebih banyak pada keturunan dari ibu

Baca juga artikel terkait SISTEM KEKERABATAN atau tulisan lainnya dari Ilham Choirul Anwar

tirto.id - Pendidikan
Kontributor: Ilham Choirul Anwar
Penulis: Ilham Choirul Anwar
Editor: Yulaika Ramadhani
Penyelaras: Fadli Nasrudin