tirto.id - Tanggal 10 Juni 2016 mungkin menjadi hari yang bersejarah bagi dunia layanan pesan instan. Pada hari tersebut, Yahoo! Inc. membuat pengumuman dalam akun resminya di Tumblr, yang membuat besar orang menengok kembali ke masa lalu dan bernostalgia.
Raksasa teknologi asal Amerika Serikat itu – yang beberapa tahun belakangan selalu identik dengan kondisi hidup segan mati tak mau – memutuskan untuk mematikan layanan pesan instan mereka yang paling populer, Yahoo! Messenger (YM). Persisnya mulai tanggal 5 Agustus 2016, YM akan menghilang setelah hampir 18 tahun berlalu lalang di dunia digital.
Yahoo ingin memfokuskan kekuatannya, sehingga membunuh aplikasi messenger bersejarah ini. Mereka sadar, YM sudah tidak lagi dicintai generasi milenial yang lebih akrab dengan aplikasi sejenis dari penyedia messaging lainnya. Kini, YM memang terasa kuno di tengah gempuran layanan pesan seperti Whatsapp, BBM, Line, dll.
Namun demikian, apakah benar Messenger benar akan terkubur dan hanya hidup dalam memori? Jawabannya memang masih berada di awang-awang. Hanya saja, Chief Architect Yahoo Amotz Maimon mengatakan – secara implisit – bahwa langkah tersebut merupakan cara Yahoo! untuk "memaksa" pengguna Messenger versi lama menggunakan platform Yahoo! Messenger terbaru, yang lebih berfokus pada platform mobile.
"Kami mendorong semua pengguna kami untuk menyelesaikan transisi mereka ke Yahoo Messenger baru [...] Kami bermaksud untuk melanjutkan upaya kami fokus pada Messenger baru, dengan tujuan memberikan pengalaman terbaik untuk pengguna kami," kata Maimon.
Sebagai catatan, Yahoo mengklaim bahwa versi Yahoo! Messenger teranyar mereka dibuat dari nol. Ini artinya, YM merupakan sebuah platform yang benar-benar baru, bukan dari rombakan dari aplikasi yang sudah lama.
Versi tersebut telah diperkenalkan pada Desember tahun lalu. Untuk saat ini, versi terbaru itu dapat diakses melalui platform mobile, web browser dan dalam layanan Yahoo! Mail.
Namun di sisi yang lain, Maimon juga mengatakan bahwa ditutupnya layanan Messenger versi lama itu merupakan dampak dari perampingan bisnis Yahoo dan strategi perusahaan tersebut untuk fokus pada tujuh produk konsumer inti: Mail, Search, Tumblr, News, Sport, Finance dan Lifestyles.
Masa Genting Yahoo
Di balik proses transformasi Yahoo! Messenger tersebut, keadaan Yahoo sesungguhnya sedang dalam masa-masa genting.
Dalam beberapa waktu terakhir ini, Chief Executive Officer Yahoo Marrisa Mayer banyak mendapat tekanan. Ia dinilai gagal mentransformasi Yahoo untuk meningkatkan pendapatan perusahaan itu yang telah lama stagnan, sekaligus menciptakan layanan aplikasi baru atau produk konsumen berbasis mobile lainnya yang dapat meledak di pasaran.
Bisa jadi versi Yahoo! Messenger teranyar inilah sesungguhnya yang menjadi "ujung tombak" mereka menggaet hati pengguna layanan pesan instan. Namun, upaya tersebut sepertinya akan berujung nihil, seperti yang telah diramalkan oleh beberapa analis sebelumnya.
Yahoo memang mengklaim sedang memfokuskan diri pada platform mobile. Namun, CNBC melaporkan pendapatan kotor mobile Yahoo turun pada kuartal pertama tahun ini menjadi $260 juta dari kuartal sebelumnya yaitu $291 juta dolar.
Selain itu, pendapatan kuartal I - 2016 ini hanya 8 sen per saham, turun dari 15 sen per saham pada periode sebelumnya dan 38 sen per saham pada periode dua tahun sebelumnya. Pendapatan kotornya juga turun dari tahun ke tahun menjadi $1,09 miliar dari $1,23 miliar tahun lalu.
Pembaruan yang Terlambat
Ketika versi teranyar Messenger tersebut diluncurkan pada bulan Desember lalu, beberapa analis industri mengatakan, upaya Yahoo untuk menyelamatkan bisnis mereka sedikit terlambat. Apalagi Yahoo pada saat itu sudah diterpa isu mengenai penjualan perusahaan dan polemik para eksekutifnya.
"Saya selalu mengatakan bahwa perusahaan harus melemparkan ide-ide mereka keluar untuk melihat ide apa yang dapat berjalan, apa yang tidak, dan kemudian mereka harus menjadikan hal itu sebagai landasan," kata Jeff Kagan, seorang analis industri independen seperti dikutip dari Computerworld.
"Tapi Yahoo belum memiliki ide yang dapat dijalankan selama bertahun-tahun lamanya, sejauh yang bisa saya ingat. Saya tahu mereka mencoba segala sesuatu yang mereka bisa untuk menyelamatkan masa depan Yahoo. Akan tetapi, pada titik ini, saya pikir situasinya sudah bergerak ke arah yang tidak memungkinkan. Sudah terlambat."
Pada waktu versi terbaru itu diluncurkan di Play Store, hujan kritikan berdatangan pada dalam kolom review yang tersedia di laman unduhan aplikasi tersebut– yang sebenarnya masih berlanjut hingga saat tulisan ini dibuat.
Pengunjung toko aplikasi Android, Play Store, akan menemukan banyaknya komplain dari para pengguna mengenai masih banyaknya bug yang ada dalam aplikasi Yahoo! Messenger tersebut, dan betapa frustasinya mereka ketika menggunakan aplikasi tersebut.
Tidak sedikit pula yang menginginkan versi lama untuk dikembalikan, bahkan hingga enam bulan sejak versi teranyar tersebut diluncurkan.
Jumlah unduhan Yahoo! Messenger dalam Play Store termasuk rendah – sekitar lebih dari 50 juta unduhan – jika dibandingkan dengan jumlah unduhan aplikasi pesan instan kompetitornya, seperti WhatsApp yang memiliki lebih dari 100 juta unduhan, atau bahkan BlackBerry Messenger yang popularitasnya juga mulai pudar.
Strategi Yahoo! untuk meng-update Messenger miliknya itu pun sebenarnya cukup mengundang tanya, mengingat pesaing kuatnya Google sebenarnya juga sudah melakukan hal yang serupa,melalui aplikasi pesan instan Hangout, yang ternyata juga tidak cukup populer.
Perlu diketahui, serupa dengan Messenger, Hangout juga terintegrasi dengan layanan e-mail Google yang lebih populer daripada Yahoo Mail, Gmail, dan bahkan memiliki kemampuan untuk mengirim short message service (SMS). Belum lagi Hangout sesungguhnya terintegrasi pada beberapa varian sistem operasi Android pada smartphone.
Data terakhir menunjukkan, baik Hangout maupun Yahoo! Messenger hingga bulan April 2016 ini tidak masuk dalam jajaran 15 aplikasi pesan instan teratas yang digunakan oleh orang-orang di seluruh dunia.
Penjualan Yahoo Inc.
Pengumuman penghentian layanan Messenger versi lama tersebut sendiri muncul di tengah berita tahap final dari rencana pembelian Yahoo!Inc. oleh sejumlah pihak.
Mereka tidak hanya berkompetisi untuk mendapatkan inti bisnis internet Yahoo, tetapi juga sejumlah aset real estate dan properti intelektualnya.
Hal ini berarti produk-produk yang dibuat oleh Yahoo, termasuk Messenger, sedang berada dalam dua persimpangan yang menentukan arah masa depannya, mati atau berkembang, tergantung bagaimana dan siapa yang membeli raksasa teknologi yang tengah terombang-ambing gelombang ketidakpastian itu.
Menurut Bloomberg, hingga hari Rabu (15/6/2016), sudah ada enam grup yang melaju dalam ronde penawaran tahap akhir untuk pembelian Yahoo itu. Tiga grup telah terlebih dahulu mengajukan penawaran, yaitu Verizon CommunicationsInc., AT&T Inc. dan pendiri QuickenLoansInc. Dan Gilbert.
Sementara itu, tiga grup terakhir yang baru menyusul masuk dalam penawaran tersebut adalah TPG, Advent Internasional Corp., dan kemitraan antara SycamorePartners dan Vector Capital Management.
Semua nilai tawaran terhadap Yahooberkisar antara $4 miliar hingga $6 miliar, kecuali Verizon yang hanya menawar antara $3,75 miliar hingga $4 miliar, kata salah seorang narasumber Bloomberg.
Terlepas dari upaya penjualan, matinya Yahoo! Messenger versi lama telah membuktikan keterlambatan Yahoo untuk mengejar para kompetitor utamanya di dunia maya.
Memang, Messenger masih hidup dalam rupa versi terbarunya, tetapi tidak ada yang tahu bagaimana nasibnya beberapa bulan kemudian, seiring dengan semakin meredupnya sinar Yahoo di dunia bisnis.
Yahoo selalu terlambat, dan pada akhirnya, boleh dibilang rencana terhadap Yahoo! Messenger hanyalah sebuah kematian yang tertunda.
Penulis: Ign. L. Adhi Bhaskara
Editor: Nurul Qomariyah Pramisti