Menuju konten utama

Mengenal Ngozi Okonjo-Iweala, Dirjen Perempuan & Afrika Pertama WTO

Ngozi Okonjo-Iweala menjadi perempuan sekaligus orang Afrika pertama yang memimpin Organisasi Perdagangan Dunia (WTO).

Mengenal Ngozi Okonjo-Iweala, Dirjen Perempuan & Afrika Pertama WTO
Ngozi Okonjo-Iweala saat menjabat Menteri Keuangan Nigeria, berbicara dalam konferensi pers tentang Kemajuan Tujuan Pembangunan Milenium Terkait Kesehatan di Perserikatan Bangsa-Bangsa di Jenewa, Swiss. (AP Photo/Keystone, Martial Trezzini)

tirto.id - Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) resmi menunjuk Ngozi Okonjo-Iweala, seorang ekonom sekaligus mantan Menteri Keuangan Nigeria, sebagai direktur jenderal, Senin (15/2/2021). Ia menggantikan Roberto Carvalho de Azevedo asal Brasil yang mengundurkan diri lebih awal pada Mei 2020.

Okonjo-Iweala mengukir sejarah baru sebagai perempuan dan orang Afrika pertama yang memimpin organisasi global tersebut. Ia mulai aktif memimpin terhitung sejak 1 Maret 2021 hingga 31 Agustus 2025.

Lantas siapa Okonjo-Iweala dan bagaimana ia bisa secara konsensus ditunjuk menjadi pemimpin WTO?

Ngozi Okonjo-Iweala seorang keturunan Nigeria-Amerika yang lahir di Ogwashi-Ukwu, Negara Bagian Delta, Nigeria pada 13 Juni 1954. Ayahnya, Professor Chukwuka Okonjo merupakan raja dari keluarga kerajaan Obahai, Ogwashi-Ukwu.

Dari laman resmi WTO, diketahui Okonjo-Iweala menyelesaikan studi ekonominya di Universitas Harvard pada 1976 dan melanjutkan program doktoralnya di Massachusetts Institute of Technology (MIT) pada 1981.

Sejak saat itu, Okonjo-Iweala terus berkarier di sektor ekonomi dan pengembangan finansial. Salah satunya di Bank Dunia yang sudah ia jalani selama 20 tahun. Selama di Bank Dunia, ia sempat menjabat sebagai managing director yang bertanggung jawab mengawasi operasi senilai 181 triliun dolar AS.

Di negerinya sendiri, Iweala menjabat sebagai Menteri Keuangan sebanyak dua kali. Dan menjadikannya perempuan pertama yang menjabat posisi tersebut dan pertama pula yang menjabatnya sampai dua kali. Pertama pada periode 2003-2006 di bawah pemerintahan Presiden Olusegun Obasanjo. Prestasinya yang paling dikenal di periode ini: berhasil menghapuskan utang Nigeria sebesar 30 miliar dolar AS dalam negosiasinya dengan Paris Club, termasuk pembatalan langsung sebesar 18 miliar dolar AS.

Kali kedua ia menjabat yakni, pada periode 2011-2015 di bawah Presiden Goodluck Jonathan. Dia memperkuat sistem keuangan publik Nigeria dengan membentuk Mortgage Refinance Corporation (NMRC) yang mendorong sektor perumahan. Ia membuat sistem penganggaran responsif gender dan membuat program usaha muda yang menciptakan banyak lapangan kerja. Kebijakan-kebijakan tersebut bahkan diakui Bank Dunia lantaran dianggap efektif secara global dan menjadikan Nigeria sebagai ekonomi terbesar di Afrika.

Dukungan AS di Menit Terakhir

Proses pemilihan direktur jenderal ketujuh WTO sebenarnya berlangsung sejak berbulan-bulan lalu. Setelah Roberto Azevedo mengumumkan pengunduran dirinya yang lebih awal pada 14 Mei 2020.

Delapan negara kemudian mengusulkan kandidat. Dari delapan kandidat kemudian diseleksi menjadi lima dan akhirnya dipilih menjadi dua kandidat terkuat. Dalam prosedur pemilihan direktur jenderal WTO, kandidat diharuskan memperoleh suara konsensus dari negara anggota.

Pada September 2020, WTO sudah mengantongi dua nama kandidat terkuat yakni Ngozi Okonjo-Iweala (Nigeria) dan Yoo Myung-hee (Korea Selatan) dan menyebut Iweala sebagai "kandidat paling siap untuk mencapai konsensus" demikian seperti dilansir IISD.org. Hal tersebut diungkapkan Ketua Dewan Jenderal WTO David Walker dalam pertemuan kepala delegasi pada 28 Oktober 2020. Kendati demikian, AS tetap bergeming tak akan mendukung pencalonan Iweala.

AS, yang pada saat itu masih di bawah pemerintahan Donald Trump, memberi dukungan penuh kepada Yoo Myung-hee. AS menilai, “Yoo lebih berpengalaman.”

Sangat mungkin ini merupakan buntut perang dagang AS dengan Cina, di mana Korea Selatan menjadi sekutu kental bagi AS. Namun, begitu Joe Biden memasuki Gedung Putih pada Januari 2021, dukungan AS langsung berbalik arah kepada Okonjo-Iweala.

WTO dan Tantangan Pandemi

Penunjukkan Okonjo-Iweala disebut akan menjadi game changer bagi perekonomian Afrika yang selama ini mengalami ketidakadilan dalam status quo ekonomi global. Ia juga diharapkan mampu menyelesaikan dan memberikan solusi atas perang dagang antara AS-Cina yang dimulai oleh Presiden Donald Trump.

New York Times menulis Okonjo-Iweala memimpin WTO dalam masa yang sulit bagi badan perdagangan global yang dibentuk pada 1995 tersebut. WTO masih punya banyak pekerjaan rumah seperti menyelesaikan sengketa perdagangan, menulis aturan perdagangan baru dan mendorong arus barang dan jasa di seluruh dunia.

Banyak kritik terhadap WTO menyebutkan organisasi ini gagal di beberapa bidang termasuk memajukan negosiasi perdagangan baru, mengawasi perilaku ekonomi yang tak adil dari Cina, saat ekonomi global berada dalam ketidakpastian di tengah pandemi COVID-19. Hal yang membuat Azevedo disebut depresi berat hingga akhirnya mengundurkan diri.

Dalam pidato usai penunjukkannya di Jenewa, Swiss, Okonjo-Iweala menyatakan WTO akan berfokus pada pemulihan ekonomi akibat pandemi COVID-19 dan penyediaan vaksin yang merata di seluruh dunia.

Sebagai orang yang juga menjabat di jajaran direksi GAVI, yang menyediakan vaksin COVAX untuk memberikan keadilan vaksinasi di seluruh dunia, ia mengakui penyediaan vaksin oleh WTO COVID-19 sangat utama dilakukan terlebih di saat pandemi seperti saat ini.

Seperti dilansir AP, ia berjanji WTO akan menjaga pasokan dan perdagangan vaksin COVID-19 yang efisien di seluruh dunia. Ia akan mencabut pembatasan ekspor pada pasokan vaksin dan mendorong pembuatan vaksin di lebih banyak negara.

Baca juga artikel terkait WTO atau tulisan lainnya dari Restu Diantina Putri

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Restu Diantina Putri
Penulis: Restu Diantina Putri
Editor: Dieqy Hasbi Widhana