Menuju konten utama

Marissa Mayer di Ujung Tanduk

Karier Marissa Mayer sedang di ujung tanduk. Setelah gagal mencapai kinerja terbaiknya, bahkan terus merugi, Yahoo kembali diterpa masalah kebocoran data.

Marissa Mayer di Ujung Tanduk
Marissa Mayer [Foto/wikipedia.org]

tirto.id - Empat tahun silam, ketika didapuk menjadi CEO Yahoo, Marissa Mayer banjir pujian. Semua mengupas profilnya sebagai sosok wanita tangguh, cerdas, cantik. Nilainya nyaris sempurna sebagai seorang wanita. Di tangan Mayer, masa depan Yahoo dipertaruhkan. Ketika itu, Yahoo memang sedang menghadapi ombak yang cukup besar. Kompetitor yang semakin banyak, pendapatan yang semakin sulit, dan pertumbuhan yang mulai stagnan.

Sebelum kedatangan Mayer, kondisi Yahoo memang sedang payah. Yahoo sempat menolak pinangan Microsoft yang hendak membeli saham senilai $31 per lembar pada 2008. Penawaran Microsoft itu sebenarnya sudah 63 persen lebih tinggi dari nilai saham Yahoo pada saat itu. Setelah penolakan itu, kondisi Yahoo malah semakin turun. Pada 2011, nilai kapitalisasi pasar Yahoo hanya tersisa $22,24 miliar.

Sentuhan Mayer diharapkan bisa membawa keajaiban pada Yahoo. Mayer memang melakukan berbagai perubahan besar. Empat tahun berlalu, Yahoo justru semakin kritis kondisinya seiring terus turunnya traffic dan pendapatan iklannya. Pada tahun 2015, Yahoo mencetak rugi hingga 4,4 miliar dolar. Yahoo akhirnya menyerah dan melepas bisnis web kepada Verizon senilai $4,83 miliar. Verizon hanya membeli bisnis inti Yahoo. Kesepakatan itu diharapkan bisa tuntas pada 2017.

Di tengah kesepakatan itu, Yahoo kembali terpukul manakala kasus kebocoran data pengguna terkuak. Inilah ujian bagi Mayer yang kabarnya akan segera hengkang setelah kesepakatan dengan Verizon tuntas.

Sosok Marissa Mayer

Mayer sendiri merupakan sosok wanita langka di dunia teknologi. Langkah besarnya dimulai setelah ia bergabung dengan Google setelah lulus dari jurusan ilmu komputer Universitas Standford. Jurusan itu begitu diincar sehingga Mayer mendapat banyak tawaran pekerjaan. Pilihan akhirnya jatuh ke Google. Ia menjadi karyawan wanita pertama di perusahaan yang dirintis Sergey Brin dan Larry Page itu.

Selama tiga tahun, Mayer membangun Google hingga menduduki jabatan tertinggi sebagai Wakil Presiden layanan lokal, maps, dan lokasi. Hingga pada 16 Juli 2012, Mayer memutuskan hengkang ke Yahoo.

Mayer terkenal dalam sebagai pekerja keras, ia bekerja 130 jam dalam seminggu. Malam-malamnya sering dihabiskan di kantor. Ia bahkan bekerja dari ranjang rumah sakit, sesaat setelah melahirkan bayi kembarnya. Ia dijuluki “CEO pekerja paling keras di Silicon Valley”.

Kerja keras merupakan bagian penting dari setiap bisnis. Ia merasa bahwa kerja keras akan membedakan satu start-up dengan yang lainnya. Dedikasinya memang tidak diragukan lagi. Sosoknya kemudian begitu moncer di tengah dominasi kaum pria di dunia teknologi. Pada 2016, Forbes menempatkannya dalam daftar Wanita Paling Berpengaruh di dunia.

Ia menjadi selebriti di dunia teknologi semenjak memimpin Yahoo. Mayer termasuk CEO mahal. Yahoo memberinya tanda tangan bonus sebesar 30 juta dolar dan 14 juta untuk keseluruhan bonus dari Google yang seharusnya dia terima.

Bayaran itu bisa jadi setimpal dengan tanggung jawab besar Mayer untuk membalikkan kondisi Yahoo. Mayer memang melakukan serangkaian terobosan mulai dari mengubah budaya perusahaan, menaikkan gaji, tunjangan untuk menarik bakat-bakat terbaik ke Yahoo. Ia juga membeli sejumlah perusahaan teknologi, termasuk platform Tumblr senilai 1 miliar dolar. Harapannya, kinerja perusahaan bisa segera terdongkrak.

Masalah demi Masalah

Sayangnya, semua upaya itu tidak membuahkan hasil maksimal. Tumblr misalnya, gagal berkompetisi dengan kompetitornya. Yahoo bahkan menghapusbukukan nilai Tumblr hingga setengahnya pada tahun ini.

Fokus Mayer pada mobile, video, iklan native dan pencarian juga tidak berhasil. Itulah yang memicu desakan dari para investor agar menjual Yahoo. Para pemegang saham meyakini bahwa satu-satunya jalan yang paling masuk akal adalah penjualan.

Belum selesai masalah kinerja yang tidak kunjung membaik, Yahoo kembali diterpa masalah pembobolan akun. Pada 22 September lalu, Yahoo mengkonfirmasi setidaknya 500 juta akun dibobol. Ini merupakan pembobolan keamanan internet terbesar dalam sejarah. Yahoo meyakini pembobolan ini dilakukan oleh “aktor yang disponsori oleh negara” untuk meretas data pada akun-akun personal di Yahoo.

Pembobolan ini terjadi pada 2014. Data-data yang diambil terkait data pribadi pengguna, mulai dari alamat email, nama, nomor telepon, tanggal lahir, serta password. Untuk menjaga agar peretasan serupa tidak terjadi lagi dan melindungi pengguna lain, Yahoo menganjurkan para penggunanya mengganti password dan melakukan pengamatan apakah ada transaksi mencurigakan dari akun mereka.

“Brand ekuitas mereka berubah dari buruk menjadi lebih buruk,” jelas Sameet Sinha, analis dari B. Riley, seperti dikutip dari Bloomberg.

“Anda memiliki salah satu dari nama-nama brand paling lemah di internet. Orang mulai memutus, dan sekarang pemutusannya semakin cepat,”

Padahal, saat ini merupakan masa-masa kritis bagi Yahoo, setelah bertahun-tahun mencoba mendapatkan kenaikan penjualan. Para pengiklan mulai melirik kompetitor seperti Google Inc dan Facebook Inc. Yahoo masih memiliki 1 miliar pengguna bulanan, sebagian besar berasal dari sistem e-mail.

Tragedi kebocoran itu tentu saja semakin menodai reputasi Mayer dalam memimpin Yahoo. Meski demikian, Mayer sudah bertekad untuk tetap mengawal Yahoo.

“Bagi saya secara personal, saya berencana untuk bertahan,” jelas Mayer dalam memo kepada para karyawannya yang diunggah di Tumblr.

“Saya mencintai Yahoo, dan saya percaya pada kalian semua. Penting bagi saya untuk meliat Yahoo memasuki babak berikutnya.”

Bertahan atau pergi, yang pasti Mayer telah menjadi salah satu CEO terkaya. Ibu tiga anak yang baru berusia 41 tahun itu ditaksir memiliki kekayaan hingga 430 juta dolar. Kekayaan terbesar Mayer berasal dari 13 tahun kariernya di Google, karena dia merupakan salah satu karyawan pertama. Nilai saham Google yang melonjak membuat kekayaannya semakin berlipat-lipat.

Kalaupun akhirnya dia mundur, Mayer akan mengantongi uang dalam jumlah besar. Jika Verizon jadi membeli Yahoo senilai 4,8 miliar dolar, ia akan mendapatkan sekitar 57 juta dolar. “Golden parachute” itu di luar gaji dan saham yang diterimanya selama di Yahoo senilai 162 juta dolar. Menurut CNN, ia akan mengantongi 219 juta dolar secara total setelah keluar dari Yahoo.

Baca juga artikel terkait YAHOO atau tulisan lainnya dari Nurul Qomariyah Pramisti

tirto.id - Indepth
Reporter: Nurul Qomariyah Pramisti
Penulis: Nurul Qomariyah Pramisti
Editor: Nurul Qomariyah Pramisti