Menuju konten utama

Yahoo yang Gagal Diselamatkan

Enam tahun lalu, Yahoo menolak tawaran akuisisi oleh Microsoft senilai $40 miliar dengan alasan terlalu murah. Sejak itu, kapitalisasi pasar Yahoo terus turun dan pernah berada di angka $22,6 miliar. Kini Yahoo menjual bisnis intinya kepada Verizon senilai $4,83 miliar.

Yahoo yang Gagal Diselamatkan
CEO Yahoo Marissa Mayer berbicara di tahunan Consumer Electronics Show (CES) di Las Vegas. [foto / reuters]

tirto.id - Tahun 2000-an adalah masa-masa kejayaan Yahoo. Email pertama orang-orang di Indonesia, juga dunia pada umumnya menggunakan platform Yahoo. Begitu juga dengan Yahoo Messenger, platform obrolan dunia maya itu tentu menyimpan banyak kenangan dari remaja yang hidup di awal tahun 2000-an.

Harga saham Yahoo mencapai titik puncaknya senilai $118 per lembar pada tahun 2000 setelah ia mulai melantai di bursa saham pada 1998. Dua pendirinya, Jerry Yang dan David Filo mungkin tak pernah mengira Yahoo akan babak belur seperti sekarang.

Waktu itu, Yahoo bisa saja membeli Google, tetapi tak dilakukan. Mereka juga bisa saja membeli Facebook pada 2006, tetapi karena menawar terlalu rendah, Mark Zuckerberg menolak. Saat ini, kejayaan dua platform itu telah melampaui Yahoo.

Sekarang, popularitas Yahoo menukik. Remaja masa kini tentu membuat email pertama mereka di Gmail. Yahoo jarang sekali menjadi pilihan, ia hanya menjadi kenangan bagi generasi 90-an.

Microsoft pernah berencana mengakuisisi Yahoo. Akan tetapi, pada 10 Februari 2008, Yahoo secara resmi menolak tawaran akuisisi senilai $40 miliar yang diajukan raksasa software itu. Tawaran itu dianggap terlalu rendah. Para pemegang saham tidak tertarik melepaskan Yahoo sebab menurut mereka nilai perusahaan itu masih lebih tinggi dari yang ditawarkan Microsoft.

Tawaran Microsoft dianggap tak sebanding dengan brand, audience, platform investasi periklanan, dan prospek pertumbuhan ke depan. Nilai itu pun masih dianggap terlalu rendah untuk potensi pendapatan serta arus kas Yahoo.

Padahal, Microsoft telah mengajukan penawaran seharga $31 per saham. Angka itu 63 persen lebih tinggi dari harga saham Yahoo ketika penawaran akuisisi dibuat pada 1 Februari tahun itu.

Waktu itu ramai dibicarakan bahwa jika Yahoo jadi diakuisisi Microsoft akan tercipta satu perusahaan teknologi yang besar. Ini juga akan kembali menyejajarkan Yahoo dengan Google. Akan tetapi, enam tahun lalu itu, Yahoo begitu jual mahal. Meskipun telah ditawar mahal, tetap tak dijual.

Penolakan ini terbukti menjadi sebuah langkah yang salah dari Yahoo. Sejak itu, nilai Yahoo terus merosot. Tahun 2011, kapitalisasi pasar Yahoo hanya $22,24 miliar.

Setahun kemudian, Yahoo memecat 2.000 karyawannya. Ini sekitar 14 persen dari total karyawan milik Yahoo. CEO-nya pun diganti. Sejak Juli 2012, Marissa Mayer yang sebelumnya bekerja untuk Google, mulai memimpin Yahoo. Waktu itu, Mayer berjanji akan kembali merevitalisasi bisnis Yahoo.

Empat tahun berjalan, kondisi Yahoo tak membaik. Tahun lalu, Yahoo mencatatkan kerugian $4,4 miliar. Tahun ini, Yahoo diakuisisi Verizon seharga $4,83 miliar. Angka ini memang jauh dari penawaran Microsoft, tetapi yang dibeli Verizon hanyalah bisnis intinya saja.

Tak semua lini bisnis Yahoo menjadi milik Verizon. Yahoo masih memiliki saham 35,5 persen di Yahoo Jepang senilai $8,3 miliar, 15 persen saham di raksasa e-commerce Cina Alibaba senilai $31,2 miliar dan beberapa paten.

CEO Verizon Lowell C. McAdam menilai akuisisi ini akan menjadikan Verizon dalam posisi yang mampu bersaing. “Ini akan membantu meningkatkan pemasukan di bidang iklan digital,” katanya dalam sebuah pernyataan resmi. Ia berambisi bisa berada di posisi ke tiga dalam hal pemasukan iklan digital, di bawah Google dan Facebook.

Sebelumnya, Verizon juga mengakuisisi AOL pada 2015 dengan harga $4,4 miliar. Dua perusahaan ini akan digabungkan. Dari Yahoo, Verizon mendapatkan layanan mesin pencari, Yahoo Finance, news, email, dan Tumblr.

Masa kemandirian Yahoo sudah berakhir. Janji Mayer untuk mengembalikan kejayaan Yahoo tanpa proses akuisisi gagal ditepati. Ia tak berhasil menyelamatkan Yahoo.

Baca juga artikel terkait YAHOO atau tulisan lainnya dari Wan Ulfa Nur Zuhra

tirto.id - Teknologi
Reporter: Wan Ulfa Nur Zuhra
Penulis: Wan Ulfa Nur Zuhra
Editor: Nurul Qomariyah Pramisti