Menuju konten utama

Mengapa Kita Masih Ingin Terus Makan Meski Sudah Kenyang?

“Hormon ini seperti menghasud Anda untuk terus memasukkan sesuatu ke dalam perut,” jelas Karen

Mengapa Kita Masih Ingin Terus Makan Meski Sudah Kenyang?
Ilustrasi makan. iStockphoto/GettyImages

tirto.id - Pernah merasa ingin makan lagi setelah selesai makan? Kemudian kita akan terpengaruh untuk makan lagi dan terus-terusan seperti itu. Rasa lapar yang tidak terkendali ini akan menyebabkan tubuh kita menjadi semakin gemuk.

Perasaan ingin makan ini terus menerus ini, menurut para ilmuwan disebabkan oleh ghrelin.

Ghrelin adalah hormon yang membuat kita lapar. Ghrelin juga yang membuat makanan dan aroma makanan sangat menarik untuk indra perasa kita.

Ghrelin berasal dari usus yang memicu rasa lapar. Selain itu hormon ini diduga mampu merangsang dopamine, hormon kesenangan pada manusia.

Penelitian yang berjudul Ghrelin Enhances Food Odor Conditioning in Healthy Humans: An fMRI Study menjelaskan bahwa ghrelin mampu meningkatkan ketertarikan pada aroma dan bentuk makanan.

“Penelitian kami menunjukkan bahwa ghrelin meningkatkan keinginan terhadap makanan dalam menarik kepuasan intensif,” jelas Jung Eun Han, penulis penelitian.

Ghrelin bekerja untuk meningkatkan ketertarikan makan sebelum waktu makan dan setelah kita makan dalam waktu yang cukup lama.

Penelitian Han dan timnya dilakukan pada tikus dengan menyuntikkan ghrelin. Hasilnya hormone tersebut bekerja mendorong tikus untuk makan terus menerus.

“Hormon ini seperti menghasud Anda untuk terus memasukkan sesuatu ke dalam perut,” jelas Karen Hopkin seperti dilansir Scientific American.

Studi yang hampir sama datang dari para peneliti dari Universitas McGill. Mereka meminta para sukarelawan untuk mengaitkan gambar acak dengan aroma makanan.

Misalnya, setiap kali mereka melihat sebatang pohon, mereka akan mendapatkan bau roti segar yang baru keluar dari panggangan. Pada saat itulah beberapa subjek itu menerima ghrelin.

Para relawan kemudian diantar ke mesin MRI, di mana para peneliti mengamati otak mereka untuk melihat bagian mana yang dihidupkan oleh gambar yang berbeda.

Tampak bahwa di bawah pengaruh ghrelin, wilayah otak yang mempengaruhi kesenangan dan pujian menyala ketika relawan melihat gambar yang mereka kaitkan dengan aroma makanan. Sementara pusat kesenangan otak mereka tidak tertarik pada gambar yang belum dipasangkan dengan bau makanan.

Ketika para peserta kemudian diminta untuk menilai seberapa senang mereka pada gambar-gambar itu, orang-orang yang telah dipengaruhi ghrelin memberikan nilai lebih tinggi pada gambar-gambar yang terkait dengan makanan daripada orang-orang yang tidak mendapatkan ghrelin.

Cara Mengontrol Hormon Kelaparan

Dilansir dari WebMD, salah satu cara mengontrol hormon ini adalah mengurangi makanan berlemak. Makanan berlemak cenderung menyebabkan kita lapar kembali. Hal ini dikarenakan makanan berlemak memiliki banyak kalori yang bekerja cepat di dalam tubuh. Para peneliti telah melihat beberapa efek ini setelah tiga hari menjalani diet tinggi lemak.

Tetapi para peneliti kemudian menyarankan untuk diet terhadap makanan yang kaya karbohidrat "baik" seperti biji-bijian atau diet tinggi protein. Karena ha ini bisa menekan ghrelin lebih efektif daripada diet tinggi lemak.

Selain diet makanan, kita juga harus cukup tidur. Karena kurang tidur dapat meningkatkan kadar ghrelin, nafsu makan, sehingga cenderung ingin terus makan.

Baca juga artikel terkait MAKAN atau tulisan lainnya dari Febriansyah

tirto.id - Hobi
Penulis: Febriansyah
Editor: Yulaika Ramadhani