Menuju konten utama

Macam-macam Formasi Sepak Bola dan Penjelasannya

Macam-macam formasi sepak bola sangat dinamis seiring perkembangan dan kebutuhan tim dan termasuk pelatih. Tidak ada formasi sepak bola terbaik yang mutlak.

Macam-macam Formasi Sepak Bola dan Penjelasannya
Ilustrasi macam-macam formasi sepak bola. Getty Images/iStockphoto

tirto.id - Ada banyak macam formasi terbaik dalam sepak bola. Format susunan pemain dalam olahraga ini tidak bersifat mutlak. Macam-macam formasi sepak bola terus berkembang dan bertambah seiring dengan dinamika permainan sepak bola.

Formasi dalam sepak bola dapat dipengaruhi beberapa faktor. Misalnya, susunan pemain yang tersedia, gaya permainan lawan yang dihadapi, hingga strategi pelatih. Sebagai orang yang bertugas membuat rencana permainan, pelatih akan menyusun formasi yang sesuai dengan kebutuhan tim dan mampu meningkatkan potensi kemenangan.

Oleh karena itu, sebenarnya tidak ada formasi sepak bola terbaik. Macam-macam formasi sepak bola diterapkan oleh pelatih sesuai kebutuhan dan strategi yang direncanakan.

Sebagai misal, Pep Guardiola kerap menerapkan formasi 4-3-3 saat menukangi Manchester City, hingga berhasil menggondol trofi Si Kuping Besar (Liga Champions) pada musim 2022/2023. Posisi pemain sepak bola formasi 4-3-3 yang diterapkan Pep Guardiola ditempati para penggawa kenamaan sehingga skema tersebut bisa berjalan optimal, baik ketika bertahan, menguasai bola, maupun menyerang.

Macam-macam Formasi Sepak Bola

Federasi Sepak Bola Dunia (FIFA) dan Dewan Sepak Bola Dunia (IFAB) sama sekali tidak memberikan batasan baku mengenai formasi permainan maupun posisi pemain sepak bola. Namun, ada sejumlah formasi yang umum diterapkan oleh tim sepak bola, termasuk yang paling sering digunakan adalah 4-4-2 dan 4-3-3.

Macam-macam formasi sepak bola ada beragam, berkembang seiring peningkatan kualitas permainan dan dinamika olahraga tersebut.

1. Formasi sepak bola 4-4-2 dan penjelasannya

4-4-2 merupakan salah satu formasi tertua dalam sepak bola yang masih diterapkan hingga kini. Mulanya, formasi 4-4-2 jamak digunakan oleh tim-tim yang bermarkas di Inggris. Namun, dalam perkembangannya, tim-tim dari seluruh dunia juga mulai menggunakan formasi ini.

Formasi 442 dalam sepak bola menawarkan salah satu keunggulannya, yakni kemudahan untuk mengalirkan bola kepada penyerang. Sebab, di lini depan, ada dua orang penyerang yang bisa saling mengandalkan.

Ketika salah satu penyerang berada pada situasi yang tidak memungkinkan, bola bisa dialirkan ke penyerang lainnya. Pendek kata, penyerang tidak perlu menunggu aliran bola dari lini tengah untuk melakukan penyerangan.

Di lini tengah, juga ada dua orang gelandang yang dapat bermain dengan memanfaatkan lebar lapangan. Misalnya, mereka dapat menginisiasi serangan melalui umpan silang yang diarahkan langsung ke wilayah pertahanan lawan.

Mereka juga dibantu oleh dua orang full-back yang bisa naik untuk menyerang dari samping atau bisa mundur untuk membantu lini pertahanan.

Hanya saja, menerapkan formasi 4-4-2 juga menyimpan beberapa masalah. Dalam formasi ini, sebuah tim hanya memiliki dua orang gelandang tengah. Mereka akan kesulitan mendapat bola jika berhadapan dengan tim yang memiliki tiga orang gelandang tengah.

Formasi 442 dalam sepak bola akan semakin berat penerapannya jika tim lawan terus mengerahkan tekanan sepanjang jalannya pertandingan. Terlebih, apabila full-back dan gelandang yang beroperasi di sisi kanan maupun kiri lapangan tidak menjalankan tugas bertahannya dengan baik.

Untuk menambal masalah itu, biasanya pelatih akan menempatkan satu orang gelandang tengah yang memiliki tipe bertahan. Tugas ia adalah untuk memotong bola lawan sebelum masuk ke area pertahanan.

2. Formasi sepak bola 4-3-3 dan penjelasannya

Formasi 4-3-3 dikenal karena mampu menyajikan permainan yang atraktif. Alih-alih meningkatkan peluang mencetak angka, formasi ini lebih mementingkan pergerakan bola. Oleh karenanya, untuk menerapkan formasi ini, dibutuhkan pemain dengan kemampuan passing yang baik.

Posisi pemain sepak bola formasi 4-3-3 mencakup empat bek, tiga gelandang, dan tiga penyerang. Di sektor penyerangan, tim dengan skema ini mengandalkan trisula yang beroperasi di lini depan. Ada seorang penyerang yang fokus menyerang lini pertahanan lawan dari tengah. Sementara itu, dua penyerang sayap berperan untuk memaksimalkan serangan dengan memanfaatkan lebar lapangan. Penyerang sayap juga dapat berguna untuk menahan laju bek sayap lawan.

Di lini tengah, terdapat tiga orang gelandang. Biasanya, satu gelandang difungsikan sebagai gelandang bertahan. Ia bertugas untuk menjaga wilayah pertahanan seorang diri ketika dua gelandang lainnya sedang menekan tim lawan.

Sementara itu, dua gelandang lainnya bermain secara box-to-box, yakni bisa maju untuk membangun serangan dan mundur untuk membantu pertahanan. Kehadiran gelandang semacam itu sangat dibutuhkan untuk memperpanjang waktu penguasaan bola, sehingga dua bek sayap dapat merangsek maju tanpa khawatir mendapat serangan balik dari lawan.

Formasi 4-3-3 mengandalkan pemain yang mampu mengambil keputusan tepat dalam waktu cepat. Mereka dituntut untuk terus bergerak dan mengalirkan bola kepada rekan satu tim. Formasi ini juga sangat mengandalkan peran penyerang tengah yang mampu berhadapan dan meloloskan diri dari gangguan pemain bertahan lawan.

Infografik SC Berkenalan Dengan Libero

Infografik SC Berkenalan Dengan Libero. tirto.id/Sabit

3. Formasi Piramida (2-3-5)

Pada 1880, formasi 2-3-5 sangat populer, dengan dua pemain bertahan dan lima penyerang. Popularitas formasi ini bermula dari tanah Britania Raya, tepatnya oleh klub bola di Wales bernama Wrexham.

Dari Britania Raya, formasi ini berkembang dan digunakan secara luas oleh tim-tim seluruh dunia. Bahkan, Tim Nasional Uruguay menerapkan formasi 2-3-5 beberapa kali, yakni pada gelaran Olimpiade 1924, 1928, serta Piala Dunia 1930.

Akan tetapi, Formasi Piramida ini sekarang sudah tidak lagi digunakan dalam sepak bola modern karena kelemahan dalam bertahan.

4. Formasi 4-5-1

Formasi 4-5-1 bisa dibilang merupakan formasi konservatif. Dengan skema 4-5-1, banyak pemain dalam tim itu yang menumpuk di tengah. Hal itu membuat lawan kesulitan menembus pertahanannya.

Formasi ini sering dipakai oleh Chelsea di bawah asuhan Jose Mourinho. Formasi 4-5-1 dikenal dengan kekompakan dan kemampuannya untuk meraih kemenangan tipis dengan perusak di lini tengah lawan.

5. Formasi 3-5-2

Formasi ini sebenarnya mirip dengan skema 5-3-2. Namun, di antara keduanya ada perbedaan yang cukup mencolok: hilangnya libero yang bertugas penyapu bola. Dalam formasi ini, suatu tim praktis hanya mengandalkan tiga bek tengah klasik.

Sementara itu, dua sayap tradisional yang berada di sektor tengah bergerak dengan kecenderungan menyerang. Akan tetapi, dalam keadaan darurat, mereka ditugaskan menjemput dan mengejar bola hingga ke belakang.

3-5-2 merupakan salah satu formasi sepak bola terbaik karena bisa bertahan hingga era sepak bola modern. Mulanya, dengan skema ini, Argentina di bawah komando Carlos Bilardo menerapkannya hingga berhasil memenangkan Piala Dunia 1986.

Teranyar adalah Inter Milan. Keberhasilan meraih empat trofi dalam dua musim terakhir, plus satu tiket final Liga Champions 2022-2023, tidak bisa dilepaskan dari faktor formasi 3-5-2 yang mereka pakai.

6. Formasi 4-2-3-1

Salah satu formasi sepak bola terbaik saat ini adalah 4-2-3-1. Dengan skema ini, sebuah tim bisa lebih fleksibel dalam bertahan maupun menyerang.

Dalam orientasi bertahan, formasi ini mirip dengan 4-5-1 atau 4-4-1-1. Terlebih, tim dengan formasi ini bisa menempatkan dua pivot untuk menjadi tembok pertahanan pertama.

Ketika menyerang, formasi ini juga lebih fleksibel. Ia menawarkan penguasaan bola, kontrol, dan stabilitas pertahanan, seperti yang ditunjukkan oleh Jerman di Euro 2012.

7. Formasi 4-1-4-1

Formasi ini mirip dengan 4-5-1. Sebab, secara umum, bentuk skema ini memang merupakan hasil pengembangan atau variasi dari formasi konvensional (4-5-1).

Bedanya, ada satu pemain bertahan yang menempati posisi di antara bek dan gelandang. Fungsi satu pemain itu adalah sebagai pivot atau centre defensive midfielder (CDM).

8. Formasi 4-4-1-1

Formasi 4-4-1-1 adalah formasi fleksibel yang dapat beradaptasi untuk menghadapi berbagai ancaman, yang melibatkan empat pemain bertahan, lini tengah yang datar, dan dua penyerang dengan variasi taktik yang unik.

Dalam formasi ini, dua striker yang ada di depan berperan berbeda satu sama lain. Yang satu menjadi bomber tunggal sedangkan yang lain menjadi second striker, dengan kemampuan lebih kreatif dan fleksibel.

9. Formasi 3-4-3

Formasi 3-4-3 menampilkan tiga pemain bertahan dan satu penyerang tengah yang diapit oleh para pemain sayap yang menusuk ke dalam, dengan menekankan penggunaan penyerang sayap.

Tiga penyerang yang dimiliki tim dengan formasi ini bisa berperan untuk menyerang secara penuh. Formasi ini populer dipakai oleh Rafael Benitez saat membesut Liverpool di Final Liga Champions 2005, yang mengantarkan mereka menjadi juara setelah mengejar defisit tiga gol dari Milan.

10. Formasi sepak bola 4-3-3 dan penjelasannya

Formasi 4-3-2-1 sering disebut sebagai Formasi Pohon Natal. Formasi ini menampilkan tiga gelandang tengah yang berperan sebagai playmaker. Sementara itu, salah satu dari dua gelandang serang di depannya berperan sebagai free role. Satu gelandang serang lainnya berperan sebagaimana gelandang serang pada umumnya.

11. Formasi Magic Rectangle (4-2-2-2)

Formasi ini punya lini tengah yang kuat. Skema ini populer setelah diterapkan oleh Tim Nasional Prancis di Piala Dunia 1982.

Formasi Magic Rectangle atau Magic Square dibentuk dengan menggabungkan dua gelandang box-to-box dan dua pemain depan di pos tengah. Hal ini memberikan keseimbangan dalam distribusi bola dan membuat permainan lini tengah lebih dinamis.

12. Formasi 4-6-0

Formasi yang sama sekali tidak konvensional dalam sepak bola adalah formasi 4-6-0. Skema ini adalah evolusi dari 4-2-3-1 atau 4-3-3.

Dalam 4-3-3 False 9, peran utama striker tengah bukan sebagai pencetak gol, melainkan pembuka ruang untuk rekannya yang berada di pos penyerang sayap.

Evolusi skema inilah yang kemudian melahirkan formasi 4-6-0. Formasi ini mengorbankan posisi striker tunggal. Tujuannya adalah membuka ruang bagi beberapa pemain yang ada di tengah untuk menyerang dari arah yang tidak bisa disangka tim lawan.

Dengan formasi 4-6-0, sebuah tim bisa meminimalkan terjadinya offside. Sebab, ia sama sekali tidak punya pemain yang menetap di zona pertahanan lawan.

Formasi yang secara teknikal tidak memanfaatkan striker ini bukan ide kosong. Skema 4-6-0 pernah diterapkan oleh Tim Nasional Rumania di bawah arahan Anghel Lordanescu pada babak 16 besar Piala Dunia 1994, ketika berhasil mengalahkan Argentina dengan skor 3-2.

Baca juga artikel terkait EDUKASI atau tulisan lainnya dari Hery Setiawan

tirto.id - Olahraga
Kontributor: Hery Setiawan
Penulis: Hery Setiawan
Editor: Fitra Firdaus
Penyelaras: Fadli Nasrudin