tirto.id - Setelah viral fotografi jurnalistik karya Joshua Irwandi yang menampilkan jenazah pasien infeksi COVID-19, penyanyi Erdian Aji Prihartanto menuliskan kegelisahannya terkait foto tersebut.
Pelantun “Dia” yang dipanggil Anji tersebut menuliskan COVID-19 dengan CVD di postingan foto Instagramnya yang ia unggah sekaligus sebagai media penyampaian rasa curiganya terhadap sistem penyebaran foto karya Joshua. Postingan tersebut kini telah dihapus dari lini masa Anji.
Singkatan yang digunakan Anji itu pun banyak dikritik oleh warganet, sebab CVD adalah singkatan dari Cardiovascular Disease dan bukan singkatan dari COVID-19.
Salah satu warganet yang mengkritisi hal tersebut menyebutkan bahwa CVD tidak sama dengan COVID-19, jika disingkat takut masyarakat akan menilainya sama.
Apa itu sebenarnya CVD atau Cardiovascular Disease?
Cardiovaskular disease atau penyakit kardiovaskuler adalah berbagai macam penyakit yang menyerang sistem kardiovaskuler tubuh meliputi jantung dan pembuluh darah.
Stroke dan serangan jantung adalah dua di antaranya. Mengutip Medical News Today, penyakit kardiovaskuler menjadi penyakit paling umum penyebab kematian bagi masyarakat dunia saat ini.
CVD terdiri dari berbagai jenis kondisi. Beberapa di antaranya mungkin berkembang pada saat yang sama atau justru menimbulkan kondisi atau penyakit lain dalam kelompok.
Penyakit kardiovaskuler antara lain angina, aritmia, serangan jantung, gagal jantung, atheroklerosis, stroke, dan sebagainya.
Adapun gejala yang muncul bervariasi tergantung pada kondisi spesifik. Beberapa kondisi, seperti diabetes tipe 2 atau hipertensi yang tidak menimbulkan gejala sama sekali.
Berikut adalah gejala khas masalah kardiovaskuler yang sering muncul:
- Nyeri atau tekanan di dada
- Rasa sakit atau tidak nyaman pada lengan, bahu kiri, siku, rahang, atau punggung
- Sesak napas
- Mual dan kelelahan
- Pusing
- Berkeringan dingin
Faktor Risiko Penyakit Kardiovaskuler
Dilansir Mayo Clinicbeberapa faktor risiko yang dapat mengembangkan penyakit kardiovaskuler antara lain:
1. Usia
Penuaan meningkatkan risiko arteri yang rusak dan menyempit serta otot jantung melemah atau menebal.
2. Jenis kelamin
Pria umumnya berisiko lebih besar terkena penyakit jantung. Namun, risiko wanita meningkat setelah menopause.
3. Riwayat penyakit keluarga.
Riwayat keluarga dengan penyakit jantung meningkatkan risiko penyakit jantung koroner, terutama jika orang tua mengembangkannya pada usia dini (sebelum usia 55 tahun untuk saudara laki-laki, seperti saudara laki-laki atau ayah Anda, dan 65 untuk saudara perempuan, seperti Anda ibu atau saudara perempuan).
4. Merokok.
Nikotin membuat pembuluh darah Anda membengkak dan membekukan darah. Sedangkan karbon monoksida dapat merusak lapisan dalam mereka, membuatnya lebih rentan terhadap aterosklerosis.
Serangan jantung lebih sering terjadi pada perokok daripada bukan perokok.
5. Obat kemoterapi tertentu dan terapi radiasi untuk kanker.
Beberapa obat kemoterapi dan terapi radiasi dapat meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular.
6. Diet yang buruk.
Pola makan yang tinggi lemak, garam, gula, dan kolesterol dapat berkontribusi terhadap perkembangan penyakit jantung.
7. Tekanan darah tinggi.
Tekanan darah tinggi yang tidak terkontrol dapat menyebabkan pengerasan dan penebalan pembuluh darah Anda. Hal ini dapat mempersempit pembuluh darah yang mengalir.
8. Kadar kolesterol darah tinggi.
Kadar kolesterol tinggi dalam darah Anda dapat meningkatkan risiko pembentukan plak dan aterosklerosis.
9. Diabetes.
Diabetes meningkatkan risiko penyakit jantung.
10. Kegemukan.
Kelebihan berat badan biasanya memperburuk faktor risiko lainnya.
11. Ketidakaktifan fisik.
Kurang olahraga juga dikaitkan dengan berbagai bentuk penyakit jantung dan beberapa faktor risiko lainnya.
12. Tekanan atau stres.
Stres yang tidak mereda dapat merusak arteri Anda dan memperburuk faktor risiko lain untuk penyakit jantung.
13. Kebersihan buruk.
Tidak mencuci tangan secara teratur dan tidak membangun kebiasaan lain yang dapat membantu mencegah infeksi virus atau bakteri dapat menempatkan Anda pada risiko infeksi jantung, terutama jika Anda sudah memiliki kondisi jantung yang mendasarinya. Kesehatan gigi yang buruk juga dapat menyebabkan penyakit jantung.
Penulis: Dinda Silviana Dewi
Editor: Nur Hidayah Perwitasari