tirto.id - Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan Mahfud MD meninjau langsung lokasi bom bunuh diri di Polsek Astanaanyar, Kota Bandung, Jawa Barat, Rabu (7/12/2022). Dia juga menjenguk korban luka-luka dalam insiden tersebut.
Dalam keterangan pers usai kegiatan, Mahfud meminta semua pihak untuk kembali waspada setelah aksi teror Polsek Astanaanyar. Ia menilai, kelompok teror masih ada meski sudah tidak sebanyak dulu.
"Jaringan teroris itu ya masih ada meskipun sebenarnya secara kuantitatif sudah jauh menurun sejak tahun 2018 sampai sekarang itu sudah jarang-jarang terjadinya, sekali-sekali tetapi masih ada buktinya hari ini," kata Mahfud dikutip pada Kamis (8/12/2022).
Mahfud ingin tindakan tegas aparat terhadap pelaku teror bisa dimaklumi oleh publik. Ia tidak ingin pemerintah dituduh lalai dalam menjaga keamanan nasional karena adanya aksi teror. Pemerintah, lanjut dia, akan melakukan tindakan preventif, antisipatif dan preemtif dalam menangani aksi teror.
"Terkadang kan ada yang nyinyir kita nangkap teroris dianggap sewenang-wenang tapi kalau tidak nangkap lalu dibilang bodoh. Oleh sebab itu, mari bekerja sama, saling pengertian menjaga negara ini," tutur Mahfud.
Mahfud menegaskan bahwa tindakan teror bukanlah aksi membela agama. Teror adalah aksi yang melanggar kemanusiaan sehingga ia mengajak masyarakat waspada.
"Teroris itu adalah musuh kemanusiaan, musuh bersama, musuh semua penganut agama. Itu teroris. Oleh sebab itu kita harus hadapi bersama-sama masalah ini dan ke depannya kita semua harus hati-hati," tegas Mahfud.
Agus Sujanto alias Abu Muslim, pelaku bom bunuh diri di Polsek Astanaanyar, Bandung, membawa belasan kertas protes RKUHP. Ia adalah residivis bom panci di Cicendo beberapa tahun lalu. Abu Muslim sempat menjadi peserta deradikalisasi walau masih sulit diajak berbicara.
Bom bunuh diri Astanaanyar menewaskan Abu Muslim sebagai pelaku dan seorang anggota polisi. Kejadian ini juga melukai sejumlah orang lainnya termasuk warga.
Penulis: Andrian Pratama Taher
Editor: Fahreza Rizky