tirto.id - Menteri Agama (Menag), Yaqut Cholil Qoumas menghadiri Meet and Brief di JCC, Senayan, Jakarta, Kamis (4/1/2024). Dalam agenda tersebut, dia meminta jajarannya menjadi perekat masyarakat dan aktif menjaga kondusifitas lingkungan masing-masing.
Tidak hanya itu, mereka juga diminta untuk menjaga agar tempat ibadah dan lembaga pendidikan binaan Kementerian Agama tidak dijadikan sebagai ajang politisasi agama dan provokasi politik.
“Kedua, setiap ASN Kementerian Agama saya minta tetap bekerja optimal melayani umat beragama, dan jangan beri celah kepada pihak-pihak tertentu mendiskreditkan kita dan mengambil keuntungan politik pada masa kampanye ini akibat keteledoran atau kelalaian kita,” kata Yaqut.
Dalam kesempatan itu, Yaqut juga menuturkan momen awal tahun merupakan waktu yang tepat untuk merefleksikan diri. Dia mengingatkan, pesan dari eks Menag Abdul Wahid Hasyim bahwa Kemenag merupakan jalan tengah antara teori memisahkan agama dari negara dan teori persatuan agama dan negara.
Yaqut menuturkan Indonesia bukan negara sekuler, pun bukan negara agama. Kata dia, di Tanah Air, agama menjadi inspirasi bagi negara.
"Ini selaras dengan statement pertama saya setelah diamanahi Presiden [Joko Widodo] sebagai menteri, 'jadikan agama sebagai inspirasi, bukan aspirasi'," kata Yaqut.
Sebelumnya, Yaqut Cholil juga pernah meminta kepada Aparatur Sipil Negara (ASN) Kementerian Agama (Kemenag) agar tidak menjadi partisan dalam Pemilu 2024 mendatang.
"Saya minta tidak ada ASN Kementerian Agama yang partisan, apalagi ikut melakukan provokasi di tengah keragaman pilihan," kata Yaqut di Kantor Kemenag, Jakarta Pusat.
Ia mengingatkan akan tugas berat yang harus ditunaikan seluruh ASN Kemenag yaitu melayani seluruh umat beragama dan merawat kerukunan. ASN Kemenag juga diminta untuk menjadi simpul kerukunan dan persaudaraan. Sebab, kerukunan sangat fluktuatif dan dinamis. Ia optimis bahwa kerukunan umat akan mengantarkan pada Indonesia hebat.
Penulis: Muhammad Naufal
Editor: Intan Umbari Prihatin