Menuju konten utama

Mengenal Penyakit Polio: Penyebab, Gejala, hingga Pengobatannya

Bila sudah terjangkit polio, perawatan untuk penyakit ini berfokus pada membatasi dan mengurangi gejala.

Mengenal Penyakit Polio: Penyebab, Gejala, hingga Pengobatannya
petugas medis menyuntikkan vaksin polio ke seorang balita saat dimulainya introduksi vaksin polio suntik (ipv) 2016 di gianyar, bali, jumat (22/7). pencanangan program ipv secara nasional tersebut dimulai dari provinsi bali yang selanjutnya akan diteruskan di 33 provinsi di indonesia pada september mendatang. antara foto/nyoman budhiana/spt/16.

tirto.id - Hari Polio Sedunia diperingati setiap 24 Oktober. Melalui hari peringatan tersebut, WHO mengajak masyarakat untuk lebih mengedukasi diri mengenai penyakit polio.

Dalam dunia medis, penyakit ini disebut dengan poliomyelitis. Penyakit ini disebabkan oleh virus yang bernama Polivirus (PV) dan termasuk dalam famili picornaviridae.

Dikutip dari Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO melalui situsnya, penyakit polio merupakan penyakit virus yang sangat menular dan sebagian besar menyerang anak di bawah usia 5 tahun. Virus ini menyerang sistem saraf dan dapat menyebabkan kelumpuhan.

Virus ini ditularkan dari (biasanya anak-anak) orang ke orang yang menyebar terutama melalui fekal-oral.

Selain itu, virus ini ditularkan oleh orang melalui feses yang dibuang tidak pada tempatnya kemudian dapat menyebar dengan cepat, terutama di daerah dengan sistem kebersihan dan sanitasi yang buruk.

Masa inkubasi virus ini biasanya 7–10 hari tetapi dapat berkisar antara 4–35 hari. Virus masuk ke dalam tubuh melalui mulut dan berkembang biak di usus.

Virus tersebut kemudian menyerang sistem saraf. Hingga 90 persen dari mereka yang terinfeksi tidak mengalami gejala atau gejala ringan dan penyakit ini biasanya tidak dikenali.

Gejala penyakit polio

Gejala awal infeksi virus ini di antaranya, demam, kelelahan, sakit kepala, muntah, kaku di leher, dan nyeri di tungkai.

Gejala ini biasanya berlangsung selama 2–10 hari dan sebagian besar pemulihan selesai di hampir semua kasus.

Namun, dalam proporsi kasus yang tersisa, virus menyebabkan kelumpuhan, biasanya pada kaki, yang paling sering bersifat permanen.

Kelumpuhan dapat terjadi sangat cepat dalam beberapa jam setelah infeksi. Dari mereka yang lumpuh, 5-10 persen meninggal ketika otot pernapasan mereka tidak bisa bergerak.

Cara mencegah dan mengobati penyakit polio

Bila sudah terjangkit polio, perawatan untuk penyakit ini berfokus pada membatasi dan mengurangi gejala.

Selain itu, terapi fisik juga dapat digunakan untuk merangsang otot dan obat antispasmodik digunakan untuk mengendurkan otot yang terkena.

Hal ini dapat meningkatkan mobilitas tetapi tidak membalikkan kelumpuhan polio permanen.

Dikutip dari laman Healthhub cara paling efektif untuk mencegah penyakit polio yaitu vaksinasi atau imunisasi. Imunisasi polio dianjurkan untuk semua anak dari usia 3 hingga 18 bulan.

Dikutip dari Cleveland Clinic, dua vaksin tersebut yaitu inactivated poliovirus vaccine (IPV) dan oral poliovirus vaccine (OPV).

Anak-anak harus menerima 4 dosis vaksin polio, sesuai dengan jadwal vaksinasi berikut:

- Dosis pertama: usia 2 bulan

- Dosis kedua: 4 bulan

- Dosis ketiga: 6 sampai 18 bulan

- Dosis penguat: 4 sampai 6 tahun

Selain dengan imunisasi, Anda juga harus melakukan pola hidup sehat dan menjaga kebersihan lingkungan sekitar Anda untuk mencegah penularan penyakit polio.

Baca juga artikel terkait PENYAKIT POLIO atau tulisan lainnya dari Aditya Priyatna Darmawan

tirto.id - Kesehatan
Kontributor: Aditya Priyatna Darmawan
Penulis: Aditya Priyatna Darmawan
Editor: Nur Hidayah Perwitasari