tirto.id - Ketua umum PDI-Perjuangan, Megawati Soekarnoputri akhirnya turun gunung dan berkampanye untuk pasangan pasangan calon nomor urut 2 kepala daerah DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama - Djarot Saeful Hidayat. Megawati hadir dalam konser 'Gue 2' di Ex driving range Senayan, Sabtu (04/02/2017). Dalam orasi kampanyenya, Megawati meminta masyarakat tidak sepatutnya berpikir sempit saat hari pencoblosan, 15 Februari nanti
"Saudara-saudara sekalian, banyak yang bertanya ke saya : kenapa kok Ibu mau memutuskan dengan sgala pertimbangan yang matang untuk memilih kembali Ahok dan Djarot?," kata presiden perempuan pertama Indonesia tersebut.
Ia lalu menerangkan bahwa sejatinya Indonesia sudah merdeka berpuluh tahun silam di masa Bung Karno. Merdeka, menurut Megawati, adalah menerima Pancasila. Ia menyatakan bahwa Indonesia yang menjadi negara kesatuan karena Pancasila seharusnya bisa menerima segala perbedaan.
"Apapun dia agamanya, sukunya, bangsanya, rasnya, itu hidup berdampingan secara damai," katanya.
Ia juga mengajak agar masyarakat tidak berpikir kerdil. Megawati menyatakan bahwa masih banyak pihak yang membuat terpecah belah dengan segala kritik fitnah yang tidak jelas.
Ia kemudian mengaku yakin bahwa pasangan Ahok-Djarot bisa menembus batas minimal perolehan suara untuk kemenangan, yakni 50% + 1 suara. Ia pun kembali menantang masyarakat yang hadir. "Tunjukan bahwa kita bisa lebih dari itu. Sanggup? Sanggup?? Itu yang di belakang sana! Sanggup???" teriaknya. "Kalau begini rasanya mantap loh pak Ahok."
Dia pun mengajak semua pendukung Ahok-Djarot mengawal pemilihan ini dari hulu ke hilir. Dari mulai TPS masing-masing sampai KPU.
"Siapa yang siap untuk tanggal 15 Februari? Yakin ini? Tidak takut? Kalau ada intimidasi? Akan menjaga TPS masing-masing? Nanti IBU lihat loh siapa yang bohong loh," tantangnya kepada massa.
Di lain sisi, terkait saling fitnah dan sikut di Pilgub DKI Jakarta yang diutarakan Megawati, Prasetyo Edi selaku ketua tim pemenangan Basuki-Djarot atau BaDja selaras dengan Megawati. Kata dia, Berita hoax yang beredar menyebabkan masyrakat saling sikut dalam usaha pemenangan pemilihan kepala daerah 2017. Untuk mencegah hal ini, ia menghimbau masyarakat agar lebih bisa mengedepankan nilai-nilai kerukunan bernegara dan bermasyarakat.
"Padahal Pilkada DKI tujuannya untuk mencari Gubernur dan Wakil Gubernur yang melayani warganya. Oleh karena itu, kita harus gembira dan saling menjaga toleransi untuk menjaga kebhinekaan," pungkas Edi.
Penulis: Felix Nathaniel
Editor: Aqwam Fiazmi Hanifan