Menuju konten utama

Materi Teks Drama - Struktur, Tahapan Analisis, Contoh Naskah

Materi teks drama yang dipelajari di kelas 11 SMA mencakup struktur, ciri-ciri, tahapan analisis, dan contoh naskah drama pendek.

Materi Teks Drama - Struktur, Tahapan Analisis, Contoh Naskah
Mak Sabilah (Ririn Ekawati), Ariyah (Chelsea Islan), Juragan Tambas (Ario Bayu) dan centengnya sedang membahas hutang-hutang keluarga Ariyah yang terus bertambah dalam pentas teater “Ariyah dari Jembatan Ancol” di Teater Jakarta, Taman Ismail Marzuki (TIM), Cikini, Jakarta Pusat, Rabu (26/7/2023). (FOTO/courtesy of Image Dynamics/bangjose)

tirto.id - Materi teks drama yang diajarkan dalam mata pelajaran bahasa Indonesia kelas 11 mencakup pengertian, ciri-ciri, unsur, struktur kebahasaan, tahapan analisis, serta contoh naskah drama pendek.

Drama merupakan salah satu bentuk karya sastra yang menggambarkan realita kehidupan dan watak seseorang melalui pemeranan dan dialog.

Untuk mempermudah dalam mempelajari materi teks drama, siswa dapat menyimak ringkasan materi berikut ini.

Apa yang Dimaksud dengan Teks Drama?

Kata drama berasal dari bahasa Yunani dran yang berarti berlaku atau beraksi. Mulanya, drama di Yunani dilakukan sebagai wujud pemujaan terhadap dewa. Drama mulai dikenalkan di Indonesia sejak kebudayaan Barat merambah wilayah tanah air.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), drama didefinisikan sebagai bagian dari karya sastra berupa komposisi dari syair dan prosa yang menggambarkan kehidupan maupun watak seorang tokoh melalui dialog dalam pementasan.

Dalam seni pertunjukan, drama didefinisikan sebagai suatu penampilan yang telah melalui rangkaian proses mulai dari penciptaan naskah drama oleh pengarang dan pengolahan drama oleh sutradara sehingga dapat menciptakan seni pertunjukan yang dapat dinikmati penonton.

Apa Saja Unsur-Unsur dalam Teks Drama?

Pada dasarnya terdapat beberapa unsur dalam drama yang membuatnya berbeda dengan karya sastra lainnya. Unsur-unsur tersebut akan membangun karakteristik drama dalam sebuah pementasan.

Berikut ini beberapa unsur yang terdapat dalam drama beserta penjelasannya.

1. Alur

Alur adalah rangkaian peristiwa yang menggerakkan jalan cerita dalam sebuah drama. Alur mencakup beberapa bagian, mulai dari pengenalan cerita, konflik awal, perkembangan konflik, hingga penyelesaiannya.

2. Penokohan

Penokohan merupakan cara yang dilakukan oleh pengarang untuk menggambarkan karakteristik tokoh dalam naskah drama.

Berdasarkan perannya, tokoh dalam sebuah drama dibagi menjadi dua, yaitu tokoh utama sebagai sentral cerita dalam pementasan drama dan tokoh pembantu sebagai seorang tokoh yang dimunculkan untuk mendukung jalannya cerita.

3. Dialog

Dalam sebuah drama, dialog memiliki tiga elemen yakni:

  1. Tokoh, pelaku yang memiliki peran lebih daripada pelaku yang lainnya dan sifat tokoh bisa protagonis maupun antagonis.
  2. Wawancang, dialog atau percakapan tokoh dalam cerita.
  3. Kramagung, petunjuk baik perilaku, perbuatan maupun tindakan yang harus dilakukan oleh tokoh.

4. Latar

Latar merupakan keterangan terkait dengan tempat, waktu maupun suasana dalam petunjuk pementasan yang dapat dinyatakan melalui percakapan dari para tokohnya.

5. Bahasa

Bahasa merupakan media komunikasi antar-tokoh yang bisa menggambarkan watak tokoh, latar, serta peristiwa yang sedang terjadi.

Dari unsur-unsur yang terdapat dalam sebuah drama tersebut, dapat disimpulkan bahwa drama memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

  • Drama merupakan sebuah cerita
  • Bentuk drama tersusun atas dialog-dialog
  • Penulisan drama memiliki tujuan untuk dipentaskan.

Apa Saja Jenis-Jenis Drama?

Jenis drama bisa dibedakan menjadi tiga, yakni berdasarkan penyajiannya, sarana pementasan nya, serta ada atau tidaknya naskah drama.

Berikut ini Jenis-jenis drama berdasarkan tiga aspek di atas:

1. Berdasarkan Penyajiannya

  1. Drama Tragedi (drama yang penuh kesedihan)
  2. Drama Komedi (drama yang penuh kelucuan)
  3. Drama Tragekomedi (drama yang berisi perpaduan antara komedi dan tragedi)
  4. Drama Opera atau drama musikal (drama yang dialognya dinyanyikan dengan iringan musik)
  5. Drama Melodrama (drama yang dialognya diucapkan dengan diiringi melodi)
  6. Drama Farce (drama yang hampir sama dengan dagelan tapi tidak sepenuhnya dagelan)
  7. Drama Tablo (drama yang lebih mengutamakan gerak daripada dialognya)
  8. Drama Sendratari (drama yang menggabungkan seni tari dan seni drama)

2. Berdasarkan Sarana Pementasan

  1. Drama Panggung (drama yang dimainkan di atas panggung)
  2. Drama Radio (drama yang tidak bisa dilihat dan diraba, namun bisa didengar)
  3. Drama Televisi (drama yang hampir sama dengan drama panggung, namun tidak bisa diraba)
  4. Drama Film (drama yang menggunakan layar lebar dan biasanya dipertunjukkan di bioskop)
  5. Drama Wayang (drama yang diiringi dengan pagelaran wayang)
  6. Drama Boneka (drama yang tokohnya diilustrasikan sebagai boneka dan dimainkan oleh beberapa orang)

3. Berdasarkan Ada dan Tidaknya Naskah Drama

  1. Drama modern (drama yang menggunakan naskah dan bertolak dari hasil sastra yang tersusun untuk dipentaskan)
  2. Drama tradisional atau klasik (drama yang tidak menggunakan naskah dan bersumber dari tradisi masyarakat yang bersifat improvisatoris dan spontan)

Bagaimana Bahasa yang Digunakan dalam Naskah Drama?

Drama sebagai salah satu bentuk karya sastra dan juga kesenian memiliki kaidah kebahasaan tertentu. Berikut ini empat struktur kebahasaan teks drama:

  • Kata-kata yang digunakan dalam sebuah drama menunjukkan urutan waktu. Misalnya, penggunaan kata sebelum, sekarang, setelah itu, mula-mula, kemudian, dan pada awalnya.
  • Sering menggunakan kata kerja untuk menggambarkan peristiwa. Misalnya penggunaan kata menyuruh, membuang, menyingkirkan, menghadap, dan menghantam.
  • Terdapat bahasa yang mencitrakan kata kerja tetapi hanya bisa dipikirkan. Contoh: menginginkan, berharap, menyukai, dan mencintai.
  • Menggunakan kata sifat untuk menggambarkan sifat tokoh, tempat, dan suasana.

Menganalisis Tahapan Plot dalam Teks Drama

Untuk dapat menganalisis tahapan plot dalam teks drama, kita harus memahami terlebih dahulu tahap-tahap yang ada dalam sebuah teks drama. Tahapan plot dalam teks drama meliputi:

  1. Eksposisi (tahap pengenalan tokoh maupun watak tokoh)
  2. Konflik (pada tahap ini, persoalan atau hambatan mulai muncul hingga menimbulkan perselisihan)
  3. Komplikasi (tahap bertambahnya konflik yang semakin banyak hingga menjadi rumit)
  4. Klimaks (puncak cerita dalam drama akibat adanya peningkatan konflik yang memuncak hingga tidak terkendali)
  5. Resolusi (tahap ketika konflik yang terjadi mulai mereda dan para tokoh mulai menemukan solusi dari perselisihan yang terjadi)
  6. Denouement (tahap ketika para tokoh telah memutuskan untuk mengakhiri perselisihan sekaligus drama. Pengakhiran tersebut bisa baik bahkan bisa juga buruk)

Contoh Teks Drama

Berikut ini disajikan contoh teks drama singkat dengan tema “Cerita Percintaan Dibalut Suasana Penjajahan Zaman Dahulu”:

Si Momon Jagoan Kebon Sari

Tema: Cerita percintaan dibalut suasana penjajahan zaman dahulu

Pemain dan penokohan:

  1. Si Momon: Aris
  2. Maria: Dina
  3. Menir: M. Ichsanul Kamil
  4. Lala: Iva
  5. Emak: Nawal
  6. Dudung: Leon Yoga
  7. Pengawal: Aziz
Intro: Suara kicauan burung atau suara suasana perdesaan

Narasi:

Pada zaman dahulu, hidup seorang pemuda gagah berani dari kota Malang. Ia bernama Si Momon. Ia tinggal di sebuah desa di selatan kota Malang. Orang sana menamakannya Desa Kebon Sari. Di desanya pula ia dikenal sebagai jagoan silat. Tak segan ia membantu orang lain yang membutuhkan bantuan.

Namun, sejak Desa Kebon Sari didatangi oleh Sekutu, sering terjadi bentrok antara penduduk pribumi dengan Bule–bule Sekutu. Sampai pada suatu hari, datanglah Menir dengan kedua putrinya dan satu pengawalnya untuk mencari makan siang.

Menir: “Ayo kita mengisi perut di warung itu!” (sambil menunjuk warung pinggir jalan)

Maria dan Lala: Ok, Pa! Let’s Goo! (Mereka pergi ke kedai makan Emak Pitung)

Menir: “Di sini kalian orang makan apa?”

Emak: “Disini makanan ndeso, Tuan Menir.”

Menir: “I pesan yang itu, itu, dan itu.” (sambil menunjuk banyak makanan di depannya)

Emak: “Sebentar tuan Menir kulo pundutke rumiyin nggih!”

Menir dan rombongannya memakan makanannya dengan lahap. Tapi setelah selesai makan, Menir dan rombongannya hendak pergi dengan seenaknya tanpa membayar. Dan... terjadilah keributan.

Backsound

Emak: "Ehhh… Menir, makanannya belum dibayar, piye se nyludur ae!"

Menir: "You memerintah I? You orang tidak tau I ini siapa?" (mengacungkan jari telunjuk ke arah emak)

Emak: "Bukan begitu, Tuan Menir, bukannya saya mau memerintah Tuan Menir... tapi memang begitu seharusnya... siapa yang membeli harus membayar."

Menir: "You tidak menghormati I!" (sambil menggebrak meja)

Momon: "Kurang asem!" (Datang dengan emosi dan langsung menggebrak meja)

Maria: "Who are you?"

Dudung: "Kenalin, neh, sohibku, my brotherhood, Si Momon." (sambil menepuk pundak Momon)

Menir: "Maksud You apa? Beraninya you sama I!"

Momon: "Lha, koen Sopo?! (sambil menempelkan jari yang di bentuk L) Beraninya ganggu emak dan buat keributan disini."

Menir: "I yang berkuasa disini!"

Momon: "Ngaku-ngaku" (sambil meringis)

Menir: "You orang banyak omong. Pengawal…!!!! Habisi dia!!!" (sambil menunjuk Momon)

Pengawal: "Baik, Tuan."

(Perkelahian dimulai….. Dan akhirnya si momon lah yang menang, dan Menir pulang dengan muka masam)

(Dirumah Menir)

Maria: "Siapa dia papa? Menyebalkan sekali" (dengan muka melengos)

Lala: "Yeah, Who’s that?"

Pengawal: "Banyak yang bilang dia jagoan di kota Malang."

Keesokan harinya Maria dan Lala sedang berjalan-jalan di taman. Tak sengaja Maria bertemu dengan Si Momon. Maria dan Si Momon Pun saling memandang dari kejauhan dan pada saat itulah muncul benih-benih cinta diantara mereka berdua.

Backsound: Slank "Pandangan Pertama"

Si Momon: "Hai nona, nona cantik… ngapain disini?"

Maria: "Sedang jalan-jalan." (tersenyum dan tersipu malu)

Lala: “Iya, kita orang lagi cari udara segar. Sister I mau kesana dulu ya, mau lihat topeng monyet!”

Maria: “Iya,jangan jauh jauh”

Si Momon: "Nona cantik... bolehkah kakang Momon menemani nona berkeliling desa Kebon Sari ini?"

Maria: "Of Course." (sambil mulai berjalan)

Backsound: "A Thousand Years"

Akhirnya merekapun berjalan-jalan sambil berbincang-bincang. Tak disangka si pengawal melihat mereka berdua… buru-burulah si pengawal pulang dan melaporkan kejadian itu pada si Tuan Menir.

Pengawal: “Meniiiirrrrrrrr... Nona Maria sedang berjalan dengan mesranya bersama si Momon di desa”

Menir: “What over dongkrak!” (kaget dan melotot karena marah)

Pengawal: "Idiiihhh lebai gila" (sambil berbisik)

Alhasil Menir marah dan menyuruh pengawal untuk membawa Maria pulang.

Menir: "Apa kamu bilaaangggg???? Yang bener???"

Pengawal: "Iya... Suwer deh… takewer-kewer."

Menir: "Ayo kita kesana... kalau you orang bohong ke I. I hajar you orang!!"

Pengawal: "Baa.. baik tuan."

(langsung berlari menghampiri Maria Di taman….)

Menir: "Mariaaa!!! (sambil berteriak) What are you doing??? Pengawal seret Maria pulang."

Pengawal: "Nona, Nona Maria... disuruh segera pulang oleh Tuan, Eh Papa Menir, Eh… Tuan Menir papa Nona." (sambil menarik tangan Maria dan diseret pulang).

Maria: "What? Apa-apaan ini papa… I don’t want to go home...!!! Mooooo……Moooooonnnnnnn…..!!!!"

Si Momon: "Mariaaaaaaaaa!"

Lala: "Papa jangan kejam sama sister, kasihan dia."

Menir: You, juga pulaaang… cepat (bentak Menir)

Si Momon: Bapak apa itu suruh babunya seret-seret anaknya… Bapak apaan itu? Gak genah blassssss.

Menir: Heh Mon. Maria tu anak-anak gue... keluarga gue… terserah gue dong mau gue apain.(Berbalik dan berjalan pulang)

Si Momon: Dasar Menir… awas. Besok tak parani kowe... tak cegat... tak begal… pokok e ati-ati..! (berteriak sambil menunjuk-nunjuk ke arah Menir yang berjalan pergi. Setelah itu di rumah Menirr … Menir yang merasa kesal sekaligus takut akan ancaman Si Momon, menyuruh pengawal untuk mengadakan Sayembara untuk menangkap si Momon dan membawanya ke hadapan Menir untuk dibunuh.

(Pengawal menyebarkan selebaran Sayembara untuk menangkap Si Momon.) Sampailah selebaran itu di tangan dudung.

Dudung: Barang siapa yang bisa menangkap si Momon akan mendapat hadiah yang sangat besar dan berharga. (Membaca selebaran sambil minum kopi di kedai Emak)

Backsound: Effect Chimes·

Dudung: "Hmmm... kereeennnn... lumayan juga nih hadiah sayembaranya. Gimana kalau aku aja yang jebak tuh Momon.

Emak: "Opooo????? Momon ikuloh koncomu... kok Iso Isone... Mikir Opo???? Nangkep Momon?????"

Dudung: "Alahhh... Ra sah ikut campur deh, Mak!!" (tidak menghiraukan dan berjalan keluar kedai)

Dudung pun pergi berjalan menuju kediaman si Menir. Sedangkan Emak yang mengetahui niat buruk si Dudung langsung memperingatkan si Momon.

Emak: "Momooon. Anakku sing Ganteng. Ati-ati sama si Dudung. Sekarang dudung ke rumah Menir untuk mendapatkan hadiah sayembara dari Menir. Sayembara untuk menangkapmu..!!!

Si Momon: "APAAAA?!!! TIDAKKKK!!!!!!!"

Emak: "Wes tooo… Ojo Lebay!!"

Si Momon: "Yang Bener?"

Emak: "Enelannn!"

Si Momon: "Ciyuuus???"

Emak: "Hu’um"

Si Momon: "Mi apa?"

Emak: "Momonnnn… wong tuwo diguyoni. Pokok sing ati-ati lho, Le!"

Si Momon: "Enggih, Mak... Emakku sayang." (sambil berjalan pergi) (sambil berpikir) "Apa iya si Dudung tega... diakan sohibku"

Backsound: "Sungguh Tega" (dangdut)

Di rumah Menir

Backsound: Bob Marley "Greatest"·

Menir dan pengawalnya sedang berbincang-bincang.

Dudung: “Meniiirr”

Pengawal: “Heh... Ngapain kesini?”

Dudung: “Eh gak usah nyolot kali…Bilangin tuh ke bosmu, ini Dudung minta hadiah”

Menir: “WHAT?Apa? Sini-sini duduk dulu. Maksud You orang apa?”

Dudung: Saya tau kelemahannya Si Momon…! Hahahaha

Menir: “Apa?”

Dudung: Weittss... tunggu dulu… Mana dulu hadiahnya...!!!

Menir: Okedeh... Pengawal, ambil hadiahnya.

Pengawal: “Baik tuan!!!”(mengambil hadiah dan memberikan ke si Dudung)

Menir: “Sekarang beritau I, apa kelemahan si Momon?”

Dudung: “Kelemahan si Momon adalah... ditembak dengan peluru Emas”

Menir: “Peluru Emas... hahahaha ”

Kemudian Si Menir menyuruh Pengawalnya menangkap si Momon dan dibawa ke lapangan.

Menir: “Heh, you orang bawa si Momon ke lapangan sekarang”

Pengawal: "Siap, Tuan Menir." Kemudian, pergilah pengawal dan membawa si Momon ke lapangan.

Si Momon: “Lepasin, Mau dibawa kemana aku?”

Backsound: Armada

Pengawal: “Diam aja,ikut aja” Nih... kita udah sampe!!!(berjalan mendekati Menir yang menunggu dari tadi)

Menir: "Eh, Momon, gara-gara you bikin I marah. I akan bunuh you dengan tangan I. HAHAHAHAHA!!!!

(Maria datang)

Maria: "No Papa... Jangan…!" (sambil menangis dan memohon kepada papanya agar si Momon di lepaskan.)

Si Momon: “Sudahlah Maria, Jangan disitu” (menyuruh maria menyingkir)

Lala: (Menarik Maria) “Sudahlah sister, ayo menyingkir, dengarkan apa kata Momon. Eh you... tolong bantu I untuk menarik Maria" (Menyuruh Dudung)

Dudung: "YaDeeeehh!!!"

Maria: "HELP ME!!! Pleasee!!!"

Menir: (Membidik Si Momon)

Si Momon: "Ayo tembak!!"

Menir: "Rasain, nih!" (Menarik Pelatuk dan menembak)

Backsound: Suara peluru + battle 31, battle 38

Si Momon: (Menghindar dengan slow Motion) “Hahahahaha, Nggak kena 'kan? Gak tau apa, nih, jurus namanya Kodok melompat dari bahaya.”

Menir yang kesal akhirnya mengganti pelurunya menjadi peluru emas, Dia membidiknya lagi.

Menir: “Nih, I kasih you peluru emas I.” (mengarahkan pistolnya lagi kea rah Momon.)

Backsound: battle 31·

Maria: “NOOOO MOOOMOOOONNN”

Backsound: battle 38·

Momon: (Terjatuh ke tanah dan merasakan kesakitan karena terkena tembakan Menir)

Backsound: "Butiran Debu" lagu ciptaan Rumor

Maria: "MOOOOMOOOOONNNNN!!!!!!!" (Berlari menghampiri Momon sambil menangis)

Momon: "Maria…."

Maria: "Iya, Momon."

Momon: "I lup You, Maria."

Maria: "Oh tayangggg... I Luph You tooo Beibh..!!"

(Saat Si Momon sedang merasakan kesakitan, Dudung sangat menyesal dan dia langsung merebut pistol yang ada pada pengawal lalu dia langsung menembak ke arah Menir)

Dudung: (Merebut dan menembak Menir)Meniirrrrrrr!!!

Backsound: "Battle 38"

Dan akhirnya peluru itu menancap tepat di dadanya Si Menir. Menirpun tidak selamat,dan akhirnya meninggal. Dan pada akhirnya berkat perjuangan Momon. Mereka hidup dengan tentram dan bahagia. Hidup saling berdampingan…. Maria memutuskan tetap tinggal di Desa KebonSari dan menikah dengan Si Momon. Dan Adiknya Lala kembali ke Negaranya…

TAMAT

Baca juga artikel terkait EDUKASI DAN AGAMA atau tulisan lainnya dari Ririn Margiyanti

tirto.id - Pendidikan
Kontributor: Ririn Margiyanti
Penulis: Ririn Margiyanti
Editor: Fadli Nasrudin