Menuju konten utama

Penalti dalam Sepak Bola: Aturan, Penyebab, Jarak, dan Posisi Kiper

Aturan tendangan penalti dalam sepak bola, penyebab hukuman, jarak tendangan dari gawang, dan posisi kiper saat menghadapi tendangan 12 pas.

Penalti dalam Sepak Bola: Aturan, Penyebab, Jarak, dan Posisi Kiper
Pemain Manchester United Marcus Rashford melakukan tendangan penalti untuk mencetak gol pertama timnya selama pertandingan sepak bola Liga Inggris antara Manchester United dan Chelsea di Old Trafford di Manchester, Inggris, Minggu, 11 Agustus 2019. AP / Dave Thompson

tirto.id - Tendangan penalti merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dalam pertandingan sepak bola.

Sebuah tendangan penalti dapat saja mengubah atau membalikkan kedudukan. Penalti dapat pula menyebabkan kemenangan sebuah tim, atau malah sebaliknya, kekalahan.

Lantas, bagaimana aturan pemberian tendangan penalti dalam pertandingan sepak bola? Apa pelanggaran yang menyebabkan penalti? Bagaimana posisi penendang penalti dan kiper yang bertugas menahan penalti?

Aturan Tendangan Penalti di Sepak Bola

Berdasarkan Law of The Game 2020/21 yang dirilis oleh International Football Association Board (IFAB), terdapat sejumlah aturan dalam yang mesti diperhatikan sebelum tendangan penalti dilakukan.

Tendangan penalti baru boleh dilakukan apabila wasit sudah meniupkan peluitnya. Bola harus berada tepat di titik penalti dengan kondisi diam atau statis. Jaring gawang dan tiang gawang juga harus dalam kondisi diam.

Wasit harus mengenali dengan jelas pemain yang bertindak sebagai pengambil tendangan penalti.

Pemain yang mengambil tendangan penalti dilarang melakukan backheel atau menendang bola ke belakang. Bola tendangan penalti wajib diarahkan ke depan.

Ketika penalti sudah dieksekusi, dan bola bergerak dari titik penalti, maka pertandingan sudah dianggap open play.

Namun, catatan khusus diberikan kepada pemain yang mengambil tendangan penalti. Sesudah mengambil tendangan penalti, ia tidak boleh menyentuh/memainkan bola sebelum bola mengenai pemain lain.

Contohnya dapat kita tengok pada laga semifinal Piala Eropa 2020 yang mempertemukan Inggris dan Denmark. Saat babak pertama perpanjangan waktu, wasit Daniel Makkelie menghadiahi sebuah tendangan penalti untuk Inggris setelah Raheem Sterling dijatuhkan oleh Joakim Mæhle Pedersen.

Bertindak sebagai eksekutor, Harry Kane melepaskan tendangan yang kemudian bisa ditepis oleh penjaga gawang Denmark, Kasper Schmeichel.

Sayang, bola rebound hasil tepisan itu justru kembali kepada Kane. Penyerang Tottenham Hotspur itu tak menyiakan bola liar di muka gawang. Ia langsung mengirimkan bola jauh ke sisi kanan Schemeichel. Gol pun tercipta untuk Inggris.

Gol ciptaan Kane sah menurut Law of the Game. Sebab, bola yang ia tendang ke gawang Denmark sebelumnya sudah mengenai Schmeichel.

Law of the Game juga memuat aturan apabila pemain dari kedua tim melakukan pelanggaran saat penalti dieksekusi.

Jika bola masuk, tetapi ada pemain dari tim pengambil penalti (attacking team) melakukan pelanggaran, maka wasit menghentikan pertandingan dan menginstruksikan rekick atau mengulang tendangan penalti.

Namun, apabila bola tidak masuk atau ditepis oleh penjaga gawang, maka wasit menginstruksikan tendangan bebas tidak langsung (indirect free kick).

Tindakan yang dianggap sebagai pelanggaran oleh wasit adalah pemain menendang ke arah belakang, bola penalti ditendang oleh pemain yang tidak dianggap jelas sebagai pengambil penalti, dan pengambil tendangan penalti melakukan gerakan tipuan ketika mulai berlari menuju bola.

Aturan juga berlaku apabila tim dari penjaga gawang (defending team) melakukan pelanggaran. Jika bola hasil tendangan penalti tidak masuk ke gawang, maka wasit menginstruksikan untuk pengambilan penalti ulang.

Namun demikian, apabila bola berhasil masuk ke gawang, maka itu tetap dianggap sebagai gol yang sah.

Penyebab Tendangan Penalti

Tendangan penalti merupakan hukuman yang diberikan wasit kepada tim yang melakukan pelanggaran di area penalti. Pelanggaran yang dimaksud adalah yang dilakukan oleh tim bertahan terhadap tim menyerang.

Adapun tindakan yang dianggap wasit sebagai pelanggaran meliputi handball atau bola menyentuh tangan pemain dengan sengaja maupun tidak disengaja. Penalti juga diberikan apabila pemain menarik baju pemain lawan atau melakukan permainan keras di area kotak penalti.

Selain itu, pelanggaran yang dilakukan penjaga gawang juga dapat berujung hukuman penalti. Misalnya, penjaga gawang mengulur waktu pertandingan dan menghentikan pemain dengan cara keras.

Jarak Tendangan Penalti dari Gawang

Tendangan penalti atau kerap disebut tendangan 12 pas adalah sebuah tendangan yang dilakukan dari titik penalti dengan jarak 11 meter atau 12 yard dari gawang.

Sementara itu, pemain yang bukan pengambil penalti dan kiper harus berada di luar area penalti. Jaraknya 9,15 meter ke belakang dari titik penalti. Mereka tidak boleh melakukan pergerakan sebelum tendangan penalti dilakukan.

Posisi Kiper dalam Tendangan Penalti

Kiper atau penjaga gawang tetap berada di antara tiang gawang dan menatap pemain yang mengambil penalti. Penjaga gawang tidak diperbolehkan menyentuh tiang gawang, mistar gawang, dan jaring gawang sebelum bola ditendang.

Saat bola ditendang, paling tidak salah satu kaki penjaga gawang harus sejajar dengan garis gawang.

Baca juga artikel terkait PENJASKES atau tulisan lainnya dari Hery Setiawan

tirto.id - Olahraga
Kontributor: Hery Setiawan
Penulis: Hery Setiawan
Editor: Fitra Firdaus