Menuju konten utama

Medan Zoo Milik Siapa & Kenapa Sering Jadi Sorotan? Cek Faktanya

Medan Zoo kembali menjadi sorotan usai kematian seekor harimau Sumatra, Si Manis. Siapa pemilik Medan Zoo dan apa saja fakta yang membuatnya jadi sorotan?

Medan Zoo Milik Siapa & Kenapa Sering Jadi Sorotan? Cek Faktanya
Sejumlah warga berdiri di tempat parkir Kebun Binatang Medan, Simalingkar B, Medan, Sabtu (7/5/2022). ANTARA/Said.

tirto.id - Medan Zoo merupakan kebun binatang terbesar di Kota Medan yang belakangan kembali menjadi sorotan. Siapa pemilik Medan Zoo dan kenapa sering menjadi sorotan?

Kasus terbaru yang menyebabkan Medan Zoo disorot terkait kematian seekor harimau Sumatra bernama Si Manis, pada Jumat (20/9/2024). Menurut Petugas kesehatan hewan Medan Zoo, drh. Muhammad Syah Kota Medan, Si Manis mati karena sakit.

"Cukup parah, terjadi benjolan berisi cairan pada hatinya. Jantungnya juga mengalami penebalan, dan begitu juga pada ginjal," katanya seperti yang dikutip dari Antara, Rabu (25/9/2024).

Kematian Si Manis menambah panjang daftar harimau yang mati di Medan Zoo. Selama setahun terakhir, Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumatera Utara (Sumut) mencatat ada 6 kematian harimau di Medan Zoo, termasuk Si Manis.

Kondisi ini menyebabkan Medan Zoo menjadi begitu disorot. Ramai warganet mengkritik pemilik dan pengelola Medan Zoo atas kematian sejumlah satwanya. Terlebih harimau Sumatra termasuk salah satu hewan yang terancam punah di Indonesia.

Siapa Pemilik Medan Zoo?

Pemilik Medan Zoo adalah Pemerintah Kota (Pemkot) Medan. Sebagai pemilik, Pemkot Medan bertanggung jawab dalam pengelolaan bisnis dan penanaman modal Medan Zoo.

Saat ini, pengelola Medan Zoo diserahkan kepada salah satu Badan Usaha Milik Daerah (BUMD), yaitu Perusahaan Umum Daerah (PUD) Kota Medan.

Medan Zoo termasuk salah satu kebun binatang tertua di Indonesia. Kebun binatang ini berdiri pada 1959 yang ditunjukkan sebagai tempat edukasi sekaligus konservasi satwa-satwa asal Sumatra Utara.

Seiring berjalannya waktu, Medan Zoo berubah menjadi lokasi wisata yang menawarkan beragam kegiatan edukasi dan rekreasi. Medan Zoo sempat menjadi tempat rekreasi populer warga Sumatra Utara.

Sayangnya, popularitas Medan Zoo menurun seiring berjalannya waktu, khususnya sejak pandemi COVID-19. Medan Zoo juga dilaporkan mengalami masalah finansial dan pengelolaan.

Memasuki tahun 2024, Wali Kota Medan, Bobby Nasution, menutup operasional Medan Zoo selama beberapa waktu. Penutupan Medan Zoo dilakukan untuk merenovasi area kebun binatan tersebut.

Fakta Medan Zoo yang Sering Jadi Sorotan

Beberapa tahun terakhir Medan Zoo mengalami berbagai krisis, khususnya finansial akibat menurunnya jumlah pengunjung. Kondisi ini diperparah dengan hantaman pandemi COVID-19 yang semakin membuat jumlah pengunjung Medan Zoo menurun.

Akibatnya, pihak pengelola kewalahan dalam menyediakan kebutuhan makanan bagi satwa-satwa di Medan Zoo. Medan Zoo beberapa kali menerima donasi untuk makanan satwa-satwanya. Beberapa donasi berasal dari masyarakat, lembaga konservasi, hingga tokoh politik.

Sayangnya, donasi tersebut belum cukup untuk mengatasi krisis yang terjadi di Medan Zoo. Hal ini dibuktikan dari kasus kematian satwa, khususnya harimau Sumatra di kebun binatang tersebut.

Berikut ini daftar kontroversi Medan Zoo yang menyebabkan tempat wisata itu menjadi sorotan:

1. Medan Zoo tidak terima dana dari Pemkot Medan

Pengelola Medan Zoo sempat mengeluhkan tidak adanya bantuan dana dari Pemkot Medan untuk operasionalnya. Hal ini menyebabkan krisis finansial Medan Zoo dirasakan oleh para satwa dan para pegawai.

Kondisi ini menyebabkan kebutuhan pakan satwa tidak terpenuhi dan pegawai sempat tak digaji selama beberapa bulan.

2. Medan Zoo dikritik karena tidak terawat

Krisis finansial Medan Zoo juga berimbas pada sarana dan prasaran kebun binatang. Satu tahun terakhir, Medan Zoo mendapat banyak kritik dari masyarakat karena kondisinya yang tidak terawat.

Banyak pengunjung mengeluhkan kandang yang kosong, jumlah hewan sedikit, serta sarana dan prasarana yang rusak atau kotor.

"Kami membawa anak-anak ke sini supaya mereka mengetahui soal hewan-hewan, tetapi ternyata banyak kandang kosong. Padahal beberapa tahun lalu tidak seperti ini. Sekarang kesannya di sini sekadar jalan-jalan saja," kata Agus, salah satu pengunjung Medan Zoo, seperti yang dikutip dari Antara.

Selain itu, pengunjung menyoroti kondisi kandang satwa yang kumuh dan tidak sesuai dengan habitat aslinya.

3. Enam dari tujuh harimau di Medan Zoo mati

Medan Zoo juga menjadi sorotan karena banyaknya kematian harimau selama satu tahun terakhir. Sepanjang 2023 sampai 2024, tercatat sebanyak enam dari tujuh harimau di Medan Zoo telah mati.

Keenam harimau Medan Zoo yang mati karena berbagai alasan, mulai dari usia tua hingga sakit. Harimau Sumatra Medan Zoo yang mati adalah Erha pada 3 November 2023, Nurhaliza pada 31 Desember 2023, dan Bintang Sorik pada 13 Februari 2024.

Kemudian, dua harimau Benggala Medan Zoo juga mati, yaitu Avatar dan Wesa mati pada 3 Desember 2023 dan 22 Januari 2024. Terakhir, Harimau Sumatra bernama Si Manis, mati pada 20 September 2024.

4. Fasilitas kesehatan satwa di Medan Zoo tidak memadai

Krisis finansial yang dialami Medan Zoo berimbas pada ketersediaan fasilitas kesehatan satwa di lingkungannya. Pada Januari 2024, Medan Zoo dilaporkan tidak lagi memiliki dokter hewan.

Kebun binatang ini juga sempat dihadapkan dengan krisis obat-obatan. Kondisi ini menyebabkan Direktorat Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem (KSDA) Sumatra Utara turun langsung.

Melansir situs resminya, KSDA Sumut telah menerjunkan dokter, membantu pakan satwa, dan perawat satwa.

5. Medan Zoo tidak memenuhi standar konservasi

Banyaknya krisis yang dialami Medan Zoo membuat KSDA setempat memantau jalannya operasional kebun binatang tersebut. Menurut KSDA Sumut, Medan Zoo tidak memenuhi standar pengelolaan Lembaga Konservasi.

Standar konservasi yang disoroti KSDA termasuk animal walfare, fasilitas kandang dan tata kelola lingkungan, serta kondisi kandang yang kotor dan lembab sehingga memengaruhi kesehatan satwa.

Baca juga artikel terkait PERISTIWA atau tulisan lainnya dari Yonada Nancy

tirto.id - Aktual dan Tren
Penulis: Yonada Nancy
Editor: Iswara N Raditya