tirto.id - Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita menegaskan impor beras pada tahun ini bukan semata-mata karena akan ada Pemilu tahun depan. Menurut Enggartiasto, ada sejumlah faktor yang memengaruhi keputusan impor sebesar 2 juta ton di sepanjang tahun ini.
“Kita bukan semata-mata bicara pemilu. Kita bicara inflasi, kita bicara juga harga yang naik. Itu tidak mungkin kita biarkan,” kata Enggartiasto di Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jakarta pada Senin (27/8/2018).
Lebih lanjut, Enggartiasto mengklaim pemerintah bakal terus menjaga ketersediaan beras pada bulan apapun. Ia beralasan impor beras tersebut dilakukan guna menjaga inflasi agar tetap berada pada kisaran 3,5 persen.
Adapun Enggartiasto kembali menekankan bahwa impor beras tahun ini tidak akan bertambah. Menurut Enggartiasto, impor beras sebesar 2 juta ton yang dilakukan telah melalui keputusan dari rapat koordinasi di Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian pada April 2018 lalu.
Berdasarkan hasil rapat koordinasi kala itu, ditentukan bahwa impor beras bakal dilakukan secara bertahap sebanyak tiga kali, yakni sebesar 500 ribu ton, 500 ribu ton, dan 1 juta ton.
“Kenapa harus impor? Karena bicara suplai dan permintaan. Kita lihat ada kecenderungan harganya meningkat, sementara ketersediaan stok berkurang. Maka dari itu, kita isi [stok],” jelas Enggartiasto.
Saat disinggung mengenai penentuan angka 2 juta ton, Enggartiasto enggan menjelaskan secara rinci. Ia hanya mengatakan bahwa keputusan terkait angka tersebut merupakan hasil rapat koordinasi.
“Kita anggap [2 juta ton] itu cukup, dengan asumsi produksinya juga berjalan dengan baik,” ujar Enggartiasto lagi.
Masih dalam kesempatan yang sama, Enggartiasto sempat menyatakan bahwa impor tidak akan dilakukan apabila ketersediaan stok di pasar terjaga serta harganya sesuai dengan HET (Harga Eceran Tertinggi).
Penulis: Damianus Andreas
Editor: Yantina Debora