Menuju konten utama

Mengenal Jemaah Aolia di Gunungkidul yang Tarawih & Puasa Duluan

Mengenal Jemaah Aolia yang sudah melaksanakan puasa pertama Ramadhan 1445 H mulai Kamis, 7 Maret 2024.

Mengenal Jemaah Aolia di Gunungkidul yang Tarawih & Puasa Duluan
Ilustrasi foto Ramadhan 2024. FOTO/iStockphoto

tirto.id - Belakangan media sosial diramaikan dengan video salat tarawih yang telah dilaksanakan oleh Jemaah Aolia di Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Tidak sedikit yang penasaran mengenai apa itu Jemaah Aolia?

Jemaah Aoliah diketahui sudah melaksanakan salat tarawih pertama pada Rabu malam, 6 Maret 2024. Artinya, mereka telah melakukan puasa Ramadhan pertama mulai Kamis, 7 Maret 2024.

Hal ini berkebalikan dengan perkiraan jatuhnya 1 Ramadhan 1445 H pada mayoritas umat Islam di Indonesia. Sidang isbat penentuan awal 1 Ramadhan 1445 H oleh Kementerian Agama baru akan dihelat Minggu malam, 10 Maret 2024. Sebelum sidang akan dilakukan pemantauan (rukyat) keberadaan hilal atau bulan sabit pertama di berbagai titik se-Indonesia.

Di sisi lain, awal 1 Ramadhan 1445 H sudah ditetapkan oleh ormas Muhammadiyah jatuh pada Senin, 11 Maret 2024. Hal itu berdasarkan Maklumat Pimpinan Pusat Muhammadiyah Nomor 1/MLM/1.0/E/2024. Muhammadiyah menentukan awal Ramadhan, hari raya Idul Fitri, hingga hari raya Idul Adha menggunakan metode hisab hakiki wujudul hilal.

Jika demikian, bagaimana cara Jemaah Aolia dalam menentukan awal Ramadhan 1445 H?

Apa Itu Jemaah Aolia?

Jemaah Aolia merupakan sekelompok masyarakat yang mendiami wilayah Padukuhan Panggang, Kabupaten Gunungkidul. Jemaah ini dipimpin Raden Ibnu Hajar Sholeh Pranowo yang dikenal dengan sebutan Mbah Benu. Ia lantas juga menjadi mursyid atau guru bagi jemaahnya.

Jemaah Aolia sebenarnya tersebar ke berbagai daerah, terutama di Jawa Tengah dan DIY. Menurut putra ketiga pengasuh Jemaah Aolia, Musa Assiqbillah, jumlah populasi mereka tidak diketahui. Di Kecamatan Panggang sendiri, ada sekira 10 titik yang masyarakatnya pengikut Jemaah Aolia.

Meski demikian, Jemaah Aolia mengaku bukanlah sebuah organisasi. Ada pun aliran yang dianut tetap Ahlus Sunnah Wal Jamaah. Kumpulan yang mulanya berasal dari jemaah Masjid Aolia ini telah eksis semenjak 1983.

Sosok Mbah Benu diistimewakan bagi Jemaah Aolia. Ia dipercaya memiliki keilmuan laduni yang turun tiba-tiba. Konsep ilmu laduni yaitu pengetahuan diberikan langsung kepada seseorang dari Allah.

Musa menambahkan, Mbah Benu pernah nyantri di Pesantren Mbulus yang berada di daerah Maron Purworejo. Guru-gurunya antara lain Gus Jogo Rekso dari Muntilan, Syech Jumadil Kubro yang dimakamkan di Gunung Turgi, dan Sunan Pandanaran dari Klaten.

Mengapa Jemaah Aolia Tarawih dan Puasa Duluan?

Ada alasan yang menjadi dasar mengapa Jamaah Aolia melaksanakan salat tarawih dan puasa Ramadhan duluan dibandingkan umat Islam di Indonesia pada umumnya.

Jemaah Aolia ternyata memiliki sistem penanggalan sendiri. Penanggalan ini berbeda dengan kalender hijriah yang biasa digunakan oleh umat Islam untuk menentukan awal Ramadhan.

Hal tersebut telah dikonfirmasi oleh Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Gunungkidul. Menurut Kepala Kemenag Gunungkidul, Sa'aban Nuroni, sebagaimana dikutip dari Detik.com, Kamis (7/3/2024), pelaksanaan salat tarawih lebih awal oleh jemaah Masjid Aolia karena berdasarkan keyakinan dari mereka.

Setiap tahun biasanya ada perbedaan hari pelaksanaan puasa Ramadhan antara Jemaah Aolia dengan keputusan pemerintah. Selisihnya biasanya satu sampai dua hari. Hanya saja, pelaksanaan puasa Ramadhan 2024 pada Jemaah Aolia berjarak tiga sampai empat hari dari penetapan puasa mayoritas umat Islam.

Nuroni mengungkapkan, perbedaan pendapat mengenai awal 1 Ramadhan tidak hanya terjadi pada Jemaah Aolia saja. Pasalnya, ormas lain pun juga mengalami hal serupa.

KH Ibnu Hajar Pranolo atau Mbah Ibnu, imam Masjid Aolia, mengatakan kepada iNews.id, Rabu (6/3/2024), jika perbedaan tersebut terkait masalah keyakinan. Ia tidak mempersoalkan adanya perbedaan, termasuk jika pemerintah menetapkan 12 Maret 202 sebagai awal 1 Ramadhan.

Baca juga artikel terkait RAMADHAN 2024 atau tulisan lainnya dari Ilham Choirul Anwar

tirto.id - Sosial budaya
Kontributor: Ilham Choirul Anwar
Penulis: Ilham Choirul Anwar
Editor: Balqis Fallahnda & Iswara N Raditya