tirto.id - Kopi menjadi salah satu minuman yang digandrungi oleh banyak kalangan saat ini. Akibatnya, kedai-kedai kopi marak bermunculan di seluruh bagian kota.
Kopi yang memiliki kandungan kafein sering kali diminum pada pagi hari. Dilansir dari laman Medical News Today, 75 miligram (mg) kafein mampu meningkatkan perhatian dan kewaspadaan.
Selebihnya, dosis kafein 160-600 mg dapat meningkatkan kewaspadaan mental, kecepatan berpikir, dan daya ingat. Sehingga, meminum kopi dengan kafein yang tinggi dapat membuat orang sulit untuk tidur.
Berdasarkan rekomendasi Food and Drugs Administrations, jumlah asupan maksimum kafein ialah 400 mg atau setara dengan 4-5 cangkir kopi setiap hari. Mengonsumsi kopi lebih dari yang dianjurkan dapat membawa resiko buruk terhadap kesehatan.
Kebiasaan minum kopi berlebih dapat meningkatkan resiko sejumlah penyakit. Sebagai stimulan alami, kopi menjadi tidak baik untuk diminum seseorang yang mengidap kecemasan berlebih. Oleh karenanya, ada baiknya bagi Anda untuk membatasi konsumsi kopi setiap harinya.
Berikut adalah manfaat dari berhenti minum kopi dilansir dari Healthline:
1. Jadwal tidur yang lebih baik
Kebiasaan minum kopi akan berpengaruh pada pola tidur yang dimiliki. Penelitian menunjukkan bahwa asupan kopi harian dapat mengubah siklus tidur dengan membuat setiap orang merasa gelisah dan jantung berdegup lebih kencang.
Akibatnya, Anda akan mengantuk di siang hari. Ada baiknya untuk mengonsumsi kopi di pagi hari atau enam jam sebelum tidur.
2. Penyerapan nutrisi lebih efisien
Meminum kopi dengan kandungan kafein dapat menghambat tubuh untuk menyerap nutrisi. Kafein akan menghambat penyerapan kalsium, zat besi, dan vitamin B.
Lebih lanjut, bagi setiap orang dengan pola makan yang tidak seimbang tapi minum kopi dengan asupan kafein yang tinggi bisa memperburuk penyerapan nutrisi.
3. Gigi sehat dan putih
Kopi dan teh yang terlalu sering dikonsumsi bisa berakibat pada noda di gigi. Kadar tanin dalam kedua minuman tersebut menyebabkan penumpukan pada gigi. Akibatnya, enamel gigi akan berubah warna. Tidak hanya itu, kandungan acid pada kopi juga menyebabkan kerusakan pada email gigi.
4. Hormon lebih seimbang pada perempuan
Minuman berkafein dapat berpengaruh pada kadar estrogen perempuan. Sebuah penelitian pada 2012 menemukan bahwa meminum 200 mg atau sekitar 2 cangkir atau lebih kafein per hari dapat meningkatkan kadar estrogen pada perempuan asia dan kulit hitam. Sementara, perempuan kulit putih memiliki kadar estrogen yang sedikit lebih rendah.
Peningkatan kadar estrogen akan beresiko untuk kondisi endometrosis, kanker payudara, hingga kanker ovarium.
5. Terhindar dari darah tinggi
Tekanan darah yang tinggi dapat disebabkan oleh banyaknya asupan kafein yang dikonsumsi.
Kafein terbukti meningkatkan kadar tekanan darah karena efek stimulasi pada sistem saraf. Asupan kafein yang tinggi juga dikaitkan dengan peningkatan risiko penyakit kardiovaskular.
Detoks kopi
Detoks kopi atau berhenti minum kopi dianjurkan untuk dilakukan terlebih ketika kopi memunculkan gangguan kesehatan. Tidak hanya itu, ada baiknya pula untuk berhenti ketika tubuh mulai mengonsumsi kopi lebih dari takaran yang dianjurkan dan tidak memberi efek seperti semula (resisten).
Dilansir laman Caffeine Informer, terdapat dua cara yang dapat ditempuh untuk detoks kopi seperti berikut ini:
· The Weaning Method atau Metode Penyapihan
Metode ini dilakukan dengan secara bertahap mengurangi jumlah kafein yang dikonsumsi setiap hari. Tidak disarankan untuk langsung berhenti.
Kurangi dosis sekitar 10-30 mg lebih sedikit setiap tiga hari sampai nol jumlah kafein harian tercapai. Ini dapat dicapai dengan hanya mengurangi sedikit minuman berkafein tetapi dengan Wean Caffeine itu adalah proses yang jauh lebih tepat dan sistematis.
· The Cold Turkey Method
Berkebalikan dengan metode yang sebelumnya, dengan metode ini seseorang berhenti mengonsumsi kafein secara langsung.
Meskipun ini bisa menjadi cara tercepat untuk melakukan detoksifikasi, tapi cara ini tidak disarankan karena dapat memengaruhi metabolism tubuh yang telah lama meminum kopi dengan jumlah yang banyak.
Penulis: Dinda Silviana Dewi
Editor: Nur Hidayah Perwitasari