Menuju konten utama

Mengapa Penggunaan Bahan Bakar Fosil Harus Dibatasi?

Bahan bakar fosil tidak bisa digunakan terus-menerus sebab jumlahnya terbatas. Alasan lain penggunaan bahan bakar fosil dikurangi bisa disimak di bawah ini.

Mengapa Penggunaan Bahan Bakar Fosil Harus Dibatasi?
Sejumlah aktivis lingkungan menggiring kapal tongkang pengangkut batubara keluar dari wilayah perairan konservasi Karimunjawa, Jepara, Jawa Tengah, Rabu (2/5/2018). ANTARA FOTO/Aji Styawan

tirto.id - Konsumsi bahan bakar fosil dapat memberikan berbagai manfaat kepada manusia, termasuk untuk sistem pembakaran kendaraan operasional sehari-hari.

Mengutip laman Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), bahan bakar fosil adalah hidrokarbon di dalam kerak dan perut bumi yang bisa dipakai untuk bahan bakar. Contohnya meliputi batu bara, minyak, dan gas bumi.

Proses pembentukan bahan bakar fosil terbilang cukup lama, mengingat fosil merupakan sisa-sisa unsur hewan maupun tumbuhan di masa lalu. Oleh sebab itu, terdapat sejumlah pihak yang mengupayakan penggunaan bahan bakar fosil dikurangi.

Lantas, mengapa penggunaan bahan bakar fosil harus dibatasi? Apa yang harus dilakukan untuk mengurangi penggunaan sumber energi fosil? Simak penjelasan berikut terkait alasan penggunaan bahan bakar fosil dikurangi.

Mengapa Penggunaan Bahan Bakar Fosil Harus Dibatasi?

Dinukil dari Student Energy, sumber energi fosil merujuk pada sejumlah penghasil daya yang dihasilkan dari tanaman, hewan, dan organisme purba selama ribuan sampai jutaan tahun. Organik yang membusuk itu bisa mengandung karbon dan hidrogen.

Adapun karbon beserta hidrogen bisa dimanfaatkan untuk menghasilkan energi tertentu. Sebagaimana dilansir National Geographic, Peneliti Akademi Ilmu Pengetahuan Nasional AS menyebut sekitar 81 persen sumber energi di negaranya masih menggunakan bahan bakar fosil.

Pemanfaatan bahan bakar fosil meliputi pembangkit listrik yang dialirkan ke rumah-rumah, perkantoran, kendaraan, hingga sekadar jadi pemanas. Lalu, kenapa kita harus mengurangi penggunaan bahan bakar fosil?

1. Jumlahnya terbatas

Lantaran dihasilkan dari organisme purba, energi tidak terbarukan ini kemungkinan baru bisa muncul kembali dalam jangka waktu yang sangat panjang. Dengan begitu, pembatasan terhadap penggunaannya dapat membantu keseimbangan sumber energi.

Kemudian, mengapa kita harus menghemat penggunaan bahan bakar fosil? Jawabannya karena bahan bakar fosil memiliki jumlah yang terbatas.

Anda bisa membayangkan bagaimana dampak dari pemanfaatan sumber energi tersebut dalam keseharian. Sebut saja di Indonesia, terdapat pengguna kendaraan motor pribadi yang terhitung mencapai 125 jutaan orang pada 2022 (Data BPS, berdasarkan informasi Kepolisian RI).

2. Mempertahankan keberadaan sumber daya

Kebutuhan akan bahan bakar fosil yang sudah terlanjur jadi pasokan utama tentu tidak mudah diatasi. Meski begitu, kita perlu mengusahakannya. Salah satu langkah efektif adalah kampanye penghematannya.

Mengapa kita harus berhenti menggunakan bahan bakar fosil? Jawaban atas pertanyaan ini beragam, salah satunya demi memperpanjang keberadaan sumber daya, seandainya suatu hari nanti tidak ada yang bisa dipakai untuk menutupi kebutuhan.

3. Menghindari krisis iklim

Alasan kedua adalah krisis iklim yang berpotensi tinggi muncul akibat penggunaan bahan bakar fosil secara masif. Dampak negatif pemakaian BBM terus-menerus salah satunya mempercepat pemanasan global. Lalu, mengapa penggunaan bahan bakar fosil menyebabkan pemanasan global?

Bahan bakar fosil dapat mempercepat proses terjadinya pemanasan global karena pembuangan emisinya yang dikeluarkan amat berbahaya. Salah satunya adalah polusi udara berupa emisi karbon dioksida yang bisa memicu efek rumah kaca. Lantas, mengapa penggunaan bahan bakar fosil oleh manusia dapat memengaruhi ekosistem?

4. Menjaga ekosistem

Dampak negatif penggunaan bahan bakar fosil untuk ekosistem masih berhubungan dengan pemanasan global. Dikutip dari Greenpeace, risiko terhadap ekosistem bisa mencakup gelombang panas ekstrem, curah hujan lebat, kenaikan permukaan laut, cairnya kutub, dan menurunkan kesehatan manusia.

Dengan begitu, pengaruh-pengaruh destruktif ini meranah ke berbagai sektor lain juga. Ekonomi bisa berpotensi terhambat akibat cuaca yang tak stabil, manusia sakit-sakitan, hewan dan tumbuhan tercemar polusi, dan sebagainya.

Cara Mengurangi Penggunaan Sumber Energi Fosil

Apa yang harus dilakukan untuk mengurangi penggunaan sumber energi fosil? Terdapat beberapa cara yang dapat diterapkan oleh individu maupun pemerintah lokal-dunia untuk meminimalisasi pemakaian bahan bakar fosil.

Pertama-tama, penggunaan bahan bakar fosil bisa dikurangi dengan pemakaian energi alternatif yang lebih ramah lingkungan. Energi terbarukan diambil dari sumber daya alam yang jumlahnya lebih besar dibanding angka konsumsinya.

Masyarakat bisa memanfaatkan sumber energi alternatif dari sinar matahari, aliran air, angin, dan sebagainya. Selain itu, perkembangan teknologi sekarang sudah bisa mengubah limbah organik baru menjadi bahan bakar alternatif, misalnya pemanfaatan biomassa, biogas, dan biofuel.

Berbagai sumber daya energi hasil olahan sampah organik lainnya yang cepat berganti dapat dimanfaatkan sebagai alternatif. Berbeda dari bahan bakar fosil, biomassa sebagai alternatif pengganti bensin diperoleh dari unsur hewan dan tanaman muda.

Beralih menggunakan kendaraan umum juga bisa dikategorikan sebagai cara mengurangi penggunaan bahan bakar fosil. Anda dapat memanfaatkan fasilitas yang ada di sekitar kediaman untuk mengakses transportasi, khususnya saat hendak bepergian.

Dengan begitu, kendaraan milik Anda tidak perlu keluar pagar dan mengeluarkan emisi maupun mengonsumsi bahan bakar fosil. Seperti itulah jawaban atas pertanyaan, "Mengapa penggunaan bahan bakar fosil harus dibatasi?" Di antaranya demi mempertahankan keberadaannya, menghemat, dan kebutuhan akan keseimbangan ekosistem yang bisa terdampak akibat emisi.

Baca juga artikel terkait ENERGI atau tulisan lainnya dari Yuda Prinada

Kontributor: Yuda Prinada
Penulis: Yuda Prinada
Editor: Fadli Nasrudin