tirto.id - Pemerintah menyiapkan anggaran Rp4,3 triliun untuk merevitalisasi 5.000 sekolah menengah kejuruan (SMK) di seluruh Indonesia. Proyek ini ditargetkan selesai pada 2024.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy mengatakan revitalisasi dilakukan dalam rangka meningkatkan kualitas SDM sesuai dengan Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 9 Tahun 2016 tentang Revitalisasi SMK.
Meski demikian, Muhadjir mengaku proyek ini belum maksimal dari segi cakupan wilayah.
“Sebetulnya masih jauh dari target karena jumlah SMK kita, kan, 14 ribu,” katanya di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jakarta, Senin (7/10/2019) seperti dikutip dari Antara.
Realisasi program itu telah dilakukan sejak 2018 terhadap 300 SMK, pada 2019 sejumlah 300 SMK, dan pada 2020 akan ditingkatkan sebanyak 550 SMK serta akan terus dikembangkan agar bisa mencapai 5 ribu pada 2024.
Ada lima sektor SMK yang menjadi fokus revitalisasi: pariwisata, pertanian produktif, ekonomi kreatif, kemaritiman atau kelautan, pariwisata, dan energi pertambangan.
Menurutnya, lima program vokasi itu diprioritaskan karena selama ini lulusan SMK di bidang itu kurang terserap oleh industri karena faktor sertifikasi keahlian yang belum dimiliki serta tidak mendukungnya kurikulum pembelajaran yang ada dengan kebutuhan dunia industri.
Oleh sebab itu, pemerintah juga merevisi kurikulum agar lebih menyesuaikan dengan dunia kerja, dari supply base menjadi demand base, sekaligus menyediakan guru-guru yang kompeten.
“Diupayakan anak-anak belajarnya sekitar 60-70 persen di industri jadi tidak di kelas,” ujarnya.
Hingga saat ini realisasi kerja sama vokasi dengan dunia industri baru mencapai 30 persen.
“Ini baru mulai bersama-sama dengan Kamar Dagang Indonesia (Kadin) merumuskan standar kompetensi dan sertifikasi. Jadi sekarang siswa SMK di samping nanti mendapatkan ijazah, dia juga akan mendapat sertifikat kemahiran,” katanya.