Menuju konten utama

Megawati Curhat Susahnya Ketemu Kapolri, Ungkit Jasanya ke Polri

Megawati menegaskan dirinya sebagai WNI memiliki hak bertemu dengan Kapolri, apalagi dirinya berjasa dalam mereformasi Polri.

Megawati Curhat Susahnya Ketemu Kapolri, Ungkit Jasanya ke Polri
Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri menyampaikan pidato politiknya saat penutupan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) V PDI Perjuangan di Beach City International Stadium, Ancol, Jakarta, Minggu (26/5/2024). Rakernas PDI Perjuangan mengeluarkan 17 rekomendasi eksternal diantaranya menyoroti sistem Pemilu 2024. ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat/rwa.

tirto.id - Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri menjawab tudingan terhadap dirinya melakukan intimidasi Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo lantaran ingin bertemu orang nomor 1 di Korps Bhayangkara itu.

Megawati mengatakan dirinya hanya ingin bicara secara terbuka dengan Jenderal Listyo ihwal kondisi yang terjadi belakangan ini.

“Ini yang saya mau menerangkan, tolong tulis baik-baik. Ada orang ngomong loh, kok, saya katanya mengintimidasi Kapolri? Ini orang, bukan orang Indonesia kurasa. Masa enggak ngerti orang aturan,” kata Megawati di Kantor DPP PDIP, Jalan Diponegoro, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (14/8/2024).

Presiden ke-5 RI itu lantas mempertanyakan pernyataannya yang hendak mengintimidasi Kapolri.

“Kalau intimidasi, saya enggak ngomong di depan umum. Aku pikir, kenapa enggak boleh ketemu Kapolri? Kapolrinya mau enggak ketemu sama saya? Sampai hari ini enggak ada surat, ‘Ibu Mega yang terhormat’ ayo kita ngobrol. Memangnya nanti saya terus mau ditangkap [dulu] karena mau ketemu Kapolri?” tutur Megawati.

Megawati menegaskan dirinya sebagai warga negara Indonesia, tentu memiliki hak bertemu dengan Kapolri. Apalagi dirinya merasa memiliki jasa dalam mereformasi Polri kala menjadi presiden.

“Saya warga negara Indonesia, saya yang memisahkan Polri [dengan TNI]. Betul apa tidak? zaman [saya menjadi] presiden. Terus masa rakyat enggak boleh ketemu sama Kapolri? Kalau saya bilang mau ketemu Kapolri, Kapolrinya, kan, mestinya buka pintu,” kata Megawati.

Megawati beralasan dirinya ingin bertemu dengan Kapolri, sebab dirinya menerima berbagai laporan, data, dan fakta mengenai intimidasi serta ketidaknetralan aparat. Baik perihal ajang politik, maupun terkait dengan proses penegakan hukum.

Megawati mengatakan dirinya sangat terusik dengan keadaan tersebut. Ia merasa hal-hal demikian perlu diingatkan kepada pemimpin tertinggi di kepolisian, mengingat hal itu tak sejalan dengan tujuan proses reformasi di tubuh Polri, yang banyak dimulai ketika Megawati menjadi presiden.

“Masa diintimidasi hanya karena ada perintah dari atas. Atasnya mana? ‘Yang pasti bu ada perintah dari atas’. Gile apa enggak? Gile apa enggak? Gile dong. Lah kok enggak mau bilang dari si ini, si ono, si ini, perintah ya dari atas,” tutur Megawati.

Atas dasar itulah, dirinya ingin meminta waktu untuk bertemu dengan Listyo Sigit.

"Ntar diundang apa tidak, enggak tahu. Ntar tahu-tahu perwakilan [kapolri yang menemui]. Lihat saja nanti. [Tapi] Saya hanya mau ngomong kok (ke Kapolri), bapak udah, insaf dong. Masa sih wargaku itu [diintimidasi padahal] warga Indonesia juga,” tutur Megawati.

Sebelumnya, Megawati mengaku akan menemui Kapolri, Jenderal Listyo Sigit Prabowo, apabila Sekjen PDIP, Hasto Kristiyanto ditangkap.

"Jadi saya bilang sama Hasto, 'udah gak usah takut, nanti kalau kamu diambil aku pergi ke Kapolri', aku bilang begitu. Coba pengen apa ngomong sih Kapolri itu. Lho, iya, lah. Enak saja," kata Megawati ketika menjadi keynote speech dalam acara Mukernas Perindo yang digelar di INews Tower, Jakarta Pusat, Selasa (30/7/2024).

Baca juga artikel terkait PDIP atau tulisan lainnya dari Fransiskus Adryanto Pratama

tirto.id - Politik
Reporter: Fransiskus Adryanto Pratama
Penulis: Fransiskus Adryanto Pratama
Editor: Bayu Septianto